WE ARE SHARE WHO WE ARE KNOW

PERANG THERMOPYLAE

 Kali ini kita akan mengupas tentang perang thermopylae yang pernah di buat menjadi film 300,tapi sebelum kita kupas tentang perang tersebut kita lihat dulu profil tentang masing-masing pasukan dari tiap kerajaan

Pasukan Sparta

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Patung marmer hoplites berhelm dari abad ke-5 SM, diduga sebagai patung Leonidas, raja Sparta, di Museum Arkeologi Sparta, Yunani.
Pasukan Sparta adalah pasukan militer di negara kota Sparta, yang merupakan salah satu negara kota terkuat di Yunani kuno. Pasukan ini merupakan salah satu inti perdaban negara Sparta, yang tujuan utama dari tiap penduduknya adalah menjadi prajurit yang kuat. Melaksanakan latihan militer bagi warganya sejak mereka masih kanak-kanak, pasukan Sparta menjadi salah satu pasukan tempur yang paling ditakuti dalam sejarah dunia. Pada masa kejayaannya pada abad ke-6 dan ke-4 SM, sudah secara umum dianggap bahwa "satu prajurit Sparta sama berharganya dengan beberapa prajurit dari negara lain."

Pasukan zaman Mykenai

Catatan tertua mengenai keterlibatan Sparta dalam perang adalah dalam Iliad, ketika mereka bertempur bersama kontingen Yunani lainnya. Seperti pasukan Mykenai lainnya, pasukan Sparta sebagian besarnya merupakan infantri, dilengkapi dengan pedang pendek, tombak, Dyplon dan satu perisai perunggu kecil. Ini adalah masa peperangan heroik dengan siasat yang sederhana, seringkali tidak lebih lebih dari sekadar serangan langsung dan pembunuhan banyak prajurit musuh — tidak aneh jika keseluruhan pasukan musuh dikejar dan dibantai setelah sebelumnya dipukul mundur. Siasat pertempurannya adalah "kebebasan untuk semua."."
Kereta perang digunakan orang-orang elit, namun tidak seperti di Timur Tengah, kereta perang Yunani tampaknya hanya digunakan untuk transoprtasi dan sebagai kendaaran angkut dalam perang, dengan para prajuritnya turun dari kereta perang untuk bertempur dengan berjalan kaki dan kemudian naik lagi ke kereta perang untuk pergi dari pertempuran, meskipun beberapa sumber menyebutkan bahwa ada juga prajurit yang menyerang menggunakan tombak dari atas kereta perang mereka.

Reformasi Zaman Arkaik dan perluasan

Sparta Mykenai, seperti wilayah lainnya di Yunani, dengan cepat diserbu oleh invasi Doria, yang mengakhiri peradaban Mykenai dan memulai Zaman Kegelapan Yunani. Pada masa ini, Sparta atau Lakadaimon hanyalah satu desa Doria di bantaran sungai Eurotas di Lakonia. Akan tetapi, pada awal abad ke-8 SM, masyarakat Sparta mengalami perubahan. Reformasi ini, yang oleh tradisi kuno disebut dilakukan oleh tokoh mitos Lykurgos, menciptakan institusi baru dan memulai ciri kemiliteran di negara Sparta. Konstitusi Lykurgos ini tetap tidak berubah dalam esensinya selama lima abad berikutnya. Sejak sekitar tahun 750 SM, Sparta melakukan perluasan perlahan-lahan, pertama-tama dengan menaklukan Amyklai dan pemukiman-pemukiman lainnya di Lakonia, dan kemudian, pada Perang Messenia Pertama, menaklukan negara Messenia yang subur. Pada awal abad ke-7 SM, Sparta, bersama dengan Argos, adalah kekuatan paling berpengaruh di Peloponnesos.

Hegemoni Sparta di Peloponnesos

Tidak dapat terelakkan, kedua kekuatan utama di Peloponnesos pun saling bentrok. Pada awalnya Argos meraih kesuksesan, seperti misalnya kemenangan pada Pertempuran Hysiai pada tahun 669 SM, yang memicu pemberontakan orang Messenia, yang menyibukkan pasukan Sparta selama hampir dua puluh tahun.Selama abad ke-6 SM, Sparta mengamankan kekuasaannya di semenanjung Peloponnesos: Arkadia dipaksa untuk mengakui kekuasaan Sparta, Argos kehilangan Knuria (pesisir tenggara Peloponnesos) sekitar tahun 546 SM dan harus menderita serangan menghancukan lainnya dari Kleomenes I pada Pertempuran Sepeia pada tahun 494 SM, sementara itu ekspedisi berulang Sparta melawan rezim tiran di seluruh Yunani sangat meningkatkan wibawa Sparta. Pada awal abad ke-7 SM, Sparta tak lagi tertandingi di Yunani selatan, sebagai kekuatan unggul (hegemon) dari Liga Peloponnesos yang baru didirikan (yang secara karakteristik lebih dikenal oleh orang-orang sezamannya sebagai "Bangsa Lakadaimon dan sekutunya").

Perang Persia dan Perang Peloponnesos

Pada akhir abad ke-6 SM, Sparta diakui oleh negara-negara kota kuat lainnya. Raja Kroisos dari Lydia membuat persekutuan dengan Sparta, dan di kemudian hari, kota-kota Yunani di Asia Minor meminta bantuannya dalam Pemberontakan Ionia.Dalam invasi kedua Persia ke Yunani yang dipimpin oleh raja Persia, Xerxes, Sparta ditunjuk sebagai pemimpin pasukan persekutuan Yunani di darat dan laut. Karena hal inilah, pasukan Sparta memainkan peranan krusial dalam menghalau invasi, terutama pada Pertempuran Thermopylae dan Pertempuran Plataia. Akan tetapi setelahnya, tuduhan persekongkolan Pausanias dengan Persia dan keengganan Sparta untuk pergi terlalu jauh dari rumah, menyebabkan Sparta mundur dari pasukan persekutuan Yunani, dan dengan demikian kepemimpinan atas pasukan persekutuan diberikan kepada Athena yang juga sedang bangkit. Athena menerima posisi dan bertekad akan terus melanjutkan usaha untuk menyerang Persia. Sementara itu, akibat dari pemunduran ini, Sparta menjadi cenderung isolasionis.
Kecenderungan isolasionis ini lebih jauh lagi diperkuat oleh adanya pemberontakan oleh beberapa sekutunya dan satu gempa bumi besar pada tahun 464 SM, yang disusul oleh pemberontakan berskala besar yang dilakukan oleh para helot Messenia. Pada saat bersamaan, Athena semakin kuat dan mulai menjadi kekuatan utama di Yunani. Ini akhirnya berujung pada bentrokan antara Athena dan Sparta, dan keduanya bertikai dalam Perang Peloponnesos Pertama serta Perang Peloponesos Kedua, yang merusakkan banyak daerah di Yunani. Sparta menderita beberapa kekalahan mengejutkan pada perang ini, termasuk untuk pertama kalinya seluruh unit Sparta menyerah pada Pertempuran Sphakteria pada tahun 425 SM. Meskipun demikian, Sparta pada akhirnya menjadi pemenang dalam perang ini, terutama karena dibantu secara finansial oleh Persia. Di bawah kepemimpinan admiralnya, yakni Lysandros, armada Peloponnesos yang dibiayai oleh Persia berhasil menaklukan kota-kota sekutu Athena, dan kemenangan telak pada pertempuran laut di Aegospotami akhirnya memaksa Athena untuk menyerah. Kekalahan Athena menjadikan Sparta sebagai negara yang memiliki kekuatan palong dominan di seluruh Yunani.

Pasukan Abadi (Kekaisaran Persia)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pasukan Abadi Persia, dekorasi di Istana Darius di Susa (510 SM).
Pasukan Abadi (dari bahasa Yunani: Ἀθάνατοι, Athánatoi, "abadi", dari awalan a ("tidak") + thanatos ("mati"); kadang disebut "Pasukan Abadi Persia" atau "Sepuluh Ribu Tentara Abadi") adalah nama yang diberikan oleh Herodotos untuk menyebut pasukan khusus dari Kekaisaran Persia Akhemeniyah. Pasukan Abadi bertugas sebagai Garda Imperial dan juga sebagai pasukan tempur. Sebagai Garda Imperial, Pasukan Abadi bertugas melindungi kekaisaran jika ada serangan dari luar, sedangkan sebagai pasukan tempur, Pasukan Abadi ikut serta dalam penyerangan yang dilakukan oleh Kekaisaran, salah satunya adalah ketika ekspansi Kekaisaran Persia dan pada Perang Yunani-Persia. Dalam masa damai, Pasukan Abadi bertugas sebagai pengawal kaisar. Nama pasukan ini dalam bahasa Persia kemungkinan adalah Anûšiya ('rekan').
Herodotos menggambarkan Pasukan Abadi sebagai infantri berat yang dipimpin oleh Hydarnes. Jumlah tentaranya adalah 10.000 prajurit. Yang boleh masuk ke dalam Pasukan Abadi hanya orang Persia, Medes, dan Elam. Pasukan Abadi memperoleh pelatihan yang lebih baik dan lebih berat daripada infantri ringan biasa. Para prajurit dalam Pasukan Abadi sudah dilatih dengan keras sejak kecil. Siasat yang biasa digunakan oleh Pasukan Abadi yaitu barisan depan menyerang musuh sedangkan barisan belakang menembakkan panah ke arah musuh. Para prajurit yang menjadi tentara Abadi adalah pria-pria yang sangat setia pada kaisar dan akan melindungi kaisar bahkan sampai mati.
Pasukan ini disebut sebagai "Pasukan Abadi" hanya oleh Herodotos. Sementara sumber dari Persia sendiri tidak menyebutkan nama pasukan ini.[ Kemungkinan, Herodotus telah keliru membedakan Anûšiya ('rekan') dengan Anauša ('Pasukan Abadi').
Selain oleh Herodotos, Pasukan Abadi disebutkan pula oleh Athenaios,(yang mengutip Herakleides dari Kyme); Hesykhios.(yang secara keliru menyebut Pasukan Abadi sebagai detasemen kavaleri); Procopius; serta sumber-sumber lain yang mengambil data dari Herodotos, sedangkan Cassiusmenyebut Pasukan Abadi dengan mengambil rujukan dari Romawi, dan menyebutnya sebagai pasukan tempur.

Bagian penyeimbang tombak Pasukan Abadi.
Menurut Herodotos dan Xenophon, pasukan ini dinamai Pasukan Abadi (Athanatoi) karena jumlahnya selalu tetap, yakni 10.000 prajurit. Mereka punya tradisi dan aturan bahwa jika ada tentara Abadi yang terbunuh, terluka parah, cacat serius, atau sakit, maka akan langsung digantikan oleh tentara baru sehingga jumlah pasukan ini selalu 10.000, tidak kurang dan tidak lebih,karena itulah pasukan ini dinamai Pasukan Abadi.
Menurut seorang ahli sejarah Persia, Ardeshir Radpour, selain karena jumlahnya selalu tetap, pasukan ini dinamai Pasukan Abadi juga karena mereka tidak pernah meninggalkan mayat prajurit yang mati di medan pertempuran. Mereka selalu memindahkan prajurit Pasukan Abadi yang terbunuh dan menjauhkannya dari pantauan musuh, dengan demikian musuh jarang melihat prajurit Pasukan Abadi yang mati. Ini seolah-oleh membuat prajurit Pasukan Abadi terlihat tidak dapat mati.
Nama lain dari Pasukan Abadi adalah Melophoroi (Para Pembawa Apel). Nama ini digunakan oleh para sejarawan pengikut Aleksander yang Agung. Pasukan Abadi membawa tombak yang memiliki penyeimbang berupa logam kecil berbentuk bulat untuk menyeimbangkan titik berat tombak. Bentuk penyeimbang tersebut mirip apel sehingga mereka disebut Para Pembawa Apel.Penyeimbang tombak itu juga dapat digunakan sebagai senjata untuk memukul musuh.

Sejarah

Kiri: Koresh yang Agung, ilustrasi buatan seorang seniman. Koresh adalah pendiri Kekaisaran Persia Akhemeniyah sekaligus penggagas pembentukan Pasukan Abadi. Kanan: Wilayah Kekaisaran Persia Akhemeniyah di bawah kepemimpinan Koresh yang Agung. Pada masa tersebut, kekaisaran yang dipimpin Koresh merupakan kekaisaran terbesar di dunia. Jika dibandingkan dengan masa modern, maka kekuasaannya akan meliputi Turki, Israel, Georgia dan Arabia di barat sampai Kazakhstan, Kyrgyzstan, Sungai Indus (Pakistan) dan Oman di timur.
Kiri: Koresh yang Agung, ilustrasi buatan seorang seniman. Koresh adalah pendiri Kekaisaran Persia Akhemeniyah sekaligus penggagas pembentukan Pasukan Abadi. Kanan: Wilayah Kekaisaran Persia Akhemeniyah di bawah kepemimpinan Koresh yang Agung. Pada masa tersebut, kekaisaran yang dipimpin Koresh merupakan kekaisaran terbesar di dunia. Jika dibandingkan dengan masa modern, maka kekuasaannya akan meliputi Turki, Israel, Georgia dan Arabia di barat sampai Kazakhstan, Kyrgyzstan, Sungai Indus (Pakistan) dan Oman di timur.
Kiri: Koresh yang Agung, ilustrasi buatan seorang seniman. Koresh adalah pendiri Kekaisaran Persia Akhemeniyah sekaligus penggagas pembentukan Pasukan Abadi.
Kanan: Wilayah Kekaisaran Persia Akhemeniyah di bawah kepemimpinan Koresh yang Agung. Pada masa tersebut, kekaisaran yang dipimpin Koresh merupakan kekaisaran terbesar di dunia. Jika dibandingkan dengan masa modern, maka kekuasaannya akan meliputi Turki, Israel, Georgia dan Arabia di barat sampai Kazakhstan, Kyrgyzstan, Sungai Indus (Pakistan) dan Oman di timur.
Menurut Xenophon, Pasukan Abadi dibentuk oleh Koresh yang Agung. Pada masa kekuasaan Koresh, Kekaisaran Persia Akhemeniyah berhasil menaklukan bangsa Assyria, bangsa Bablionia, bangsa Medes, bangsa Kurdi, bangsa Lydia, bangsa Parthia, bangsa Turki, bangsa Armenia, dan bangsa Ionia. Kekuasaannya terbentang mulai dari sungai Indus di India sampai Hellespontos di Yunani. Karena kekaisarannya bertambah luas, Koresh merasa bahwa keamanan istananya perlu ditingkatkan:
Dia memikirkan kepada siapa dia dapat mempercayakan keamanan istananya........ Dia memilih di antara mereka sepuluh ribu prajurit, yang berkemah di sekitar istana, menjaganya siang dan malam, dan ikut menemaninya jika dia pergi, mengiringi di dekatnya.
Dalam pertempuran, Pasukan Abadi bertanggung jawab untuk melindungi tenda kerajaan yang ditempati oleh kaisar.Pasukan Abadi ikut berperang dalam penaklukan Koresh yang Agung di Kekaisaran Babilonia Baru pada 547 SM, kampanye Kambises melawan Mesir pada 525 SM dan invasi Darius yang Agung ke Punjab Barat dan Sindh di India serta ke Skithia pada 520 SM dan 513 SM.Dalam Pertempuran Gaugamela pada 331 SM, Pasukan Abadi melindungi gerak mundur kaisar Darius III. Kemungkinan Pasukan Abadi juga ikut serta dalam Pertempuran Gerbang Persia pada 330 SM.
Aleksander yang Agung berhasil mengalahkan Pasukan Abadi dalam Pertempuran Issos pada 333 SM. Setelah Kekaisaran Persia Akhemeniyah runtuh, Pasukan Abadi pun dibubarkan.

Perang Yunani-Persia

Dalam Perang Yunani-Persia, Pasukan Abadi berpartisipasi dalam Pengepungan Eretria dan Pertempuran Marathon pada 490 SM dalam invasi yang pertama, serta Pertempuran Thermopylae pada 480 SM dan Pertempuran Plataia pada 79 SM dalam invasi yang kedua. Di Thermopylae, Pasukan Yunani menghalangi jalan sempit di pesisir dan mencegah pasukan Persia memasuki kota-kota Yunani. Namun Pasukan Abadi mengambil jalan memutar dan berhasil mengepung pasukan Yunani sebelum kemudian mengalahkannya. Pasukan Abadi juga terlibat pada tahun kedua perang, pada 479 SM. Ketika itu pasukan Persia mengalami kekalahan di Salamis sehingga Xerxes memutuskan untuk pergi dari Yunani dan menugaskan Mardonios untuk meneruskan kampanye militer. Mardonios memilih untuk membawa seluruh Pasukan Abadi kecuali pemimpin mereka, Hydarnes, karena Hydarnes lebih suka mengikuti Xerxes untuk pulang. Maka Pasukan Abadi pun menjadi bagian dari pasukan pendudukan Persia di Yunani di bawah pimpinan Mardonios.Namun Pasukan Abadi tidak pernah disebutkan kaitannya dengan operasi pada tahun 479 SM sehingga ada kemungkinan bahwa mereka sebenarnya kembali ke Asia bersama Xerxes dan Hydarnes.

Pertempuran Thermopylae

Keterlibatan Pasukan Abadi dalam Pertempuran Thermopylae adalah yang paling terkenal.[24] Xerxes dan pasukannya yang berjumlah sangat banyak datang ke Yunani untuk menaklukan Athena dan kota-kota di sekitarnya. Bangsa Yunani memutuskan untuk bersekutu untuk menghadapi Persia.Persekutuan tersebut dipimpin oleh Sparta. Raja Sparta, Leonidas I, memutuskan untuk menghalangi Persia di "Gerbang Panas", sebuah celah sempit yang hanya bisa dilalui oleh sedikit prajurit. Pasukan Yunani terdiri dari sekitar 7,000 prajurit, di antaranya adalah 300 prajurit Sparta. Menurut sumber-sumber kuno, pasukan Persia berjumlah jutaan, suatu klaim yang sangat mungkin terlalu dilebih-lebihkan. Kalah jumlah, pasukan Yunani mampu menahan pasukan Persia selama tiga hari. Pasukan Yunani menjalani tiga pertempuran di Thermopylae sebelum akhirnya dikepung dan dikalahkan.
Kiri: Formasi Phalanx pasukan Yunani. Kanan: Pasukan Abadi Persia pada upacara di Iran memperingati 2500 tahun pendirian Kekaisaran Persia Akhemeniyah oleh Koresh yang Agung.
Kiri: Formasi Phalanx pasukan Yunani. Kanan: Pasukan Abadi Persia pada upacara di Iran memperingati 2500 tahun pendirian Kekaisaran Persia Akhemeniyah oleh Koresh yang Agung.
Kiri: Formasi Phalanx pasukan Yunani.
Kanan: Pasukan Abadi Persia pada upacara di Iran memperingati 2500 tahun pendirian Kekaisaran Persia Akhemeniyah oleh Koresh yang Agung.
Pada hari pertama pertempuran, Xerxes terkejut karena pasukan Yunani, yang berjumlah lebih sedikit, mau melawan pasukannya. Pasukan Yunani memakai formasi yang disebut "Formasi Phalanx." Para hoplites (infantri berat Yunani) merapatkan perisai mereka, dan beberapa barisan terdepan mengarahkan tombaknya ke depan. Formasi ini merupakan paduan dinding perisai dan tombak-tombak yang terarah ke musuh. Formasi ini sulit ditembus oleh pasukan Persia. Xerxes menawarkan Leonidas untuk menyerah. Leonidas menolak dan Xerxes pun mengirim pasukan Medes untuk menyerang pasukan Yunani. Pasukan Medes adalah infantri ringan yang mengenakan baju zirah kulit dan membawa tombak serta perisai. Pasukan Medes dibantai oleh pasukan Yunani. Karena serangan pertamanya gagal, Xerxes pun bersiap untuk mengirimkan Pasukan Abadinya. Xerxes merasa yakin bahwa Pasukan Abadi akan mampu mengalahkan pasukan Yunani.
Dengan perintah Xerxes, Pasukan abadi pun maju. Komandan Pasukan Abadi adalah Hydarnes (bahasa Persia Kuno: Vidarna ("penyobek”)). Pasukan Abadi bergerak menyerang pasukan Yunani dan barisan depan mereka berhasil dipatahkan oleh kumpulan tombak pasukan Yunani, formasi pasukan Yunani tetap tak tertembus.Ini karena kuatnya para prajurit Yunani dan Sparta, selain juga karena para prajurit Yunani mengenakan baju zirah perunggu dan helm Korinthos yang kuat. Senjata-senjata Pasukan Abadi, yang berhasil mengalahkan pasukan-pasukan di Asia, tidak mampu menembus pertahanan pasukan Yunani. Perlengkapan pelindung Yunani memberi perlindungan yang kuat dan sulit ditembus oleh Pasukan Abadi. Sebaliknya, tombak dory pasukan Yunani terbukti fatal bagi Pasukan Abadi. Bahkan perisai Pasukan Abadi dapat hancur jika diserang dengan sudut dan kecepatan yang tepat.
Pasukan Abadi tidak mampu mengalahkan pasukan Yunani karena perisai mereka lebih lemah, selain itu mereka tidak memakai helm dan pelindung kaki. Pasukan Abadi memiliki kelebihan karena membawa panah, namun panah-panah mereka juga tidak terlalu berguna terhadap pasukan Yunani yang memiliki pelindung kuat. Perlindungan Pasukan Abadi yang lebih sedikit ini disebabkan Kekaisaran Persia lebih mengutamakan penggunaan kavaleri dan pemanah dalam jumlah yang sangat banyak. Di kemudian hari, infantri Persia mulai mengadopsi perisai hoplon Yunani. Selain itu tempat pertempuran yang sempit lebih menguntungkan pasukan Yunani, dan karena mereka bertempur untuk membela tanah air, maka moral pasukan Yunani juga lebih tinggi.
Pada hari kedua, Xerxes kembali mengirimkan Pasukan Abadi untuk menyerang pasukan Yunani, namun seperti halnya pada hari pertama, serangan ini tidak banyak membuahkan hasil. Karena kegagalan ini, Xerxes mulai kebingungan memikirkan langkah selanjutnya dan mempertimbangkan tentang kekalahan. Pada hari kedua itu pula, Xerxes didatangi oeh seorang pengkhianat bangsa Yunani bernama Ephialtes dari Trakhis.[27] Dia memberi informasi mengenai jalan gunung di sekitar Thermopylae yang dapat digunakan untuk mengepung pasukan Yunani. Atas tindakannya, di kemudian hari nama "Ephialtes" di Yunani menjadi bermakna "mimpi buruk" dan disamakan dengan pengkhianat. Setelah mendapat informasi itu, pada petang hari Xerxes mengirim Hydarnes bersama 20.000 prajurit untuk mengepung pasukan Yunani melalui jalur tersebut. Kemungkinan dalam pasukan yang dipimpin oleh Hydarnes itu, dimasukkan pula sisa-sisa Pasukan Abadi yang belum terluka. Jalur itu dimulai dari arah timur kamp pasukan Persia dan terbentang di sepanjang punggung gunung Anopaia, yang berada di sisi celah yang dijaga oleh pasukan Yunani. Jalur itu bercabang, yang satu menuju Phokis dan yang lainnya menuju Teluk Malia tempat pasukan Yunani bersiaga.Dengan menggunakan jalur itu, pasukan Persia dapat menjepit pasukan Yunani.
Hari ketiga sekaligus terakhir dari pertempuran tersebut merupakan kehancuran bagi pasukan Yunani. Ketika sadar bahwa pasukan Persia akan berasil mengepung mereka, Leonidas memerintahkan sebagian pasukan Yunani untuk mundur dan menyelamatkan diri, sedangkan sebagian lainya, dengan dipimpin oleh Leonidas, tetap bertahan. Ketika pasukan Persia berdatangan, pasukan Yuani mencoba bertahan dan membunuh sebanyak mungkin serdadu Persia. Ketika Pasukan Abadi ikut maju, pasukan Yunani semakin terdesak. Sebagian prajurit Thebes menyerah dan dijadikan tawanan, sedangkan para prajurit Yunani lainnya terus melawan dan dibantai. Dalam baku hantam itu, korban juga berjatuhan di pihak Pasukan Abadi; dua orang adik Xerxes, yang menjadi prajurit Pasukan Abadi, gugur. Seusai pertempuran, Xerxes memerintahkan semua mayat prajurit Persia untuk dikubur supaya tidak mempengaruhi mental pasukan. Xerxes, yang sangat marah terhadap Leonidas, memerintahkan juga supaya mayat Leonidas untuk dipenggal, kepalanya ditancapkan pada sebuah galah, dan tubuhnya disalibkan.

Pelatihan

Prajurit Medes (kiri) dan prajurit Persia (kanan), Relief di Persepolis.
Hanya anak laki-laki keturunan Persia yang bisa masuk ke dalam pelatihan Pasukan Abadi. Di kemudian hari persyaratannya bertambah, yaitu seseorang harus setia pada ajaran Zoroaster jika ingin menjadi tentara Pasukan Abadi. Berdasarkan Strabo, para calon tentara Pasukan Abadi harus menjalani pelatihan sejak masa anak-anak. Pelatihan mereka sangat berat dan keras baik secara fisik maupun psikologis. Mereka barangkali sudah dilatih sejak usia 5 atau 7 tahun. Mereka harus belajar bertahan hidup dalam kondisi yang sulit, misalnya bertahan hidup dengan memakan buah-buahan liar semacam pistachio (kenari hijau), acorn (buah pohon ek), delima, dan pir liar. Mereka juga harus punya kemampuan untuk menjinakkan kuda liar. Anak-anak itu dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 50 orang dan mereka dilatih menunggang kuda, bertarung, menggunakan senjata, memanah, berenang, melempar tombak, berlari, dan berbaris. Mereka juga dilatih untuk dapat bertahan dalam kondisi cuaca yang tidak mendukung. Herodotos menyebutkan bahwa usia para prajurit yang termasuk Pasukan Abadi berkisar antara 15 tahun sampai 50 tahun. Ketika sudah berusia sekitar 50 tahun, seorang tentara Abadi boleh pensiun dan diberi semacam tunjangan pensiun.
Sebelum menjadi kaisar, Darius pernah bertugas sebagai prajurit Pasukan Abadi pada masa pemerintahan kaisar Kambises II, dan Darius pernah mengatakan bahwa berkat pelatihan yang diperolehnya, dia dapat menjadi seorang petarung yang sangat tangguh. Darius berkata dengan bangga:
Aku terlatih menggunakan tangan dan kaki. Sebagai penunggang kuda, aku adalah penunggang kuda yang hebat. Sebagai pemanah, aku adalah pemanah yang hebat, baik sambil berdiri maupun sambil menunggang kuda. Sebagai penombak, aku adalah penombak yang hebat, baik sambil berdiri maupun sambil menunggang kuda.

Perlengkapan

Ilustrasi buatan seniman yang menggambarkan tentara Pasukan Abadi yang mengenakan pakaian tempur.
Ilustrasi buatan seniman yang menggambarkan tentara Pasukan Abadi yang mengenakan pakaian tempur.
Ilustrasi buatan seniman yang menggambarkan tentara Pasukan Abadi yang mengenakan pakaian tempur.
Herodotos menggambarkan persenjataan tentara Abadi sebagai berikut: tombak pendek, pedang pendek atau belati besar yang bergantung di pinggang kanan, busur dan panah, serta perisai yang kecil dan ringan.Mereka mengenakan jubah yang penuh dengan hiasan dan sulaman, dan diwarnai dengan warna ungu, biru, kuning, dan putih.Di balik jubahnya mereka memakai baju zirah sisik, yaitu baju zirah berat yang bentuknya menyerupai sisik. Zirah sisik tersebut ternyata memberikan perlindungan yang kurang efektif melawan tentara Yunani yang memakai baju zirah linen dan perunggu. Pasukan Abadi juga memakai baju zirah kulit yang tebal dan dibuat dari kulit hewan yang direbus.
Perisai Pasukan Abadi disebut gerron, dibuat dari kayu yang dilapisi kulit atau kain, dan bentuknya mirip biola. Ada pula tentara Abadi yang membawa perisai berbetuk persegi panjang atau bulat.Mereka menggunakan perisainya untuk perlindungan dan penyerangan. Perisai ini cukup kuat menahan panah, namun tidak dapat menghentikan tusukan tombak dory tentara Yunani.Pada awalnya, perisai ini berbentuk oval.[31] Tombak mereka merupakan senjata jarak menengah dengan panjang sekitar 2 sampai 2,5 meter. Batang tombaknya dibuat dari kayu pohon abu dan ujungnya adalah belati yang tajam. Tombak tersebut digunakan dengan cara ditusukkan pada musuh. Tombak ini dapat dengan mudah dihentikan oleh perisai hoplon Yunani. Pada masa awal, Pasukan Abadi membawa tombak ganjur kavaleri yang pendek. Senjata jarak jauh mereka adalah busur panah yang panjang yang kuat. Busur ini panjangnya sekitar satu meter dan ujunga dihias dengan bentuk kepala binatang. Di pungungnya, para tentara Abadi membawa tempat panah yang berisi banyak anak panah. Anak panah mereka memiliki mata panah yang dibuat dari besi atau perunggu. Para tentara Abadi lihai dalam menggunakan panah, serdadu Pasukan Abadi yang sangat terampil bahkan mampu memanah musuh sambil bergerak. Ada kemungkinan bahwa panah mereka dicelup dalam racun kobra India supaya menjadi lebih mematikan, namun tak ada cukup bukti untuk hal ini. Untuk pertempuran jarak dekat, Pasukan Abadi mempergunakan pedang bermata ganda yang disebut akinaka. Pedang ini memiliki panjang sekitar 35–45 cm. Pegangannya mungkin dihiasi dengan ukiran kepala singa dari emas. Pedang ini digunakan untuk memotong, mencincang, dan menusuk musuh. Namun, pedang ini jarang digunakan terhadap musuh dan lebih sering dipakai untuk berduel dengan prajurit tingkat tinggi dan prajurit elit lain. Senjata lainnya adalah sagaris, yaitu kapak yang digunakan untuk menjatuhkan musuh yang menunggang kuda. Kapak ini juga berfungsi untuk menembus perlengkapan pelindung musuh dan digunakan melawan kavaleri Skithia dan hoplites Yunani yang memiliki baju pelindung tebal dan kuat. Kapak ini berguna untuk melawan pertahanan yang tidak dapat ditembus oleh tombak ataupun pedang.
Para perwira tinggi tidak membawa senjata yang berbeda dengan prajurit biasa, namun senjata mereka memiliki hiasan dan dekorasi yang lebih banyak dan rumit. Menurut beberapa sejarawan, Pasukan Abadi memakai rantai dan gelang emas, kemungkinan sebagai tanda status sosial atau pangkat militer. Penyeimbang tombak prajurit biasa dibuat dari perak, sedangkan perwiranya menggunakan penyeimbang tombak dari emas.Dari sepuluh ribu tentara Abadi, sembilan ribu di antaranya adalah prajurit biasa dan seribu lainnya adalah perwira. Menurut Herakleides dari Kyme, seribu orang perwira ini dipilih dari orang-orang kelahiran bangsawan (aristindên) dan harus orang Persia.
Hiasan kepala yang dipakai oleh Pasukan Abadi dipercaya sebagai tiara Persia. Bentuk pastinya tidak diketahui namun beberapa sumber menggambarkannya sebagai penutup kepala atau topi yang dapat ditarik menutupi wajah untuk melindungi dari angin dan debu di daratan Persia yang gersang dan juga untuk mengintimidasi musuh.Ada kemungkinan bahwa Pasukan Abadi memiliki semacam helm logam, mungkin dari perunggu, yang digunakan dalam pertempuran.
Seorang prajurit Pasukan Abadi yang mengenakan baju zirah bergaya Anatolia dengan hiasan bergaya Persia dan penutup kepala bergaya Skithia, serta membawa kapak sagaris dan perisai bundar yang berlukiskan lambang Kekaisaran Persia Akhemeniyah.
Jubah Pasukan Abadi berbeda-beda seiring waktu dan pangkat prajurit. Pada awalnya, Pasukan Abadi mengenakan jubah putih panjang dengan sisik besi dan emas, celana panjang yang longgar, penutup kepala berwarna ungu dan violet. Di kemudian hari, tipe pakainnya tidak berubah namun warnanya yang berubah. Jubahnya menjadi kuning terang dengan kerah ungu dan garis ungu yang memanjang di bagian depan jubah. Penutup kepalanya menjadi berwarna kuning terang juga, sedangkan celana panjangnya berwarna ungu. Mantel besar berwarna ungu juga menjadi bagian dari pakaian mereka. Untuk perwira tinggi, pakaiannya tidak banyak terdapat perbedaan namun memiliki lebih banyak hiasan. Pada masa awal, para perwira memang mengenakan pakaian yang berbeda dari prajurit biasa, termasuk memakai tiara emas. Di kemudian hari, hanya tiara para perwira yang tetap berbeda dari prajurit biasa.
Pasukan Abadi membuat para penulis Yunani terkesan dengan kemewahan mereka. Herodotos menyebut bahwa Pasukan Abadi "melampaui semua pasukan lainnya dalam hal keindahan," dan bahwa "mereka berkilau melalui banyak ornamen emas yang menghiasi mereka." Quintus Curtius juga menyebut, "Kalung emas mereka, pakaian mereka yang bersulam emas, dan jubah berlengan, juga dihiasi permata."[36] Aelianus menyebut bahwa Pasukan Abadi mengenakan pakaian berwarna "ungu dan kuning."
Sangat mungkin bahwa para penombak dan pemanah yang digambarkan pada relief berukir dan batu bata warna dari masa Akhemeniyah di istana Darius I di Susa adalah Pasukan Abadi. Relief itu menggambarkan prajurit yang mengenakan jubah yang rumit dan perhiasan emas, meskipun pakaian tersebut sangat mungkin dipakai hanya untuk keperluan ritual upacara.Sementara dalam pertempuran, mereka mengenakan pakaian yang lebih memudahkan untuk bergerak.

Organisasi

Pasukan Abadi terbagi ke dalam beberapa resimen berdasarkan kualitas dan status sosial. Pangkat tertinggi adalah "resimen ungu" dan bertugas paling dekat dengan kaisar. Mereka memakai warna ungu yang dikenal sebagai "ungu Tyre". Warna tersebut didapat dari siput laut dan amat sangat mahal. Resimen ini berjumlah 1.000 prajurit dan penyeimbang tombak mereka terbuat dari emas. Resimen lainnya adalah resimen kuning, biru, dan merah. Resimen Pasukan Abadi diiringi oleh karavan berupa kereta tertutup, unta, dan bagal yang membawa suplai, makanan, budak wanita, pelayan, dan juru masak untuk melayani pasukan.Kereta suplai tersebut membawa makanan khusus yang disediakan hanya untuk para tentara Abadi.Beberapa perwira pangkat tinggi biasanya membunuh singa, cheetah atau macan tutul untuk menunjukkan kemampuan dan keberanian mereka. Mereka kemudian akan mengenakan bulu dari hewan yang telah mereka bunuh.Komandan Pasukan Abadi disebut "hazarapat". Jabatan komandan Pasukan Abadi merupakan suatu jabatan yang cukup tinggi di Kekaisaran Persia Akhemeniyah, dan orang yang memegang jabatan ini selain mengatur Pasukan Abadi juga memperoleh kekuasaan politik yang cukup besar.Pada invasi kedua Persia ke Yunani, yang menjadi komandan Pasukan Abadi adalah Hydarnes.Orang lainnya yang pernah menjadi komandan Pasukan Abadi adalah seorang wanita bernama Pantea Arteshbod.
Mengenai kemewahan yang diperoleh Pasukan Abadi, Herodotos menulis:
Dari semua pasukan dalam angkatan perang Persia, penduduk asli Persia (Pasukan Abadi) bukan hanya yang terbaik tapi juga yang paling dilengkapi secara mewah; pakaian dan baju zirah mereka sudah aku sebutkan, tapi aku harus menambahkan bahwa setiap serdadu berkilau dengan emas yang di bawanya dalam jumlah yang sangat banyak. Mereka juga ditemani oleh kereta tertutup berisi pelayan dan budak wanita mereka, semuanya dihias secara rumit. Makanan spesial, dipisahkan dari pasukan lainnya, dibawakan untuk mereka dengan unta dan bagal.
Herodotos, Historia, 7.83

Penerus

Setelah masa Kekaisaran Persia Akhemeniyah berakhir, nama Pasukan Abadi pernah digunakan oleh beberapa pasukan lainnya.

Sassaniyah

Nama "Pasukan Abadi" dimunculkan kembali oleh Pasukan Sassaniyah. Unit Savaran yang paling terkenal adalah Zhayedan (Pasukan Abadi) dan berjumlah 10.000 prajurit, seperti halnya pendahulu Akhemeniyahnya. Bedanya adalah bahwa mereka adalah pasukan kavaleri. Tugas utama mereka adalah mengamankan penerobosan dalam pertempuran dan memasuki pertempuran pada saat yang krusial. Pasukan Zhayedan ini dipimpin oleh seorang komandan dengan gelar "Varthagh-Nighan Khvadhay." Pasukan ini adalah pasukan katafrakt dan sering dikerahkan untuk melawan pasukan Arab. Para serdadunya menunggangi kuda-kuda yang kuat dan tangguh, yang berasal daerah Iran barat.

Bizantium

Pada masa Kekaisaran Bizantium, nama Pasukan Abadi digunakan sebagai nama pasukan yang terdiri dari orang-orang bangsawan dan pada awalnya dibentuk oleh kaisar Yohanes I Tzimiskes untuk melawan bangsa Rus'.Para sedadunya disebutkan mengenakan baju zirah dari emas dan perak. Pasukan ini kemungkinan dibubarkan tidak lama setelah itu. Namun di kemudian hari, Pasukan Abadi dibentuk kembali di bawah kekuasaan kaisar Mikhael VII Doukas (1071–1081).Jenderalnya, Nikephoros, mereorganisir pasukan daerah tengah ("Tagmata") di Kekaisaran Bizantium seiring kekalahan di Manzikert oleh Turki pada 1071. Sisa-sisa pasukan provinsi di Themes (provinsi militer) dikumpulkan kembali dalam resimen Garda Imperial baru bernama Pasukan Abadi Persia dan dilaporkan berjumlah sekitar 10.000 prajurit. Kemungkinan Pasukan Abadi ini dibubarkan pada tahun 1200.[50]

Masa modern

Berabad-abad kemudian selama Perang Napoleon/Perang Koalisi, Napoleon memiliki kesatuan tentara elit yang disebut Garda Imperial. Pasukan ini dibagi menjadi tiga bagian (Garda Tua, Garda Tengah, dan Garda Muda) dan berisi tentara-tentara Prancis terbaik. Para tentara Prancis lainnya menyebut Garda Imperial ini sebagai "Pasukan Abadi".
Pasukan Iran modern di bawah pimpinan Shah terakhir meliputi semua sukarelawan Garda Javidan, juga dikenal sebagai "Pasukan Abadi." Pasukan Abadi yang ini bermarkas di Barak Lavizan di Teheran.[55] Pada tahun 1978, pasukan elit ini meliputi satu brigade yang terdiri dari 4,000–5,000 tentara, termasuk satu batalion tank Chieftain. Seiring penggulingan rezim Imperial pada 1979, Pasukan Abadi pun dibubarkan

Pertempuran Thermopylae

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pertempuran Thermopylae
Bagian dari Perang Yunani-Persia
Thermopylae ancient coastline large.jpg
Situs pertempuran pada masa kini:
jalan di sebelah kanan dibangun di atas tanah reklamasi
dan perkiraan garis pantai pada 480 SM













Pertempuran Thermopylae is located in Yunani
Lokasi Pertempuran Thermopylae
Pertempuran Thermopylae ( /θərˈmɒpɪl/ thər-MOP-i-lee; bahasa Yunani: μάχη τῶν Θερμοπυλῶν, machē tōn Thermopylōn) adalah pertempuran antara persekutuan negara kota Yunani, dipimpin oleh Raja Leonidas dari Sparta, melawan Kekaisaran Persia pimpinan Xerxes I selama tiga hari, pada invasi kedua Persia ke Yunani. Pertempuran ini terjadi berbarengan dengan pertempuran laut di Artemision, pada Agustus atau September 480 SM, di celah pesisir sempit Thermopylae ('Gerbang Panas'). Invasi Persia ini adalah tanggapan yang tertunda atas kekalahan pada invasi pertama Persia ke Yunani, yang berujung pada kemenangan Athena dalam Pertempuran Marathon pada 490 SM. Xerxes mengumpulkan pasukan darat dan angkatan laut yang besar untuk menaklukan seluruh Yunani. Jenderal Athena, Themistokles mengusulkan agar pasukan Yunani menghalangi gerak maju pasukan Persia di celah Thermopylae, dan pada saat yang sama menghalangi armada persia di Selat Artemision.
Pasukan Yunani sebanyak 7.000 orang berarak ke utara untuk menghalangi celah pada musim panas 480 SM. Pasukan Peria, yang oleh sumber-sumber kuno disebut berjumlah lebih dari jutaan namun kini diduga berjumlah jauh lebih sedikit (beragam angka diusulkan oleh para sejarawan antara 100,000 dan 150,000),[5][6] tiba di celah pada akhir Agustus atau awal September. Pasukan Yunani yang kalah jumlah menahan pasukan Persia selama tujuh hari (termasuk tiga hari pertempuran) sebelum barisan belakangnyanya dihancurleburkan dalam salah satu perjuangan terakhir paling terkenal dalam sejarah. Selama dua hari penuh pertempuran, pasukan kecil yang dipimpin Raja Leonidas I dari Sparta menghalangi satu-satunya jalan yang dapat dilalui oleh pasukan besar Persia. Setelah hari kedua pertempuan, seorang penduduk lokal bernama Ephialtes mengkhianati pasukan Yunani dengan memberitahu jalan kecil ke balik garis pertahanan Yunani. Leonidas, menyadari bahwa pasukannya akan terkepung, menyuruh sebagian besar tentaranya pergi sedangkan dirinya tetap bertahan bersama 300 tentara Sparta, 700 tentara Thespiai, 400 tentara Thebes dan mungkin beberapa ratus tentara lainnya. Pada akhirnya sebagian besar tentara Yunani terbunuh.
Setelah pertempuran ini, armada Yunani, di bawah komando politisi Athena Themistokles, di Artemision memperoleh kabar kekalahan di Thermopylae. Karena strategi Yunani membutuhkan pertahanan di Thermopylae dan Artemision, sedangkan Thermopylae tak dapat dipertahankan, maka armada Yunai pun memutuskan untuk mundur ke Salamis. Pasukan Persia menyerbu Boiotia lalu menaklukan Athena yang penduduknya sebelumnya telah dievakuasi. Armada Yunani, menginginkan kemenangan atas armada Persia, memutuskan untuk menyerang dan akhirnya berhasil mengalahkan armada Persia dalam Pertempuran Salamis pada akhir 480 SM. Takut terjebak di Eropa, Xerxes pun mundur bersama sebagian besar pasukannya ke Asia (banyak tentaranya yang kemudian tewas akibat kelaparan dan penyakit), meinggalkan Mardonios untuk tetap meneruskan penaklukan atas Yunani. Setahun kemudian, pasukan Yunani secara telak mengalahkan pasukan Persia pada Pertempuran Plataia, dengan demikian mengakhiri invasi Persia.
Pra penulis kuno dan modern menggunakan Pertempuran Thermopylae sebagai contoh kekuatan patriotik dalam mempertahankan tanah air. Keunggulan awal pasukan Yunani pada Pertempuran Thermopylae juga digunakan sebagai contoh keuntungan yang diperoleh melalui latihan, perlengkapan, dan pemanfaatan medan secara baik sebagai pengganda kekuatan dan telah menjadi simbol keberanian melawan sesuatu yang nampak lebih kuat.


Peta Perang Yunani-Persia.
Dua negara kota Yunani, Athena dan Eretria menyerukan Pemberontakan Ionia, yag berakhir dengan kegagalan, melawan Kekaisaran Persia pimpinan Darius I pada 499–494 SM. Kekaisaran Persia masih muda, dan rentan terhadap pemberontakan oleh rakyatnya. Apalagi Darius adalah seorang perebut kekuasaan, dan ia sendiri memang telah menghabiskan banyak waktu berusaha memadamkan berbagai pemberontakan melawan kekuasaannya.
Pemberontakan Ionia mengancam kesatuan kekasiarannya, sehingga Darius pun bersumpah menghukum mereka yang terlibat di dalamnya, terutama Athena, "karena ia yakin bahwa [bangsa Ionia] pasti akan diuhukum atas pemberontakan mereka." Darius juga melihat kesempatan untuk memperluas kekaisarannya ke ke dunia Yunani kuno yang terpecah-pecah. Ekspedisi awal di bawah Mardonios pada 492 SM untuk mengamankan wilayah yang dekat dengan Yunani berhasil membuat Persia menaklukan kembali Thrakia, dan memaksa Makedonia menjadi kerajaan klien Persia.
Darius mengirim utusan ke semua negara kota Yunani pada 491 SM, meminta hadiah 'tanah dan air' sebagai perlambang ketundukan mereka kepadanya. Setelah menyaksikan kehebatan militer Persia setahun sebelumnya, sebagian besar kota Yunani tunduk padanya. Akan tetapi, di Athena, utusan Darius disidang dan dihukum mati dengan cara dilempar ke lubang; di Sparta, utusan Persia langsung saja dilempar ke dalam sumur. Ini artinya Sparta juga secara efektif berperang dengan Persia.
Darius pun mengirimkan pasukan amfibi di bawah Datis dan Artaphernes pada 490 SM, yang menyerang Naxos, sebelum kemudian memperoleh pernyataan ketundukan dari pulau-pulau Kykdales lainnya. Pasukan ini lalu bergerak ke Eretria, yang dikepung dan dihancurkan.Akhirnya, mereka bergerak untuk menyerang Athena, berlabuh di teluk Marathon, di mana mereka dihadapi oleh pasukan Athena yang kalah jumlah. Pada Pertempuran Marathon yang terjadi kemudian, Athena memperoleh kemenangan yang luar biasa, yang berujung pada penarikan mundur pasukan Persia ke Asia.

Korban Jiwa Selama Pertempuran

  • 300 Sparta
  • 900 Helot
  • 700 Thespiae
  • 400 Theban
  • 20000 persian
Jumlah menurut Herodotus. Lainnya tak diketahui.

Beberapa pasukan di pihak Yunani harusnya terluka parah pada hari-hari pertama pertempuran karena tidak satu pihakpun dapat memenangi suatu pertempuran tanpa adanya kerugian.

Herodotus juga tak menyatakan berapa banyak pihak Theban yang tewas sebelum penyerahan mereka diterima.

Walaupun jumlah yang dinyatakan Herodotus tak tepat seperti standar sekarang, ia menampilkan angka-angka tersebut tanpa apologi yang umumnya digunakannya jika ia mendengar sesuatu dari orang lain, yang menandakan bahwa ia cukup mempercayai angka-angka tersebut.

Pertempuran Perang Persia diberi nama untuk lokasi mereka. Timeline berikut menunjukkan pertempuran besar dari Persia Wars (Perang Yunani-Persia) dalam urutan kronologis.

1. 502 SM - Naxos pemberontakan Ionia.

2. 500 SM - Pemberontakan Ionia di Asia minor.

3. 498 SM - Sardis. Persia dipimpin oleh Athena dan Aristagoras dengan sekutu menduduki Eretrian Sardis. Kota itu dibakar oleh orang-orang Yunani dan Persia dikalahkan. Ini adalah akhir dari keterlibatan Athena dalam pemberontakan Ionia.

4. 492 SM - Naxos. Persia menginvasi, penduduk melarikan diri, Persia membakar kota, tapi Delos diselamatkan.

5. 490 SM - Eretria. Persia di bawah Datis (kemudian dikalahkan di Marathon) menguasai kota dalam seminggu yang dibantu oleh pengkhianat. Penduduk diperbudak.

Asal Marathon : Konon, seorang Pheidippides berlari sekitar 25 kilometer, dari Marathon ke Athena, untuk mengumumkan kekalahan Persia. Pada akhir perjalanan ia meninggal karena kelelahan.

6. 481 SM - Liga Yunani melawan Persia, dengan Sparta yang bertanggung jawab atas tentara dan Athena dengan Angkatan Lautnya.

7. 480 SM - Pertempuran di Thermopylae.

8. 479 SM - Pertempuran di Salamis.

 
Peta pertempuran Salamis

Perang Persia (492-449 SM) yang bertempur di darat dan laut. Pertempuran Salamis adalah pertempuran laut yang menentukan. Ini Perang Persia yang mengikuti Pertempuran Thermopylae.

300 Spartan dan sekutu bertahan dengan gagah berani, tetapi sia-sia melawan pasukan yang jauh lebih unggul dari Persia. Setelah Thermopylae, pasukan Persia berhasil menghancurkan  Athena.

Tapi saat Persia tiba, penduduk Athena telah diungsikan dan Yunani pemimpin pasukan militer untuk bersiap-siap mengepung Persia di Salamis.
Di antara komandan angkatan laut pasukan sekutu Persia adalah salah satu ratu yang terkenal dari sejarah kuno, Artemisia dari Halicarnassus.

Pada tahun 479 SM, Themistocles (sekitar 514-449 SM), seorang negarawan Athena, Athena armada yang ditempatkan di Salamis, pura-pura mundur, dan menarik angkatan laut Persia ke selat sempit di Salamis.

Disana, kapal Persia dan sekutu saling berhadapan dengan kapal Yunani. Persia digempur habis-habisan pada peretempuran laut ini yang kemudian dikenal sebagai Pertempuran Salamis.Akhirnya Persia dipaksa mundur.

Pertempuran Salamis adalah titik balik dalam Perang Persia dan menunjukkan supremasi angkatan laut Athena.

Pertempuran Plataea

 
Peta pertempuran Plataea

Sebuah peta topografi, sungai, kota, dan jalan di sekitar Plataea, Yunani, menunjukkan rencana pertempuran Plataea, 479 SM, di antara orang-orang Yunani dan Persia di bawah Xerxes I selama invasi kedua Yunani oleh Persia. Yang menentukan kemenangan Yunani mengakibatkan hilangnya kontrol teritorial oleh Persia di Attica dan Boeotia.

Akhir Invasi Persia Daratan Yunani.

Athena, yang bertanggung jawab atas Delian Liga, melanjutkan peneyrangannya untuk membebaskan kota-kota Ionia.

9. 478 SM
Sestus. Diambil oleh orang Athena. Awal Kekaisaran Athena.

Bizantium. Pausanias Spartan Siprus disampaikan sebagian besar dari kekuasaan Persia. Dia kemudian pergi ke Bizantium di mana ia melakukan hal yang sama.

Namun, ia menindas orang-orang Yunani di sana yang memimpin orang-orang Yunani timur untuk mencari perlindungan dari Athena.

10. 477 SM -  Aristides bentuk Delian Liga.

11. 476-475 SM
Eion. Cimon ditangkap Persia.

Doriskos. Armada Athena berusaha untuk mengambil Doriscus. Kita tidak tahu hasilnya.

12. 468 SM - Eurymedon (Sungai). Cimon menelusuri Caria kota-kota pesisir dari kekuasaan Persia. Melawan Persia darat dan laut. Made selatan Asia Kecil, dari Caria ke Pamfilia, bagian dari federasi Athena.

13. 456 SM - Prosopitis. Yunani terdesak oleh Persia di Mesir. Mereka menyerah dan diizinkan untuk pergi.

14. 450/449 SM - Siprus, Salamis. Fenisia mendirikan otoritas Artahsasta di Siprus ketika Cimon dikirim untuk menangani mereka. Meskipun Cimon meninggal, orang-orang Yunani mencapai kemenangan ganda.

15. 449 SM - Ketenangan Callias.

Persia dan Athena menandatangani perjanjian damai.

SOURCES:
- http://www.apakabardunia.com/2010/12/sejarah-pertempuran-kuno-thermopylae.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pasukan_Abadi_%28Kekaisaran_Persia%29
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Thermopylae
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pasukan_Sparta

About

mein_liebe.inc. Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Translate