WE ARE SHARE WHO WE ARE KNOW

PERSAHABATAN JERMAN-JEPANG-ITALIA

Share on :


Thanks to:Byoma G
A.Persahabatan erat Jerman dan Jepang dalam Perang Dunia II.

Keertan persahabatn antara Der Fuhrer Adolf Hitler dengan rekan Asianya Jepang selama Perang Dunia II praktis sangat jarang diketahui. Sumber-sumber sejarah umumnya banyak yang memaparkan bahwa Jerman dan Jepang sekalipun terikat dalam persekutuan Axis of Powers namun terkesan berperang sendiri-sendiri. Belum lagi isu Rasisme Nazi yang semakin memperparah kisah persahabatan kedua negara Fasis tersebut. Padahal fakta menunjukkan bahwa Der Fuhrer sangatlah menjunjung tinggi rekan Asianya tersebut sebaliknya Jepang pun juga demikian.

Dalam Perang Dunia II banya yang masih belum mengetahui bahwa Der Fuhrer membentuk sebuah gugusan patroli yang terdiri dari kapal-kapal selam (U Boat) Jerman untuk berpatroli di kawasan Asia-Pasifik. Tindakan Der Fuhrer ini tidak lain dikarenakan Jerman berusaha untuk membantuk Jepang mengamankan suplai logistiknya dari ancaman kapal-kapal perang Sekutu. Selain itu armada U-Boat Jerman juga diperuntukkan untuk mengawal kapal-kapal kargo Axis yang hilir mudik disekitar Asia-Eropa untuk membawa berbagai macam keperluan bagi kedua belah pihak. Dari Eropa Jerman senantiasa mengirimkan berbagai macam teknologi canggih untuk membantu peningkatan teknologi dan industrialisasi Jepang sementara Jepang membalas dengan memberikan SDA yang sangat dibutuhkan oleh pihak Axis Eropa untuk menunjang industri perang di tanah Eropa. Jepang sendiri jauh-jauh hari juga tengah mengembangkan sebuah pesawat pengebom jarak jauh yang rencananya akan digunakan Jepang untuk membantu pergerakan Jerman dan Axis Eropa di Uni Soviet. Bahkan Jepang sudah memperisapkan pasukan elit Kwantung Army di Korea dan Cina yang dikuasainya untuk kemungkinan kalau-kalau Jepang akan bergerak ke wilayah Uni Soviet (seandainya Moskow berhasil dikuasai Jerman).

Selain saling membantu sebagai sahabat dalam peperangan, Der Fuhrer Adolf Hitler juga sangat menaruh rasa hormat yang besar terhadap Jepang sebagai sekutunya di Asia. Seperti halnya dengan Mussolini, Der Fuhrer juga enggan mengutak-atik Asia yang memang berada dalam peta pengaruh Kekaisaran Jepang. Pernah pada suatu ketika, Herman Goering salah seorang petinggi NSDAP dan Panglima Luftwaffe membujuk Der Fuhrer untuk memasukkan Hindia Belanda ke dalam pengaruh Jerman. Goering memandang kekayaan alam Hindia Belanda akan berguna bagi keperluan industri perang Jerman ke depannya sehingga ia mengusulkan untuk membuat suatu perjanjian yang melindungi pemerintah kolonial Hindia Belanda dari ancaman Jepang. Der Fuhrer dengan tegas menolaknya. Meski perundingan telah dilakukan namun perundingan antara Jerman dan Hindia Belanda menemui jalan buntu tidak lain karena Der Fuhrer sendiri tidak memberi restu. Baginya Asia adalah wilayah pengaruh Jepang, pantang baginya mengusik-ngusik kepentingan sahabatnya sendiri, Selain itu pernah ada upaya dari dinas intelejen Jerman untuk menyabotase pemerintahan Kolonial Hindia Belanda demi mencegah perluasan pengaruh Yahudi Internasional di Asia. Seperti yang kita ketahui selama Belanda berkuasa di Hindia Belanda terdapat berbagai macam organisasi Freemason yang bertujuan untuk mendukung pergerakan Yahudi Internasional. Pihak Jerman melalui agen-agennya sebenarnya sudah siap untuk merancang sebuah plot untuk menjatuhkan pemerintah kolonial, namun Der Fuhrer mendadak membatalkannya. Keputusan tersebut diambil setelah adanya penandatangan pakta persekutuan Jerman-Jepang sehingga menempatkan Asia termasuk Hindia Belanda dibawah pengaruh Jepang. Dengan demikian Der Fuhrer menyerahkan usahanya tersebut kepada Jepang ketika Jepang menguasai Hindia Belanda. Sikap tersebut menunjukkan rasa hormat dari Der Fuhrer kepada pihak Jepang yang merupakan sekutunya.

Berbagai macam tindakan Der Fuhrer tersebut sesungguhnya telah meruntuhkan mitos mengenai rasisme Der Fuhrer sekaligus rencana Der Fuhrer untuk menikam Jepang suatu saat nanti demi kepentingan politik rasialnya. Der Fuhrer bukanlah orang yang suka mengkhianati atau bahkan menikam rekan-rekannya sendiri. Sikap inilah yang akhirnya membuat Der Fuhrer dan Jerman mendapatkan respect yang besar dari sekutu-sekutunya baik itu Italia maupun Jepang serta sekutu-sekutu lainnya dalam Pakta Axis. Namun kisah-kisah tersebut sangat jarag ditemukan sekali lagi akibat propaganda dari para pemenang perang. Tidak heran jika beberapa pihak di Indonesia sendiri terlihat heran ketika beberapa waktu yang lalu bangkai U Boat ditemukan di Indonesia. Hal ini dikarenakan minimnya sumber mengenai kerjasama yang erat antara Jerman dan Jepang selama Perang Dunia II. Padahal Jerman dan Jepang senantiasa saling bekerjasama dan saling melengkapi demi meraih tujuan mereka bersama dalam peperangan tersebut. Bahkan juga ada beberapa pendapat yang beredar bahwa keberhasilan serangan Jepang atas Pearl harbour tidak lain juga karena dukungan dari agen-aen intelejen Jerman yang berkedudukan di Asia-Pasifik.
B.Persahabatan Der Fuhrer dan IL Duce.

Dalam banyak sumber sering kita menemukan berbagai macam pendapat atau tulisan yang mengatakan bahwa hubungan antara Der Fuhrer Adolf Hitler dengan sekutu-sekutunya sendiri seperti Italia dan Jepang berlangsung tidak harmonis bahkan dinilai hanya demi kepentingan semata. Bahkan lebih parahnya ada pula pendapat yang mengemukakan bahwa kelak jika Jerman sudah meraih kemenangan melawan Sekutu, Hitler akan memutuskan untuk menyerang sekutu-sekutunya sendiri. Hal ini dilandasi oleh tuduhan pemikiran bahwa Fuhrer Adolf Hitler adalah seorang penganut teori Rasisme yang memandang bahwa bangsa Arya Jerman adalah bangsa yang berhak berkuasa di dunia. Benarkah??? Berikut saya akan paparkan bagaimna kehangatan persahabatan antara Der Fuhrer Adolf Hitler dan salah seorang sekutunya Benito Mussolini sang IL Duce Italia.

Jerman dan Italia menjalin persekutuan bersama dan mengikat diri dalam pakta Baja. Memang pada awalnya persekutuan tersebut tentunya dilandasi oleh persaman ideologi yang dianut oleh kedua negara (Fasisme). Namun bukan tidak mungkin bahwa kedua pemimpin Fasis tersebut merupakan sahabat dekat yang saling bahu membahu pada akhirnya untuk mewujudkan impian mereka bersama. Persahabatan itu ditunjukkan beliau dengan berbagai upaya yang dilakukannya untuk membantu pihak Italia selama perang. Bahkan ketika Italia hendak menggerakkan pasukannya di Afrika Utara, Der Fuhrer segera menelepon IL Duce dan menawarkan bantuan berupa pesawat bomber untuk membantu pergerakan Italia di Afrika Utara. Der Fuhrer juga terlihat sangat menghargai sahabatnya tersebut. Pernah suatu ketika para petinggi militer beliau meminta agar Jerman bergerak terlebih dahulu di Afrika Utara untuk menguasai sumber-sumber minyak yang sangat potensial bagi kebutuhan Jerman dimasa perang. Sekalipun usulan tersebut bernilai strategis, namun Der Fuhrer dengan tegas menolaknya. Alasan beliau menolak sangatlah simpel, beliau enggan mengusik wilayah yang menjadi kepentingan sahabatnya yaitu Italia. Beliau merasa tidak etis apabila mengusik wilayah kepentingan sahabatnya tanpa ada izin atau permintaan langsung dari sahabatnya tersebut. Karenanya Jerman mengirim Korps Afrika ke Afrika Utara pun didasari oleh permintaan Italia padahal jika dipikir-pikir jika beliau egois, bisa saja Der Fuhrer langsung memerintahkan pasukan Jerman bergerak ke Afrika Utara tanpa mengindahkan protes dari sahabatnya sejak dulu. Selain itu hal penting lainnya adalah pengorbanan yang beliau lakukan untuk menyelamatkan Italia dari keruntuhannya. Di tahun 1943, Jerman sebenarnya tengah mengadakan offensive balasan di daerah Kursk untuk memukul mundur pasukan Soviet. Dalam sebuah rapat di markas Jendral von Manstein, Jendral Jerman tersebut mencoba untuk membujuk Der Fuhrer untuk mengirimkan pasukan tambahan demi memenangkan pertempuran Kursk. Namum Der Fuher menolaknya. Banyak pendapat yang mengatakan hal tersebut termasuk bentuk arogansi Der Fuhrer yang menolak untuk mendengarkan saran dari para petinggi militernya, namun fakta lain menunjukkan bahwa penolakan Der Fuhrer itu memiliki alasan lain. Der Fuhrer mendengar akan adanya rencana invasi Sekutu ke Italia dan posisi Italia semenjak kejatuhan Korps Afrika tidaklah menguntungkan. Der Fuhrer bermaksud untuk mengerahkan pasukan cadangannya ke medan tempur Italia demi menolong sahabatnya dan mencegah keruntuhan Italia. Padahal kalau dipikir-pikir jika rencana von Manstein dituruti maka bisa saja turning point yang menguntungkan bagi Jerman akan terjadi dalam pertempuran Kursk hanya saja daripada memilih kemenangan sendiri, lebih baik dirinya berkorban untuk menyelamatkan sahabatnya. Karena keputusan beliau untuk mebantu Italialah maka Jerman memasuki periode perang defensif hingga 1945.

Dalam persahabatan sejatinya untung-rugi tidaklah diperhitungkan. Der Fuhrer rela mengorbankan ladang minyak di Afrika Utara dan Timur Tengah untuk menghormati sahabatnya Italia dan beliau juga rela mengorbankan kesempatannya memukul mundur Tentara Merah di Kursk juga demi membantu sahabatnya Italia. Demikianlah sekiranya wajah dari persahabatan Der Fuhrer dan IL Duce yang jarang diketahui oleh pihak umum akibat propaganda para pemenangan perang.
SOURCE:
https://www.facebook.com/das.bumorix?fref=ts 

0 komentar on PERSAHABATAN JERMAN-JEPANG-ITALIA :

About

mein_liebe.inc. Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Translate