WE ARE SHARE WHO WE ARE KNOW

Fakta Jepang yang selama Perang Asia Timur Raya (di Indonesia) yang tidak banyak diketahui


Fakta Pertama, Dalam buku "Perebutan Daerah Nanyo" sebelum Jepang memutuskan untuk melawan AS dan sekutu-sekutunya, para petinggi militer Jepang saling bertempu dalam rapat parlemen Fasis Jepang dimana pihak Jepang membahas rencana pembangunan Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Jepang khususnya para petinggi militer AD menginginkan sebuah pembangunan persemakmuran raksasa dimana Jepang menjadi negara pelindung utama dari Asia Timur Raya menaungi negara-negara Asia lainnya dan memimpin mereka untuk berperang melawan Sekutu. Tambahan lain adalah bahwa Jepang berencana menjadikan Indonesia sebagai pusat dari persemakmuran Asia Timur Raya, menjadikan Indonesia sebagai negara pelindungan utama dengan nama "Negara Kebangsaan Hindia Timur".

Fakta Kedua, dalam buku "Dalam Cengkraman Dai Nippon" disebutkan bahwa Jepang sangat kagum dengan Indonesia. Indonesia dipandang Jepang sebagai satu-satunya negara Asia selain Jepang sendiri yang bebas dari kontaminasi Barat Kolonial dan memiliki rasa kebanggaan tinggi terhadap kebudayaan mereka. Jepang membandingkan dengan Korea dimana kebudayaan negara tersebut sudah menghilang karena sejarah Korea memang sejak dahulu selalu berada dibawah bayang-bayang Cina sehingga Korea tidak memilik jati diri sendiri. Untuk Cina, Jepang juga memandang Cina sudah terkontaminasi oleh pengaruh Barat melalui opium yang beredar luas di penghujung Dinasti Qing. Kekaguman Jepang terhadap Indonesia membuat Jepang memutuskan bahwa Indonesia akan menjadi salah satu pusat kebudayaan Asia Timur Raya dan Jepang tidak perlu menanamkan proses Niponisasi namun hanya membantu Indonesia dengan menyuntikan semangat Nippon Senshin dan semangat Bushido agar kemurnian Indonesia tetap terjaga dari intervensi Barat.

Fakta Ketiga, dalam buku yang sama, Pemerintah Jepang sejak awal sudah berencana untuk memerdekan Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu bagian dari negara-negara Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Pembahasan mengenai kemerdekaan Indonesia oleh Jepang dilakukan dalam rapat Parlemen Fasis Jepang yang dibacakan langsung oleh Perdana Mentri Hideki Tojo. Bahkan Hideki Tojo melakukan kunjungan langsung ke Indonesia untuk melihat kesiapan rakyat Indonesia apabila Indonesia kelak akan berdiri sendiri dalam Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya.

Fakta Keempat, Kekejaman Jepang terhadap Indonesia banyak yang dibesar-besarkan. Termasuk perilaku diskriminatif terhadap anggota PETA/HEIHO oleh para opsir Jepang. Dalam catatan Jendral Achmad Yani yang saat itu menjadi salah satu anggota PETA, beliau menyebutkan bahwa gaji yang diterima anggota PETA sangatlah besar. Bahkan cukup untuk memberikan dirinya dan keluarganya makanan yang layak seperti daging sapi/daging ayam sebagai lauknya. Bahkan ransum prajurit PETA juga sama besarnya dengan ransum prajurit Jepang sendiri. Namun ketika Sekutu mulai memblokade jalur perairan Jepang, Jepang akhirnya kekuarangan ransum, kelangkaan itu lalu diatasi dengan ransum tepung tapioka plus air untuk menutupi kelangkaan bahan makanan yang diderita militer Jepang dipenghujung Perang Dunia II. Bahkan melalui mulut seorang veteran pejuang sendiri (yang saya temui dalam kunjungn Himaprodi Ilmu Politik Unair ke rumah cacat veteran dalam rangka 10 November), beliau menyatakan bahwa sikap Tentara Jepang banyak yang baik sebenarnya. Memang Jepang dikenal sangat tegas, tamparan dan tendangan merupakan hal biasa bagi mereka yang melakukan tindakan tidak disiplin namun pujian dan penghargaan bukan hal yang langka yang disematkan oleh opsir-opsir Jepang kepada para prajurit PETA yang benar2 mencetak prestasi. Bahkan tidak jarang antara Prajurit Jepang dan Prajurit PETA saling bertukar rokok sebagai tanda persahabatan.

Fakta Kelima, dalam buku "Sejarah Indonesia" disebutkan bahwa ditahun 1944, Panglima Militer Jepang di seluruh Asia Tenggara mengadakan pembicaraan rahasia mengenai upaya untuk mencegah jatuhnya Asia Tenggara termasuk Indonesia ke dalam pengaruh Sekutu apabila Jepang kelak akan kalah. Pembicaraan itu juga mencakup rencana kemerdekaan negara-negara Asia Tenggara sebelum Jepang benar-benar jatuh. Indonesia khususnya diberikan posisi paling vital karena letak strategis Indonesia memungkinkan Kolonialis Barat untuk kembali menancapkan pengaruh di Indonesia. atas dasar itulah, rencana kemerdekaan Indonesia disusun oleh para petinggi militer Jepang termasuk tanggal pelaksanaannya yang diikuti oleh penarikan mundur pasukan Jepang secara perlahan dari Indonesia. Penarikan mundur itu dilakukan Jepang untuk mencegah Indonesia menjadi medan pertempuran antara pasukan Jepang dan Sekutu sehingga memperkecil kemungkinan pendaratan Sekutu dan kembalinya penjajahan Belanda di Indonesia. Hal tersebut membuktikan bahwa rencana pembentukan BPUPKI dan PPKI bukanlah akal-akalan Jepang untuk menarik simpati saja, sebab pembicaraan mengenai rencana kemerdekaan Indonesia sudah dibahas sejak tahun 1943 oleh PM Hideki Tojo dan dilanjutkan ditahun 1944 di Singapura. Hanya saja poin pembentukan persemakmuran sudah dihapuskan sebab kekalahan Jepang yang sudah semakin dekat pastinya menyebabkan Jepang tidak akan sanggup lagi melindungi persemakmuran dengan wilayah yang begitu luas sehingga Jepang membatalkan rencana persemakmuran Asia Timur Raya dan menggantinya dengan rencana menyerahkan kemerdekaan Indonesia ditangan bangsa Indonesia sendiri dengan Jepang sebagai fasilitatornya. Penarikan mundur pasukan Jepang dari Indonesia dijadwalkan secara bertahap dimulai dari 27 September 1945 untuk kembali ke tanah Jepang dan bersiap menghadapi invasi Sekutu. Sayangnya rencana tersebut gagal dengan jatuhnya Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki serta masuknya Tentara Merah ke Manchuria yang menyebabkan Jepang harus menyerah sebelum rencana mereka terlaksana.

Fakta Keenam, Tindakan Indispliner dari pasukan Jepang sendiri sudah mendapat reaksi tegas dari pemerintah militer Jepang dan bahkan banyak oknum yang terlibat juga sudah dihukum. Fakta dalam buku "Soekarno Penyambung Lidah Rakyat" kebanyakan tindakan indisipliner yang digolongkan sebagai tindakan kejam tersebut banyak dilakukan oleh prajurit yang tidak berasal dari Jepang namun oleh prajurit yang mayoritas berasal dari Korea dan sejarah Perang Asia Timur Raya juga mencatat hal yang sama bahwa tingkat disiplin prajurit-prajurit Jepang asal Korea sangatlah rendah berbeda dengan prajurit PETA, HEIHO, GIYUGUN, dsb yang dididik Jepang di Indonesia yang justru memiliki kedisiplinan yang sangat tinggi.

Fakta Ketujuh, Tindakan yang dilakukan Jepang ketika Indonesia baru merdeka yang dianggap sebagai tindakan upaya penghalang-halangan kemerdekaan sebenarnya tidaklah demikian. Oleh kalangan anti Fasis dan pemenang perang, tindakan Jepang ini sering dijadikan alasan Jepang bermuka dua dalam proses membantu kemerdekaan Indonesia. Sebenarnya kita harus bisa pula menarik logika dalam persitiwa tersebut. Jepang sudah kalah, nasib pihak yang kalah sepenuhnya berada pada pihak yang menang. Sekutu sebagai pemenang perang memerintahkan Jepang untuk mempertahankan status quo di Indonesia sampai pendaratan pasukan AFNEI. Strategi Sekutu tersebut jelas, agar jika terjadi bentorkan dengan kaum nasionalis, maka Jepanglah yang akan menjadi korban dahulu, Jepang dijadikan tameng sebagai pihak yang kalah untuk merealisasikan tujuan Sekutu dalam pertemuan rahasia antar pemimpin Sekutu di Inggris mengenai pembagian Asia Timur Raya ke dalam wilayah Sekutu kembali sesudah kekalahan Jepang. Pasukan Sekutu direncanakan sebagai pembawa perdamaian, datang mencoba menjadi penengah antara perseteruan Jepang dan kaum nasionalis Indonesia sehingga kalaupun ada yang harus dibenci maka rakyat Indonesia akan membenci Jepang dan menyambut kedatangan Sekutu sehingga proses pengambialihan kekuasaan akan berjalan mudah tanpa hambatan. Walau ternyata itu tidak juga berjalan sesuai skenario Sekutu. Pihak Jepang sendiri sebenarnya sudah tidak mau tahu lagi. Bahkan Jepang terkesan sengaja membiarkan para pejuang Indonesia dengan mudahnya mengambil alih persenjataan mereka yang kemudian digunakan untuk menghadapi Sekutu. Kejatuhan markas pasukan elite Jepang sekelas Gakukotai yang terkenal berani dalam waktu singkat ke tangan pejuang Indonesia pada awal proklamasi (padahal dari segi persenjataan Jepang lebih lengkap) menunjukkan keengganan Jepang disatu sisi untuk menuruti perintah Sekutu dan dukungan disatu sisi untuk melanjutkan perlawanan terhadap pasukan Sekutu. Bahkan tidak sedikit mantan prajurit dan perwira Jepang yang memilih bergabung dengan pasukan pejuang Indonesia untuk membantu pihak Indonesia menghadapi pasukan Sekutu.

Fakta Pertama, Dalam buku "Perebutan Daerah Nanyo" sebelum Jepang memutuskan untuk melawan AS dan sekutu-sekutunya, para petinggi militer Jepang saling bertempu dalam rapat parlemen Fasis Jepang dimana pihak Jepang membahas rencana pembangunan Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Jepang khususnya para petinggi militer AD menginginkan sebuah pembangunan persemakmuran raksasa dimana Jepang menjadi negara pelindung utama dari Asia Timur Raya menaungi negara-negara Asia lainnya dan memimpin mereka untuk berperang melawan Sekutu. Tambahan lain adalah bahwa Jepang berencana menjadikan Indonesia sebagai pusat dari persemakmuran Asia Timur Raya, menjadikan Indonesia sebagai negara pelindungan utama dengan nama "Negara Kebangsaan Hindia Timur".

Fakta Kedua, dalam buku "Dalam Cengkraman Dai Nippon" disebutkan bahwa Jepang sangat kagum dengan Indonesia. Indonesia dipandang Jepang sebagai satu-satunya negara Asia selain Jepang sendiri yang bebas dari kontaminasi Barat Kolonial dan memiliki rasa kebanggaan tinggi terhadap kebudayaan mereka. Jepang membandingkan dengan Korea dimana kebudayaan negara tersebut sudah menghilang karena sejarah Korea memang sejak dahulu selalu berada dibawah bayang-bayang Cina sehingga Korea tidak memilik jati diri sendiri. Untuk Cina, Jepang juga memandang Cina sudah terkontaminasi oleh pengaruh Barat melalui opium yang beredar luas di penghujung Dinasti Qing. Kekaguman Jepang terhadap Indonesia membuat Jepang memutuskan bahwa Indonesia akan menjadi salah satu pusat kebudayaan Asia Timur Raya dan Jepang tidak perlu menanamkan proses Niponisasi namun hanya membantu Indonesia dengan menyuntikan semangat Nippon Senshin dan semangat Bushido agar kemurnian Indonesia tetap terjaga dari intervensi Barat.

Fakta Ketiga, dalam buku yang sama, Pemerintah Jepang sejak awal sudah berencana untuk memerdekan Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu bagian dari negara-negara Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Pembahasan mengenai kemerdekaan Indonesia oleh Jepang dilakukan dalam rapat Parlemen Fasis Jepang yang dibacakan langsung oleh Perdana Mentri Hideki Tojo. Bahkan Hideki Tojo melakukan kunjungan langsung ke Indonesia untuk melihat kesiapan rakyat Indonesia apabila Indonesia kelak akan berdiri sendiri dalam Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya.

Fakta Keempat, Kekejaman Jepang terhadap Indonesia banyak yang dibesar-besarkan. Termasuk perilaku diskriminatif terhadap anggota PETA/HEIHO oleh para opsir Jepang. Dalam catatan Jendral Achmad Yani yang saat itu menjadi salah satu anggota PETA, beliau menyebutkan bahwa gaji yang diterima anggota PETA sangatlah besar. Bahkan cukup untuk memberikan dirinya dan keluarganya makanan yang layak seperti daging sapi/daging ayam sebagai lauknya. Bahkan ransum prajurit PETA juga sama besarnya dengan ransum prajurit Jepang sendiri. Namun ketika Sekutu mulai memblokade jalur perairan Jepang, Jepang akhirnya kekuarangan ransum, kelangkaan itu lalu diatasi dengan ransum tepung tapioka plus air untuk menutupi kelangkaan bahan makanan yang diderita militer Jepang dipenghujung Perang Dunia II. Bahkan melalui mulut seorang veteran pejuang sendiri (yang saya temui dalam kunjungn Himaprodi Ilmu Politik Unair ke rumah cacat veteran dalam rangka 10 November), beliau menyatakan bahwa sikap Tentara Jepang banyak yang baik sebenarnya. Memang Jepang dikenal sangat tegas, tamparan dan tendangan merupakan hal biasa bagi mereka yang melakukan tindakan tidak disiplin namun pujian dan penghargaan bukan hal yang langka yang disematkan oleh opsir-opsir Jepang kepada para prajurit PETA yang benar2 mencetak prestasi. Bahkan tidak jarang antara Prajurit Jepang dan Prajurit PETA saling bertukar rokok sebagai tanda persahabatan.

Fakta Kelima, dalam buku "Sejarah Indonesia" disebutkan bahwa ditahun 1944, Panglima Militer Jepang di seluruh Asia Tenggara mengadakan pembicaraan rahasia mengenai upaya untuk mencegah jatuhnya Asia Tenggara termasuk Indonesia ke dalam pengaruh Sekutu apabila Jepang kelak akan kalah. Pembicaraan itu juga mencakup rencana kemerdekaan negara-negara Asia Tenggara sebelum Jepang benar-benar jatuh. Indonesia khususnya diberikan posisi paling vital karena letak strategis Indonesia memungkinkan Kolonialis Barat untuk kembali menancapkan pengaruh di Indonesia. atas dasar itulah, rencana kemerdekaan Indonesia disusun oleh para petinggi militer Jepang termasuk tanggal pelaksanaannya yang diikuti oleh penarikan mundur pasukan Jepang secara perlahan dari Indonesia. Penarikan mundur itu dilakukan Jepang untuk mencegah Indonesia menjadi medan pertempuran antara pasukan Jepang dan Sekutu sehingga memperkecil kemungkinan pendaratan Sekutu dan kembalinya penjajahan Belanda di Indonesia. Hal tersebut membuktikan bahwa rencana pembentukan BPUPKI dan PPKI bukanlah akal-akalan Jepang untuk menarik simpati saja, sebab pembicaraan mengenai rencana kemerdekaan Indonesia sudah dibahas sejak tahun 1943 oleh PM Hideki Tojo dan dilanjutkan ditahun 1944 di Singapura. Hanya saja poin pembentukan persemakmuran sudah dihapuskan sebab kekalahan Jepang yang sudah semakin dekat pastinya menyebabkan Jepang tidak akan sanggup lagi melindungi persemakmuran dengan wilayah yang begitu luas sehingga Jepang membatalkan rencana persemakmuran Asia Timur Raya dan menggantinya dengan rencana menyerahkan kemerdekaan Indonesia ditangan bangsa Indonesia sendiri dengan Jepang sebagai fasilitatornya. Penarikan mundur pasukan Jepang dari Indonesia dijadwalkan secara bertahap dimulai dari 27 September 1945 untuk kembali ke tanah Jepang dan bersiap menghadapi invasi Sekutu. Sayangnya rencana tersebut gagal dengan jatuhnya Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki serta masuknya Tentara Merah ke Manchuria yang menyebabkan Jepang harus menyerah sebelum rencana mereka terlaksana.

Fakta Keenam, Tindakan Indispliner dari pasukan Jepang sendiri sudah mendapat reaksi tegas dari pemerintah militer Jepang dan bahkan banyak oknum yang terlibat juga sudah dihukum. Fakta dalam buku "Soekarno Penyambung Lidah Rakyat" kebanyakan tindakan indisipliner yang digolongkan sebagai tindakan kejam tersebut banyak dilakukan oleh prajurit yang tidak berasal dari Jepang namun oleh prajurit yang mayoritas berasal dari Korea dan sejarah Perang Asia Timur Raya juga mencatat hal yang sama bahwa tingkat disiplin prajurit-prajurit Jepang asal Korea sangatlah rendah berbeda dengan prajurit PETA, HEIHO, GIYUGUN, dsb yang dididik Jepang di Indonesia yang justru memiliki kedisiplinan yang sangat tinggi.

Fakta Ketujuh, Tindakan yang dilakukan Jepang ketika Indonesia baru merdeka yang dianggap sebagai tindakan upaya penghalang-halangan kemerdekaan sebenarnya tidaklah demikian. Oleh kalangan anti Fasis dan pemenang perang, tindakan Jepang ini sering dijadikan alasan Jepang bermuka dua dalam proses membantu kemerdekaan Indonesia. Sebenarnya kita harus bisa pula menarik logika dalam persitiwa tersebut. Jepang sudah kalah, nasib pihak yang kalah sepenuhnya berada pada pihak yang menang. Sekutu sebagai pemenang perang memerintahkan Jepang untuk mempertahankan status quo di Indonesia sampai pendaratan pasukan AFNEI. Strategi Sekutu tersebut jelas, agar jika terjadi bentorkan dengan kaum nasionalis, maka Jepanglah yang akan menjadi korban dahulu, Jepang dijadikan tameng sebagai pihak yang kalah untuk merealisasikan tujuan Sekutu dalam pertemuan rahasia antar pemimpin Sekutu di Inggris mengenai pembagian Asia Timur Raya ke dalam wilayah Sekutu kembali sesudah kekalahan Jepang. Pasukan Sekutu direncanakan sebagai pembawa perdamaian, datang mencoba menjadi penengah antara perseteruan Jepang dan kaum nasionalis Indonesia sehingga kalaupun ada yang harus dibenci maka rakyat Indonesia akan membenci Jepang dan menyambut kedatangan Sekutu sehingga proses pengambialihan kekuasaan akan berjalan mudah tanpa hambatan. Walau ternyata itu tidak juga berjalan sesuai skenario Sekutu. Pihak Jepang sendiri sebenarnya sudah tidak mau tahu lagi. Bahkan Jepang terkesan sengaja membiarkan para pejuang Indonesia dengan mudahnya mengambil alih persenjataan mereka yang kemudian digunakan untuk menghadapi Sekutu. Kejatuhan markas pasukan elite Jepang sekelas Gakukotai yang terkenal berani dalam waktu singkat ke tangan pejuang Indonesia pada awal proklamasi (padahal dari segi persenjataan Jepang lebih lengkap) menunjukkan keengganan Jepang disatu sisi untuk menuruti perintah Sekutu dan dukungan disatu sisi untuk melanjutkan perlawanan terhadap pasukan Sekutu. Bahkan tidak sedikit mantan prajurit dan perwira Jepang yang memilih bergabung dengan pasukan pejuang Indonesia untuk membantu pihak Indonesia menghadapi pasukan Sekutu.

Fakta Pertama, Dalam buku "Perebutan Daerah Nanyo" sebelum Jepang memutuskan untuk melawan AS dan sekutu-sekutunya, para petinggi militer Jepang saling bertempu dalam rapat parlemen Fasis Jepang dimana pihak Jepang membahas rencana pembangunan Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Jepang khususnya para petinggi militer AD menginginkan sebuah pembangunan persemakmuran raksasa dimana Jepang menjadi negara pelindung utama dari Asia Timur Raya menaungi negara-negara Asia lainnya dan memimpin mereka untuk berperang melawan Sekutu. Tambahan lain adalah bahwa Jepang berencana menjadikan Indonesia sebagai pusat dari persemakmuran Asia Timur Raya, menjadikan Indonesia sebagai negara pelindungan utama dengan nama "Negara Kebangsaan Hindia Timur".

Fakta Kedua, dalam buku "Dalam Cengkraman Dai Nippon" disebutkan bahwa Jepang sangat kagum dengan Indonesia. Indonesia dipandang Jepang sebagai satu-satunya negara Asia selain Jepang sendiri yang bebas dari kontaminasi Barat Kolonial dan memiliki rasa kebanggaan tinggi terhadap kebudayaan mereka. Jepang membandingkan dengan Korea dimana kebudayaan negara tersebut sudah menghilang karena sejarah Korea memang sejak dahulu selalu berada dibawah bayang-bayang Cina sehingga Korea tidak memilik jati diri sendiri. Untuk Cina, Jepang juga memandang Cina sudah terkontaminasi oleh pengaruh Barat melalui opium yang beredar luas di penghujung Dinasti Qing. Kekaguman Jepang terhadap Indonesia membuat Jepang memutuskan bahwa Indonesia akan menjadi salah satu pusat kebudayaan Asia Timur Raya dan Jepang tidak perlu menanamkan proses Niponisasi namun hanya membantu Indonesia dengan menyuntikan semangat Nippon Senshin dan semangat Bushido agar kemurnian Indonesia tetap terjaga dari intervensi Barat.

Fakta Ketiga, dalam buku yang sama, Pemerintah Jepang sejak awal sudah berencana untuk memerdekan Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu bagian dari negara-negara Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Pembahasan mengenai kemerdekaan Indonesia oleh Jepang dilakukan dalam rapat Parlemen Fasis Jepang yang dibacakan langsung oleh Perdana Mentri Hideki Tojo. Bahkan Hideki Tojo melakukan kunjungan langsung ke Indonesia untuk melihat kesiapan rakyat Indonesia apabila Indonesia kelak akan berdiri sendiri dalam Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya.

Fakta Keempat, Kekejaman Jepang terhadap Indonesia banyak yang dibesar-besarkan. Termasuk perilaku diskriminatif terhadap anggota PETA/HEIHO oleh para opsir Jepang. Dalam catatan Jendral Achmad Yani yang saat itu menjadi salah satu anggota PETA, beliau menyebutkan bahwa gaji yang diterima anggota PETA sangatlah besar. Bahkan cukup untuk memberikan dirinya dan keluarganya makanan yang layak seperti daging sapi/daging ayam sebagai lauknya. Bahkan ransum prajurit PETA juga sama besarnya dengan ransum prajurit Jepang sendiri. Namun ketika Sekutu mulai memblokade jalur perairan Jepang, Jepang akhirnya kekuarangan ransum, kelangkaan itu lalu diatasi dengan ransum tepung tapioka plus air untuk menutupi kelangkaan bahan makanan yang diderita militer Jepang dipenghujung Perang Dunia II. Bahkan melalui mulut seorang veteran pejuang sendiri (yang saya temui dalam kunjungn Himaprodi Ilmu Politik Unair ke rumah cacat veteran dalam rangka 10 November), beliau menyatakan bahwa sikap Tentara Jepang banyak yang baik sebenarnya. Memang Jepang dikenal sangat tegas, tamparan dan tendangan merupakan hal biasa bagi mereka yang melakukan tindakan tidak disiplin namun pujian dan penghargaan bukan hal yang langka yang disematkan oleh opsir-opsir Jepang kepada para prajurit PETA yang benar2 mencetak prestasi. Bahkan tidak jarang antara Prajurit Jepang dan Prajurit PETA saling bertukar rokok sebagai tanda persahabatan.

Fakta Kelima, dalam buku "Sejarah Indonesia" disebutkan bahwa ditahun 1944, Panglima Militer Jepang di seluruh Asia Tenggara mengadakan pembicaraan rahasia mengenai upaya untuk mencegah jatuhnya Asia Tenggara termasuk Indonesia ke dalam pengaruh Sekutu apabila Jepang kelak akan kalah. Pembicaraan itu juga mencakup rencana kemerdekaan negara-negara Asia Tenggara sebelum Jepang benar-benar jatuh. Indonesia khususnya diberikan posisi paling vital karena letak strategis Indonesia memungkinkan Kolonialis Barat untuk kembali menancapkan pengaruh di Indonesia. atas dasar itulah, rencana kemerdekaan Indonesia disusun oleh para petinggi militer Jepang termasuk tanggal pelaksanaannya yang diikuti oleh penarikan mundur pasukan Jepang secara perlahan dari Indonesia. Penarikan mundur itu dilakukan Jepang untuk mencegah Indonesia menjadi medan pertempuran antara pasukan Jepang dan Sekutu sehingga memperkecil kemungkinan pendaratan Sekutu dan kembalinya penjajahan Belanda di Indonesia. Hal tersebut membuktikan bahwa rencana pembentukan BPUPKI dan PPKI bukanlah akal-akalan Jepang untuk menarik simpati saja, sebab pembicaraan mengenai rencana kemerdekaan Indonesia sudah dibahas sejak tahun 1943 oleh PM Hideki Tojo dan dilanjutkan ditahun 1944 di Singapura. Hanya saja poin pembentukan persemakmuran sudah dihapuskan sebab kekalahan Jepang yang sudah semakin dekat pastinya menyebabkan Jepang tidak akan sanggup lagi melindungi persemakmuran dengan wilayah yang begitu luas sehingga Jepang membatalkan rencana persemakmuran Asia Timur Raya dan menggantinya dengan rencana menyerahkan kemerdekaan Indonesia ditangan bangsa Indonesia sendiri dengan Jepang sebagai fasilitatornya. Penarikan mundur pasukan Jepang dari Indonesia dijadwalkan secara bertahap dimulai dari 27 September 1945 untuk kembali ke tanah Jepang dan bersiap menghadapi invasi Sekutu. Sayangnya rencana tersebut gagal dengan jatuhnya Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki serta masuknya Tentara Merah ke Manchuria yang menyebabkan Jepang harus menyerah sebelum rencana mereka terlaksana.

Fakta Keenam, Tindakan Indispliner dari pasukan Jepang sendiri sudah mendapat reaksi tegas dari pemerintah militer Jepang dan bahkan banyak oknum yang terlibat juga sudah dihukum. Fakta dalam buku "Soekarno Penyambung Lidah Rakyat" kebanyakan tindakan indisipliner yang digolongkan sebagai tindakan kejam tersebut banyak dilakukan oleh prajurit yang tidak berasal dari Jepang namun oleh prajurit yang mayoritas berasal dari Korea dan sejarah Perang Asia Timur Raya juga mencatat hal yang sama bahwa tingkat disiplin prajurit-prajurit Jepang asal Korea sangatlah rendah berbeda dengan prajurit PETA, HEIHO, GIYUGUN, dsb yang dididik Jepang di Indonesia yang justru memiliki kedisiplinan yang sangat tinggi.

Fakta Ketujuh, Tindakan yang dilakukan Jepang ketika Indonesia baru merdeka yang dianggap sebagai tindakan upaya penghalang-halangan kemerdekaan sebenarnya tidaklah demikian. Oleh kalangan anti Fasis dan pemenang perang, tindakan Jepang ini sering dijadikan alasan Jepang bermuka dua dalam proses membantu kemerdekaan Indonesia. Sebenarnya kita harus bisa pula menarik logika dalam persitiwa tersebut. Jepang sudah kalah, nasib pihak yang kalah sepenuhnya berada pada pihak yang menang. Sekutu sebagai pemenang perang memerintahkan Jepang untuk mempertahankan status quo di Indonesia sampai pendaratan pasukan AFNEI. Strategi Sekutu tersebut jelas, agar jika terjadi bentorkan dengan kaum nasionalis, maka Jepanglah yang akan menjadi korban dahulu, Jepang dijadikan tameng sebagai pihak yang kalah untuk merealisasikan tujuan Sekutu dalam pertemuan rahasia antar pemimpin Sekutu di Inggris mengenai pembagian Asia Timur Raya ke dalam wilayah Sekutu kembali sesudah kekalahan Jepang. Pasukan Sekutu direncanakan sebagai pembawa perdamaian, datang mencoba menjadi penengah antara perseteruan Jepang dan kaum nasionalis Indonesia sehingga kalaupun ada yang harus dibenci maka rakyat Indonesia akan membenci Jepang dan menyambut kedatangan Sekutu sehingga proses pengambialihan kekuasaan akan berjalan mudah tanpa hambatan. Walau ternyata itu tidak juga berjalan sesuai skenario Sekutu. Pihak Jepang sendiri sebenarnya sudah tidak mau tahu lagi. Bahkan Jepang terkesan sengaja membiarkan para pejuang Indonesia dengan mudahnya mengambil alih persenjataan mereka yang kemudian digunakan untuk menghadapi Sekutu. Kejatuhan markas pasukan elite Jepang sekelas Gakukotai yang terkenal berani dalam waktu singkat ke tangan pejuang Indonesia pada awal proklamasi (padahal dari segi persenjataan Jepang lebih lengkap) menunjukkan keengganan Jepang disatu sisi untuk menuruti perintah Sekutu dan dukungan disatu sisi untuk melanjutkan perlawanan terhadap pasukan Sekutu. Bahkan tidak sedikit mantan prajurit dan perwira Jepang yang memilih bergabung dengan pasukan pejuang Indonesia untuk membantu pihak Indonesia menghadapi pasukan Sekutu.
SOURCE:
https://www.facebook.com/notes/das-bumorix/fakta-jepang-yang-selama-perang-asia-timur-raya-di-indonesia-yang-tidak-banyak-d/1566407326928189

Perang Lapland (1944-1945) dan intervensi Uni Soviet terhadap Finlandia


Perang Lapland, merupakan salah satu peperangan yang terjadi pada era akhir Perang Dunia II tepatnya antara tahun 1944-1945. Perag tersebut merupakan peperangan antara Finlandia dan Jerman dimana Finlandia mendeklarasikan perang terhadap Jerman untuk merebut wilayah Finlandia Utara tepatnya wilayah Lapland dimana di wilayah tersebut terdapat konsentrasi pasukan Jerman. Hal yang menarik untuk dikaji adalah peperangan tersebut pecah antara dua negara yang saling bersekutu dalam Perang Dunia II tersebut dan sama seperti Italia pada tahun 1943, perang ini terjadi karena adanya intervensi pihak ketiga terhadap hubungan kedua negara.

Finlandia dan Jerman menjalin persekutuan pada tahun 1941 untuk memerangi Uni Soviet. Sejak awal, Jerman memang menganggap Finlandia cukup penting dan alasan salah satunya Jerman menginvasi Uni Soviet adalah mencegah jatuhnya negara-negara penting di sekitar Uni Soviet ke dalam lingkaran Komunis dimana negara-negara tersebut umumnya memiliki hubungan dekat dengan Jerman. Finlandia sendiri memiliki bahan tambang yang dibutuhkan oleh Jerman di wilayah utara negaranya yaitu nikel sebagaimana Rumania memiliki ladang-ladang minyak di daerah Besserbia yang mana keduanya diincar oleh Uni Soviet. Ketika aliansi antara Jerman dan Finlandia terbentuk dan Finlandia bergabung dengan Pakta Axis untuk menyerang USSR, Jerman atas izin Finlandia menempatkan konsentrasi pasukan di wilayah Lapland utara Finlandia yang terdiri atas pasukan Jager, Gibergsjager, Panzer, Infantry, SS infantry, SS-Gibergsjager, and unit-unit Luftwaffe. Pasukan Jerman diletakkan di wilayah tersebut untuk dua tujuan yaitu mengamankan tambang nikel di wilayah tersebut dan melakukan operasi militer bersama pasukan Finlandia untuk merebut wilayah strategis militer Uni Soviet di Murmanks. Murmanks sendiri memang menjadi alasan bagi USSR untuk menginvasi Finlandia dalam "Winter War" untuk memperluas tapal batas wilayah strategis militer tersebut dengan mencaplok wilayah Finlandia yang kemudian menjadi alasan bagi Finlandia untuk bergabung dengan Jerman dan menyerang negara Komunis tersebut.

Hubungan Finlandia dan Jerman pada awalnya terjalin dengan baik. Kedua negara saling membantu dalam usaha peperangan mereka di Front Timur menghadapi Uni Soviet. Namun pada tahun 1943, mulai timbul kecurigaan dari para petinggi militer Jerman di wilayah Finlandia, bahwa Finlandia memiliki kemungkinan untuk melakukan perdamaian terpisah dengan Uni Soviet seiring dengan gerak maju Tentara Merah da penyerahan Italia kepada pihak Sekutu. Belajar dari pengalaman Italia, Jerman juga mempersiapkan berbagai kemungkinan adanya pembelotan dari pihak Finlandia baik itu berupa perjanjian damai terpisah maupun pembelotan secara politik dan bergabung dengan Tentara Merah untuk menyerbu konsentrasi pasukan Jerman di Finlandia Utara. Berbagai opsi yang disiapkan oleh komando tinggi Jerman di Finlandia termasuk kemungkinan adanya bentrokan bersenjata antara pasukan Jerman dan pasukan Finlandia yang didukung oleh Uni Soviet.

Kekhawatiran komando tinggi Jerman di Finlandia memang merupakan sebuah kenyataan. Di tahun 1944, seiring dengan gerak maju Tentara Merah, ada sebuah indikasi akan terjadinya perdamaian terpisah antara Finlandia dan Uni Soviet. Ditambah lagi pemerintahan Finlandia baru saja mengalami pergantian dan pemerintahan baru ini memiliki kemungkinan besar untuk berdamai dengan Uni Soviet dan meninggalkan Perang Dunia II. Josef Stalin, pemimpin USSR melihat pergantian ini sebagai kesempatan emas untuk menundukkan Finlandia tanpa melakukan operasi militer dan sekaligus mengusir pasukan Jerman di kawasan tersebut. Stalin menjanjikan sebuah perdamaian kepada pemerintahan baru Finlandia, namun Stalin juga mengajukan syarat yaitu Finlandia harus keluar dari Pakta Axis dan mengusir konsentrasi pasukan Jerman di kawasan Lapland tertanggal paling lambat 15 September 1944. Jika pasukan Jerman tidak juga keluar dari wilayah tersebut sampai batas waktu yang ditentukan, Finlandia harus menyatakan perang terhadap Jerman dan mengusir mereka dengan paksa. Sisa-sisa pasukan Jerman yang ada akan didemiliterisasikan dan diserahkan kepada pihak Soviet sebagai tahanan perang.

Permintaan Stalin tersebut sebenarnya sangat memberatkan Finlandia. Walaupun pemerintah baru Finlandia ingin mencapai perdamaian untuk menghindari invasi, namun pihak Finlandia tidak sampai hati jika harus mengusir paksa bahkan memerangi Jerman sendiri. Finlandia masih menaruh rasa simpati yang besar terhadap Jerman dan pasukan keduabelah pihak juga saling menghargai satu sama lain karena saling berbagi dan bertempur untuk menghadapi musuh bersama mereka (USSR). Bahkan selama Perang Dunia II, pasukan Jerman di wilayah Lapland mendapatkan pelatihan tempur dari opsir-opsir Finlandia, dan hubungan mereka sangat hangat dan akrab. Pihak Finlandia, mencoba mencari solusi untuk meminta Jerman mundur dengan perlahan dari wilayah Lapland dengan bantuan pasukan Finlandia. Permintaan tersebut dikirim oleh Mentri Luar Negri Finlandia "Carl Enckell" pada tanggal 2 September 1944 kepada Duta Besar Jerman di Helsinki. Permintaan tersebut sebenarnya sudah menandai adanya tensi antara pihak Jerman dan Finlandia.

Menganggapi permintaan yang disampaikan oleh Finlandia, pihak Jerman menanggapinya dengan berbeda. Jerman memandang adanya kepentingan pula dari Uni Soviet dibalik hal tersebut. Apabila pasukan Jerman mundur dari Finlandia, akan jelas meski tanpa peperangan Finlandia akan jatuh ke dalam poros Soviet dan terutama bahan tambang di kawasan Lapland akan jatuh ke tangan Tentara Merah dan dapat dijadikan bahan produksi mesin-mesin perang Soviet untuk menyerbu Jerman sendiri. Disisi lain dari segi strategis militer, Jerman juga berharap tetap dapat mengontrol arus lalu lintas di Teluk Finlandia dan mencegahnya jatuh ke tangan Soviet sebab jika sampai Teluk Finlandia jatuh maka AL Soviet akan memiliki akses bebas untuk berlayar dan mengancam perairan Jerman. Namun komando tinggi Jerman, berusaha menghindari peperangan terbuka dengan pihak Finlandia setuju dengan permintaan Finlandia dan mulai menarik mundur pasukannya ke wilayah Norwegia dengan kawalan pasukan Finlandia. Oleh Finlandia, pasukan Jerman diizinkan untuk menanam ranjau dan menghancurkan objek-objek vital untuk menghalangi kemungkinan masuknya Tentara Merah setalah pasukan Jerman mundur dari wilayah Finlandia Utara.

Namun, Jerman memiliki rencana lain. Bagaimanapun juga Jerman tidak akan membiarkan Uni Soviet menang dengan mudah sehingga pada tanggal 15 September 1944 pasukan Jerman menyerbu kembali wilayah Finlandia tepatnya wilayah pulau Suursari. Serangan Jerman ini merupakan bagian dari rencana jauh-jauh hari ditahun 1943, sebuah opsi militer yang akan dilakukan apabila Finlandia memang merencanakan sebuah perdamaian terpisah dengan pihak Soviet. Tujuan serangan Jerman tersebut bukan untuk menghancurkan pemerintahan Finlandia dan menduduki Finlandia demi menghalangi proses perdamaian antara Finlandia dan Soviet, namun lebih kepada strategis militer untuk menguasai wilayah Teluk Finlandia dan melanjutkan blokade terhadap akses AL Soviet di kawasan perairan sekitar Teluk Finlandia. Saat melakukan serangan pun, Jerman meminta pasukan Finlandia di pulau tersebut untuk menyerah dengan harapan mampu menguasai pulau itu tanpa harus terjadi pertumpahan darah, namun Finlandia menolak dan perang akhirnya tidak terelakan dan apa yang dikenal sebagai Perang Lapland akhirnya dimulai.

Keterlibatan Uni Soviet dalam merancang skenario peperangan ini terlihat ketika Tentara Merah tiba-tiba menyerbu Pestamo yang dikuasai oleh Divisi Gunung ke 7 dari pasukan Jerman. Serangan Tentara Merah ini dibarengi dengan serangan pasukan Finlandia membatalkan usaha mobilisasi Divisi Gunung Jerman tersebut. Pasukan Jerman akhirnya terusir dan Uni Soviet akhirnya berhasil mengontrol wilayah tambang nikel tersebut. Sebelumnya, pasukan Jerman diwilayah Lapland sudah dipersiapkan untuk mundur oleh komando tinggi Jerman di kawasan Finlandia untuk mencegah bentrok antara pasukan Jerman dan pasukan Finlandia, namun rencana itu batal ketika Jerman mengetahui Uni Soviet berada dibalik peristiwa tersebut. Masuknya Uni Soviet ke dalam kancah konflik Lapland membuat Jerman harus berpikir ulang mengenai rencana penarikan mundur pasukannya dari wilayah tersebut. Keterlibatan langsung Soviet memancing konflik yang terjadi untuk semakin memanas dan membuat Jerman menggunakan strategi baru dimana Jendral Lothar Rendulic menggunakan strategi bumi hangus terhadap kawasan Lapland untuk mencegahnya jatuh dalam kondisi utuh ketangan Tentara Merah. Pasukan Jerman kemudian secara perlahan ditarik mundur dari kawasan tersebut ke arah Muonio namun terganggung oleh serangan pasukan Finlandia ke wilayah gerak mundur pasukan Jerman di Rovaniemi. Hanya saja sekalipun pasukan Finlandia melakukan serangan penuh, sebagian besar pasukan Jerman masih dapat meloloskan diri menuju ke wilayah Norwegia. Hal tersebut menimbulkan sebuah pendapat bahwa Finlandia tidak bersungguh-sungguh dalam melakukan operasi militer tersebut. Pihak Soviet bahkan mencurigai, Finlandia sengaja membiarkan sebagian besar pasukan Jerman untuk mundur dan menyerang tidak pada rute yang sebenarnya. Pasukan Jerman pada akhirnya tetap saja dapat meloloskan diri ke wilayah Norwegia dan sisa-sisa pasukan Jerman terakhir berhasil ditarik mundur pada tanggal 28 April 1945.

Pada dasarnya Perang Lapland bukanlah merupakan konflik sebenarnya antara Jerman dan Finlandia. Konflik yang berbuah peperangan itu merupakan skenario yang diciptakan USSR untuk melemahkan konsentrasi pasukan Jerman di Finlandia sekaligus menguasai wilayah strategis Finlandia (Lapland dan Teluk Finlandia) tanpa mengerahkan Tentara Merah. Perang Lapland sendiri sudah terlihat campur tangan USSR yang mendikte Finlandia untuk melakukan peperangan menyeluruh terhadap Jerman seperti tuntutan Stalin agar pasukan Jerman mundur dari wilayah Lapland dan pemutusan hubungan diplomatik antara Finlandia dan Jerman sebagai syarat perdamaian. Selain itu pihak Soviet juga memaksa Finlandia untuk menghabisi pasukan Jerman secara total meskipun pihak Finlandia enggan untuk melakukannya. Keengganan tersebut lebih dikarenakan memang Finlandia tidak memiliki niat untuk memerangi Jerman sejak awal begitu pula dengan pasukan Jerman terhadap Finlandia mengingat hubungan erat antar kedua negara. Untuk memastikan Finlandia tidak melenceng dari tugasnya, Soviet bahkan mengancam akan melakukan tindakan lebih jauh terhadap Finlandia yang dapat diterjemahkan sebagai invasi Uni Soviet terhadap Finlandia. Meski demikian, pada kenyataannya kedua belah pihak yang bertempur sama sekali tidak berniat untuk saling menghabisi. Bahkan serangan pasukan Finlandia terhadap gerakan mundur pasukan Jerman di Rovaniemi justru berakhir dengan keberhasilan pasukan Jerman menarik mundur pasukannya ke wilayah Norwegia.

SOURCES:
http://media.wfyi.org/fireandice/history/lapland.htm
http://countrystudies.us/finland/21.htm

ALIRAN LEGALISME

Thanks To:Das Bumorix (Byoma G.)

Aliran legalisme merupakan salah satu dari aliran filsafat di Cina yang lahir pada periode yang disebut “Masa Seratus Aliran Filsafat”. Periode tersebut disebut sebagai “Masa Seratus Aliran Filsafat” dikarenakan pada masa itu banyak bermunculan ide-ide filsafat di tanah Cina yang menyebar ke berbagai penjuru negara-negara kecil yang terdapat di tanah Cina. Aliran Legalisme merupakan salah satu diantaranya dan menjadi salah satu aliran filsfat terbesar dan berpengaruh dalam sejarah Cina selain aliran Daoisme, Confusianisme, Mohisme, dsb.

Aliran Legalisme merupakan aliran yang lahir tanpa adanya pendiri utama dari aliran tersebut. Aliran Legalisme hanya mencatat tokoh-tokoh besar penganut aliran tersebut yang berkontribusi besar pada sejarah Cina khususnya sejarah penyatuan pertama Cina ditahun 221 SM. Tokoh-tokoh tersebut seperti Wei Yang yang kemudian dikenal sebagai Shang Yang,Han Fei dan Li Si. Pemikiran tokoh-tokoh Legalis tersebut menjadi dasar bagi terbentuknya Cina bersatu yang utuh dan kuat dibawah Dinasti Qin.

Aliran Legalisme merupakan aliran filsafat yang percaya kepada supermasi hukum dimana hukum dinyatakan sebagai produk utama dari sebuah negara yang menentukan arah jalannya negara serta kestabilan pemerintahan dan keamanan masyarakat. Selain hukum, aliran legalisme juga menolak konsep-konsep tradisonalis yang dianggap terlalu mengekang terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Sebagai contoh, aliran legalisme menolak konsep tradisionalis pada masa itu yang menganggap bahwa jabatan pemerintahan atau jabatan dalam kemiliteran harus didasarkan pada keturunan atau diwariskan secara turun-temurun tidak peduli apakah keturunannya memiliki bakat yang sama dengan pendahulunya. Aliran legalisme menolak konsep tersebut dan justru menawarkan konsep lain dimana setiap jabatan baik dalam pemerintahan maupun militer harus didasarkan kepada keahlian bukan pada keturunan. Dengan demikian aliran legalisme mendorong terjadinya suatu mobilitas sosial dalam masyarakat dan memungkinkan seseorang memiliki kedudukan berdasarkan keahlian mereka masing-masing. Aliran Legalisme juga mendorong setiap orang untuk terus menerus berusaha memperoleh keberhasilan dalam berbagai bidang dimana usaha dan keberhasilan tersebut akan mendapat penghargaan dari negara. Para tokoh legalis seperti Shang Yang percaya bahwa kedudukan diperoleh berdasarkan keahlian dan usaha mereka untuk memperolehnya. Sebagai contoh dalam militer, seseorang tidak dapat begitu saja menjadi seorang pemimpin militer hanya karena dirinya adalah anak dari pemimpin militer sebelumnya namun keahlian dan usahanyalah yang menjadi tolok ukur kedudukan yang akan diperolehnya. Semakin besar usahanya, semakin cepat pula dirinya mendapat kenaikan jabatan dan pada akhirnya seorang rakyat biasa yang merintis kedudukannya dari prajurit biasa hanya dengan menunjukkan usaha dan kemampuannya dapat menduduki jabatan pemimpin militer dan memimpin pasukan di medan perang. Hal tersebut dibuktikan oleh Qin dimana mereka memiliki jendral-jendral yang berlatar belakang rakyat biasa seperti Jendral Bai Qi, seorang jendral utama dari pasukan Qin yang hidup pada masa pemerintahan Raja Zhaoxiang dari Qin. Menurut Shang Yang yang menjadi Mentri Pertama dan penasihat Qin pada masa pemerintahan Adipati Xiao dari Qin, praktek semacam itulah yang akan memacu semangat para prajurit di medan perang dimana mereka terpacu untuk terus berjuang sebab mereka tahu bahwa perjuangan mereka akan dihargai oleh negara. Hal tersebut juga berlaku bagi jabatan dalam pemerintahan dimana keahlian dan usaha menjadi tolok ukur bagi seseorang untuk menduduki jabatan dalam pemerintahan. Shang Yang bahkan mempertegas hal tersebut dengan mencopot seluruh gelar-gelar yang hanya memakan gaji buta dan mengumumkan bahwa siapapun yang mampu menunjukkan keahlian dan usaha mereka akan mendapat kedudukan yang sepantasnya dalam bidang militer maupun pemerintahan. Hal tersebut memungkinkan adanya semangat dari masyarakat untuk terus berusaha memberikan yang terbaik bagi negara karena mereka tahu usaha mereka dan keahlian mereka akan dihargai oleh negara.

Mengenai hukum seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa hukum merupakan inti dasar dari Aliran Legalisme. Aliran Legalisme tidak pernah melakukan kompromi terkait dengan persoalan hukum. Shang Yang menegaskan bahwa hanya dengan hukum, semua keteraturan dan harmoni di dalam dunia dapat tercapai. Hal tersebut jelas diungkapnya dalam bukunya yang berjudul “Pengembangan Kekuasaan”, “Jika Penguasa dan pejabat mengabaikan hukum dan mementingkan kepentingan pribadi, kekacauan pasti akan terjadi; oleh karenanyanya jika kejelasan hukum ditegakkan dan kepentingan pribadi tidak dapat merusak hukum, pemerintahan akan berjalan dengan baik”. Jelas dimaksudkan dalam tulisannya bahwa Shang Yang sebagai seorang Legalis sangat menunjung tinggi hukum dan kejelasannya. Hukum yang kuat dan jelas merupakan pilar dari sebuah negara. Tidak ada kompromi bagi siapapun yang berani menentang hukum karena menentang hukum sama saja artinya dengan menentang negara dan melawan atau menentang negara hukumannya sangatlah berat. Shang Yang sebagai seorang Legalis bahkan tidak peduli kedudukan apapun yang dimiliki oleh seseorang jika melawan hukum maka jelas harus menerima hukuman karena artinya sama saja dengan melawan negara. Hal tersebut dibuktikan olehnya dengan menghukum Pangeran Si (kelak dikenal sebagai Raja Huiwen dari Qin) putra mahkota dari Adipati Xiao dari Qin yang melanggar hukum negara. Bahkan Shang Yang juga memerintahkan hukuman bagi para guru-guru dari pangeran Si yang dianggap gagal mengajarinya menjadi seorang pribadi yang taat dan patuh kepada hukum.

Selain hukum, Aliran Legalisme juga menerapkan sistem yang terpusat dalam menjalankan pemerintahan. Pemerintahan menurut Aliran Legalisme haruslah terpusat ditangan satu orang yang kuat sebagai penguasa negara yang dibantu oleh para penasihat-penasihatnya. Konsep ini memungkinkan sebuah negara menjadi kuat dan bersatu serta meredam kemungkinan timbulnya kekuasaan-kekuasaan kecil tandingan di daerah-daerah yang mampu menandingi kekuasaan pemerintah pusat. Hal tersebut dibuktikan oleh Kaisar Qin Shi Huangdi yang memerintah dengan “Tangan Besi” dibantu oleh para penasihat-penasihat kepercayaannya serta para jendral-jendral setianya dan mampu mempersatukan dan mempertahankan kesatuan dan keutuhan Kekaisaran Cina sebagai Kaisar Pertama dari Cina bersatu.

Aliran Legalisme juga menekankan bahwa orientasi terpenting dalam kehidupan bersama dalam bernegara adalah untuk kepentingan negara. Kepentingan negara merupakan kepentingan bersama yang harus diperjuangkan secara bersama-sama. Aliran Legalisme menolak konsep Individualis dan justru membangun suatu konsep yang bersifat Sosialis dengan negara sebagai perantara dan pengontrol Sosialisme Kebersamaan dalam bernegara.

Melihat dari sisi dimana Aliran Legalisme menerapkan hukum yang sangat kuat, pemerintahan negara yang kuat dan kepentingan negara menjadi hal yang terutama dalam kehidupan bersama dalam bernegara jelas terlihat bahwa Aliran Legalisme merupakan aliran yang menganut sistem Kediktatoran Totalitarian. Sistem Totalitarian memungkinkan negara menerapkan aturan yang sangat kuat, pemerintahan negara sangatlah kuat, kontrol negara yang besar dan  kepentingan negara merupakan kepentingan yang utama dalam kehiduapan bersama dalam bernegara. Han Fei, seorang filsuf Legalis
bahkan menyatakan bahwa penguatkuasaan undang-undang yang ketat dan hukuman yang berat  perlu untuk mengawal manusia yang bertindak liar sekaligus melahirkan keamanan dan kesejahteran rakyat. Namun meski banyak penentangnya menyatakan bahwa Aliran Legalisme merupakan aliran yang tidak manusiawi, namun sesungguhnya Aliran Legalisme sangatlah bagus dan berperan penting dalam menciptakan kestabilan politik/pemerintahan negara dan juga keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Qin Shi Huangdi sendiri menerapkan aturan yang tegas dan ketat bahkan rela menghukum putranya sendiri yang sudah melanggar hukum Kekaisaran Cina namun hasilnya, Qin Shi Huangdi berhasil menciptakan Cina yang utuh, kuat, bersatu, aman dan makmur.

Intinya Aliran Legalisme mengedepankan bahwa negara yang kuat dan kepercayaan rakyat merupakan bentuk yang ideal dari sebuah negara. Kaum Legalis seperti Shang Yang dan Han Fei tidak mengabaikan kepercayaan rakyat sebagai fondasi utama pemerintahan, namun mereka percaya bahwa kepercayaan rakyat dapat diperoleh melalui hukum yang tegas dan negara yang kuat dari segi pemerintahan, ekonomi maupun militer. Hukum yang tegas akan menghapuskan segala tindakan kriminal dan negara yang kuat dari segi pemerintahan, ekonomi dan militer akan membuat negara-negara lain takut untuk menyerang atau mengganggu kedaulatan suatu negara. Apabila hal tersebut sudah dipenuhi maka rakyat dengan sendirinya akan memberikan kepercayaan kepada negara karena rakyat tahu dan sadar bahwa negara telah memberikan yang terbaik untuk menjaga keamanan dan ketentraman serta menciptakan kemakmuran bagi rakyatnya. Pemikiran tokoh-tokoh Legalis tersebut menjadi dasar bagi terbentuknya Cina bersatu yang utuh dan kuat dibawah Dinasti Qin.


Shang Yang/Wei YangShang Yang/Wei Yang
Han FeiHan Fei
Li SiLi Si

Source:  Buku Qin “Kaisar Terakota”, karya Michael Wicaksono dan http://fastnote.wordpress.com/legalisme-confusianisme/

Kuil Yasukuni di Jepang (meluruskan pandangan mengenai kuil kontroversional di Jepang)


Thanks For:Byoma G (Das Bumorix)
Kuil Yasukuni (Kuil Bangsa Yang Damai) merupakan sebuah kuil kontroversial yang berdiri di Jepang. Kuil tersebut sebenarnya merupakan warisan sejarah dan budaya masa lalu dari bangsa Jepang. Kuil Yasukuni sendiri dibangun pada masa pemerintahan Kaisar Meiji yang bertujuan untuk mengenang mereka yang telah berjasa bagi pembangunan dan kebangkitan Jepang di era Restorasi Meiji.

Banyak orang yang tidak paham menganggap bahwa kuil Yasukuni semata-mata hanya tempat menguburkan para prajurit yang berdinasi dalam militer Jepang khususnya di era Showa dimasa Perang Asia Timur Raya. Namun lebih dalam sesungguhnya dikuil tersebut juga dimakamkan mereka yang dipandang telah berjasa bagi Jepang dalam berbagai bidang tidak hanya militer saja namun juga bidang-bidang sipil. Bahkan di kuil Yasukuni juga dimakamkan orang-orang yang bukan merupakan bangsa Jepang namun pekerja asing dari Korea dan Taiwan yang bekerja untuk Jepan dimasa Restorasi Meiji. Pemerintah Jepang menghargai jasa mereka sebagai pihak yang turut berperan dalam membangun perekonomian Jepang dan menjadi dasar bagi awal kebangkitan Jepang sebagai kekuatan baru di kawasan Timur Jauh. Karenanya para pekerja asing tersebut diberikan tempat pemakaman yang layak disisi para pahlawan yang berasal dari bangsa Jepang sendiri di kuil Yasukuni.

Kuil Yasukuni terdiri dari 2 bagian besar. Bagian Pertama bernama Kuil Honden (Kuil Utama) yang digunakan untuk menyemayamkan orang-orang yang pernah berdinas untuk Kekaisaran Jepang dan yang kedua adalah Kuil Chireisia yang digunakan untuk mengenang orang-orang yang pernah berperang melawan kekaisaran Jepang atau siapapun yang pernah meninggal dalam periode peperangan di Jepang termasuk para prajurit dari Keshogunan Tokugawa (Zaman Edo), Republik Ezo serta para prajurit asing yang berasal dari Inggris, Cina, Korea, Amerika Serikat dan Asia Tenggara.

Sejarah mencatat bahwa pertama sekali kuil Yasukuni bernama kuil Tōkyō Shōkonsha. Kuil tersebut dibangun untuk memperingati para korban perang Boshin (Perang Saudara Jepang antara Keshogunan Tokugawa dan pihak yang ingin mengembalikan kekuasaan utuh kepada Kaisar Jepang). Pada tahun 1879, kuil tersebut diganti namanya menjadi Kuil Yasukuni oleh Kaisar Meiji.

Di dalam kompleks Kuil Yasukuni juga terdapat berbagai ragam patung memorial diantaranya:

1. Patung Janda Perang: Patung tersebut digunakan untuk memeringati para ibu-ibu yang menjanda yang harus membesarkan anak-anak mereka tanpa suami karena peperangan. Patung tersebut disumbangkan oleh anak-anak dan para janda perang Jepang.

2. Patung Penerbang Kamikaze: Patung tersebut terletak disamping pintu masuk Yūshūkan yang digunakan untuk memperingati para penerbang Kamikaze Jepang yang melakukan serangan bunuh diri terhadap kapal-kapal Sekutu di tahun-tahun akhir Perang Asia Timur Raya.

3. Patung seekor kuda, anjing dan merpati pos:  Ketiga patung tersebut disumbangkan pada tiga kesempatan berbeda pada paruh pertama abad keduapuluh. Patung-patung tersebut melambangkan jasa masing-masing hewan tersebut terhadap Kekaisaran Jepang dibidang militer. Untuk patung anjing itu melambangkan anjing gembala Jerman yang berjasa bagi tim anjing Tentara Kekaisaran Jepang.

4. Patung Ōmura Masujirō: Merupakan patung bergaya Barat pertama di Jepang dibuat oleh Okuma Ujihiro pada tahun 1893 untuk mengenang Ōmura Masujiro yang dikenang sebagai bapak militer moderen Jepang.

5. Irei no Izumi: Sebuah monumen mata air yang didirikan untuk mengenang korban yang mati kehausan di medan perang.

6. Monumen Hakim Radha Binod Pal: Monumen yang didirikan untuk menghormati hakim Radha Binod Pal, seorang hakim berkebangsaan India yang berdinas pada pengadilan militer Sekutu di Timur Jauh. Hakim Radhda Binod Pal merupakan satu-satunya hakim yang menyatakan bahwa semua terdakwa penjahat perang Jepang sebagai tidak bersalah dan menolak tuduhan Sekutu terhadap para tokoh-tokoh utama Fasisme Jepang. Bahkan Perdana Mentri India Mahmonan Singh pernah berkata kepada Perdana Mentri Jepang Junichiro Koizumi bahwa keputusan hakim Radha Binod Pal merupakan perwujudan rasa cinta masyarakat India kepada Jepang.

Negara-negara yang selama ini menjadi musuh utama Jepang khususnya dalam Perang Asia Timur Raya selalu menuduh bahwa kuil tersebut merupakan lambang kejahatan perang Jepang dan lambang dari sikap agresor Jepang selama Perang Asia Timur Raya. Negara-negara seperti RRC, Korea Selatan maupun Amerika Serikat selalu mengutuk keberadaan kuil bersejarah tersebut di wilayah Jepang. Sebaliknya bangsa Jepang memandang bahwa kuil tersebut merupakan bentuk dari sebuah penghargaan kepada mereka yang telah berjasa bagi Kekaisaran Jepang tanpa memandang jabatan maupun etnis dan ras. Kuil tersebut pada dasarnya memang dibangun untuk mengenang mereka sudah rela berkorban demi Kekaisaran Jepang. Bagi kaum Sayap Kiri kuil tersebut memang lambang agresor namun bagi kaum Sayap Kanan kuil tersebut merupakan lambang nasionalisme dan patriotisme sebab dikuil tersebut telah disemayamkan mereka yang telah berjasa bagi Kekaisaran Jepang.

PERANG THERMOPYLAE

 Kali ini kita akan mengupas tentang perang thermopylae yang pernah di buat menjadi film 300,tapi sebelum kita kupas tentang perang tersebut kita lihat dulu profil tentang masing-masing pasukan dari tiap kerajaan

Pasukan Sparta

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Patung marmer hoplites berhelm dari abad ke-5 SM, diduga sebagai patung Leonidas, raja Sparta, di Museum Arkeologi Sparta, Yunani.
Pasukan Sparta adalah pasukan militer di negara kota Sparta, yang merupakan salah satu negara kota terkuat di Yunani kuno. Pasukan ini merupakan salah satu inti perdaban negara Sparta, yang tujuan utama dari tiap penduduknya adalah menjadi prajurit yang kuat. Melaksanakan latihan militer bagi warganya sejak mereka masih kanak-kanak, pasukan Sparta menjadi salah satu pasukan tempur yang paling ditakuti dalam sejarah dunia. Pada masa kejayaannya pada abad ke-6 dan ke-4 SM, sudah secara umum dianggap bahwa "satu prajurit Sparta sama berharganya dengan beberapa prajurit dari negara lain."

Pasukan zaman Mykenai

Catatan tertua mengenai keterlibatan Sparta dalam perang adalah dalam Iliad, ketika mereka bertempur bersama kontingen Yunani lainnya. Seperti pasukan Mykenai lainnya, pasukan Sparta sebagian besarnya merupakan infantri, dilengkapi dengan pedang pendek, tombak, Dyplon dan satu perisai perunggu kecil. Ini adalah masa peperangan heroik dengan siasat yang sederhana, seringkali tidak lebih lebih dari sekadar serangan langsung dan pembunuhan banyak prajurit musuh — tidak aneh jika keseluruhan pasukan musuh dikejar dan dibantai setelah sebelumnya dipukul mundur. Siasat pertempurannya adalah "kebebasan untuk semua."."
Kereta perang digunakan orang-orang elit, namun tidak seperti di Timur Tengah, kereta perang Yunani tampaknya hanya digunakan untuk transoprtasi dan sebagai kendaaran angkut dalam perang, dengan para prajuritnya turun dari kereta perang untuk bertempur dengan berjalan kaki dan kemudian naik lagi ke kereta perang untuk pergi dari pertempuran, meskipun beberapa sumber menyebutkan bahwa ada juga prajurit yang menyerang menggunakan tombak dari atas kereta perang mereka.

Reformasi Zaman Arkaik dan perluasan

Sparta Mykenai, seperti wilayah lainnya di Yunani, dengan cepat diserbu oleh invasi Doria, yang mengakhiri peradaban Mykenai dan memulai Zaman Kegelapan Yunani. Pada masa ini, Sparta atau Lakadaimon hanyalah satu desa Doria di bantaran sungai Eurotas di Lakonia. Akan tetapi, pada awal abad ke-8 SM, masyarakat Sparta mengalami perubahan. Reformasi ini, yang oleh tradisi kuno disebut dilakukan oleh tokoh mitos Lykurgos, menciptakan institusi baru dan memulai ciri kemiliteran di negara Sparta. Konstitusi Lykurgos ini tetap tidak berubah dalam esensinya selama lima abad berikutnya. Sejak sekitar tahun 750 SM, Sparta melakukan perluasan perlahan-lahan, pertama-tama dengan menaklukan Amyklai dan pemukiman-pemukiman lainnya di Lakonia, dan kemudian, pada Perang Messenia Pertama, menaklukan negara Messenia yang subur. Pada awal abad ke-7 SM, Sparta, bersama dengan Argos, adalah kekuatan paling berpengaruh di Peloponnesos.

Hegemoni Sparta di Peloponnesos

Tidak dapat terelakkan, kedua kekuatan utama di Peloponnesos pun saling bentrok. Pada awalnya Argos meraih kesuksesan, seperti misalnya kemenangan pada Pertempuran Hysiai pada tahun 669 SM, yang memicu pemberontakan orang Messenia, yang menyibukkan pasukan Sparta selama hampir dua puluh tahun.Selama abad ke-6 SM, Sparta mengamankan kekuasaannya di semenanjung Peloponnesos: Arkadia dipaksa untuk mengakui kekuasaan Sparta, Argos kehilangan Knuria (pesisir tenggara Peloponnesos) sekitar tahun 546 SM dan harus menderita serangan menghancukan lainnya dari Kleomenes I pada Pertempuran Sepeia pada tahun 494 SM, sementara itu ekspedisi berulang Sparta melawan rezim tiran di seluruh Yunani sangat meningkatkan wibawa Sparta. Pada awal abad ke-7 SM, Sparta tak lagi tertandingi di Yunani selatan, sebagai kekuatan unggul (hegemon) dari Liga Peloponnesos yang baru didirikan (yang secara karakteristik lebih dikenal oleh orang-orang sezamannya sebagai "Bangsa Lakadaimon dan sekutunya").

Perang Persia dan Perang Peloponnesos

Pada akhir abad ke-6 SM, Sparta diakui oleh negara-negara kota kuat lainnya. Raja Kroisos dari Lydia membuat persekutuan dengan Sparta, dan di kemudian hari, kota-kota Yunani di Asia Minor meminta bantuannya dalam Pemberontakan Ionia.Dalam invasi kedua Persia ke Yunani yang dipimpin oleh raja Persia, Xerxes, Sparta ditunjuk sebagai pemimpin pasukan persekutuan Yunani di darat dan laut. Karena hal inilah, pasukan Sparta memainkan peranan krusial dalam menghalau invasi, terutama pada Pertempuran Thermopylae dan Pertempuran Plataia. Akan tetapi setelahnya, tuduhan persekongkolan Pausanias dengan Persia dan keengganan Sparta untuk pergi terlalu jauh dari rumah, menyebabkan Sparta mundur dari pasukan persekutuan Yunani, dan dengan demikian kepemimpinan atas pasukan persekutuan diberikan kepada Athena yang juga sedang bangkit. Athena menerima posisi dan bertekad akan terus melanjutkan usaha untuk menyerang Persia. Sementara itu, akibat dari pemunduran ini, Sparta menjadi cenderung isolasionis.
Kecenderungan isolasionis ini lebih jauh lagi diperkuat oleh adanya pemberontakan oleh beberapa sekutunya dan satu gempa bumi besar pada tahun 464 SM, yang disusul oleh pemberontakan berskala besar yang dilakukan oleh para helot Messenia. Pada saat bersamaan, Athena semakin kuat dan mulai menjadi kekuatan utama di Yunani. Ini akhirnya berujung pada bentrokan antara Athena dan Sparta, dan keduanya bertikai dalam Perang Peloponnesos Pertama serta Perang Peloponesos Kedua, yang merusakkan banyak daerah di Yunani. Sparta menderita beberapa kekalahan mengejutkan pada perang ini, termasuk untuk pertama kalinya seluruh unit Sparta menyerah pada Pertempuran Sphakteria pada tahun 425 SM. Meskipun demikian, Sparta pada akhirnya menjadi pemenang dalam perang ini, terutama karena dibantu secara finansial oleh Persia. Di bawah kepemimpinan admiralnya, yakni Lysandros, armada Peloponnesos yang dibiayai oleh Persia berhasil menaklukan kota-kota sekutu Athena, dan kemenangan telak pada pertempuran laut di Aegospotami akhirnya memaksa Athena untuk menyerah. Kekalahan Athena menjadikan Sparta sebagai negara yang memiliki kekuatan palong dominan di seluruh Yunani.

Pasukan Abadi (Kekaisaran Persia)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pasukan Abadi Persia, dekorasi di Istana Darius di Susa (510 SM).
Pasukan Abadi (dari bahasa Yunani: Ἀθάνατοι, Athánatoi, "abadi", dari awalan a ("tidak") + thanatos ("mati"); kadang disebut "Pasukan Abadi Persia" atau "Sepuluh Ribu Tentara Abadi") adalah nama yang diberikan oleh Herodotos untuk menyebut pasukan khusus dari Kekaisaran Persia Akhemeniyah. Pasukan Abadi bertugas sebagai Garda Imperial dan juga sebagai pasukan tempur. Sebagai Garda Imperial, Pasukan Abadi bertugas melindungi kekaisaran jika ada serangan dari luar, sedangkan sebagai pasukan tempur, Pasukan Abadi ikut serta dalam penyerangan yang dilakukan oleh Kekaisaran, salah satunya adalah ketika ekspansi Kekaisaran Persia dan pada Perang Yunani-Persia. Dalam masa damai, Pasukan Abadi bertugas sebagai pengawal kaisar. Nama pasukan ini dalam bahasa Persia kemungkinan adalah Anûšiya ('rekan').
Herodotos menggambarkan Pasukan Abadi sebagai infantri berat yang dipimpin oleh Hydarnes. Jumlah tentaranya adalah 10.000 prajurit. Yang boleh masuk ke dalam Pasukan Abadi hanya orang Persia, Medes, dan Elam. Pasukan Abadi memperoleh pelatihan yang lebih baik dan lebih berat daripada infantri ringan biasa. Para prajurit dalam Pasukan Abadi sudah dilatih dengan keras sejak kecil. Siasat yang biasa digunakan oleh Pasukan Abadi yaitu barisan depan menyerang musuh sedangkan barisan belakang menembakkan panah ke arah musuh. Para prajurit yang menjadi tentara Abadi adalah pria-pria yang sangat setia pada kaisar dan akan melindungi kaisar bahkan sampai mati.
Pasukan ini disebut sebagai "Pasukan Abadi" hanya oleh Herodotos. Sementara sumber dari Persia sendiri tidak menyebutkan nama pasukan ini.[ Kemungkinan, Herodotus telah keliru membedakan Anûšiya ('rekan') dengan Anauša ('Pasukan Abadi').
Selain oleh Herodotos, Pasukan Abadi disebutkan pula oleh Athenaios,(yang mengutip Herakleides dari Kyme); Hesykhios.(yang secara keliru menyebut Pasukan Abadi sebagai detasemen kavaleri); Procopius; serta sumber-sumber lain yang mengambil data dari Herodotos, sedangkan Cassiusmenyebut Pasukan Abadi dengan mengambil rujukan dari Romawi, dan menyebutnya sebagai pasukan tempur.

Bagian penyeimbang tombak Pasukan Abadi.
Menurut Herodotos dan Xenophon, pasukan ini dinamai Pasukan Abadi (Athanatoi) karena jumlahnya selalu tetap, yakni 10.000 prajurit. Mereka punya tradisi dan aturan bahwa jika ada tentara Abadi yang terbunuh, terluka parah, cacat serius, atau sakit, maka akan langsung digantikan oleh tentara baru sehingga jumlah pasukan ini selalu 10.000, tidak kurang dan tidak lebih,karena itulah pasukan ini dinamai Pasukan Abadi.
Menurut seorang ahli sejarah Persia, Ardeshir Radpour, selain karena jumlahnya selalu tetap, pasukan ini dinamai Pasukan Abadi juga karena mereka tidak pernah meninggalkan mayat prajurit yang mati di medan pertempuran. Mereka selalu memindahkan prajurit Pasukan Abadi yang terbunuh dan menjauhkannya dari pantauan musuh, dengan demikian musuh jarang melihat prajurit Pasukan Abadi yang mati. Ini seolah-oleh membuat prajurit Pasukan Abadi terlihat tidak dapat mati.
Nama lain dari Pasukan Abadi adalah Melophoroi (Para Pembawa Apel). Nama ini digunakan oleh para sejarawan pengikut Aleksander yang Agung. Pasukan Abadi membawa tombak yang memiliki penyeimbang berupa logam kecil berbentuk bulat untuk menyeimbangkan titik berat tombak. Bentuk penyeimbang tersebut mirip apel sehingga mereka disebut Para Pembawa Apel.Penyeimbang tombak itu juga dapat digunakan sebagai senjata untuk memukul musuh.

Sejarah

Kiri: Koresh yang Agung, ilustrasi buatan seorang seniman. Koresh adalah pendiri Kekaisaran Persia Akhemeniyah sekaligus penggagas pembentukan Pasukan Abadi. Kanan: Wilayah Kekaisaran Persia Akhemeniyah di bawah kepemimpinan Koresh yang Agung. Pada masa tersebut, kekaisaran yang dipimpin Koresh merupakan kekaisaran terbesar di dunia. Jika dibandingkan dengan masa modern, maka kekuasaannya akan meliputi Turki, Israel, Georgia dan Arabia di barat sampai Kazakhstan, Kyrgyzstan, Sungai Indus (Pakistan) dan Oman di timur.
Kiri: Koresh yang Agung, ilustrasi buatan seorang seniman. Koresh adalah pendiri Kekaisaran Persia Akhemeniyah sekaligus penggagas pembentukan Pasukan Abadi. Kanan: Wilayah Kekaisaran Persia Akhemeniyah di bawah kepemimpinan Koresh yang Agung. Pada masa tersebut, kekaisaran yang dipimpin Koresh merupakan kekaisaran terbesar di dunia. Jika dibandingkan dengan masa modern, maka kekuasaannya akan meliputi Turki, Israel, Georgia dan Arabia di barat sampai Kazakhstan, Kyrgyzstan, Sungai Indus (Pakistan) dan Oman di timur.
Kiri: Koresh yang Agung, ilustrasi buatan seorang seniman. Koresh adalah pendiri Kekaisaran Persia Akhemeniyah sekaligus penggagas pembentukan Pasukan Abadi.
Kanan: Wilayah Kekaisaran Persia Akhemeniyah di bawah kepemimpinan Koresh yang Agung. Pada masa tersebut, kekaisaran yang dipimpin Koresh merupakan kekaisaran terbesar di dunia. Jika dibandingkan dengan masa modern, maka kekuasaannya akan meliputi Turki, Israel, Georgia dan Arabia di barat sampai Kazakhstan, Kyrgyzstan, Sungai Indus (Pakistan) dan Oman di timur.
Menurut Xenophon, Pasukan Abadi dibentuk oleh Koresh yang Agung. Pada masa kekuasaan Koresh, Kekaisaran Persia Akhemeniyah berhasil menaklukan bangsa Assyria, bangsa Bablionia, bangsa Medes, bangsa Kurdi, bangsa Lydia, bangsa Parthia, bangsa Turki, bangsa Armenia, dan bangsa Ionia. Kekuasaannya terbentang mulai dari sungai Indus di India sampai Hellespontos di Yunani. Karena kekaisarannya bertambah luas, Koresh merasa bahwa keamanan istananya perlu ditingkatkan:
Dia memikirkan kepada siapa dia dapat mempercayakan keamanan istananya........ Dia memilih di antara mereka sepuluh ribu prajurit, yang berkemah di sekitar istana, menjaganya siang dan malam, dan ikut menemaninya jika dia pergi, mengiringi di dekatnya.
Dalam pertempuran, Pasukan Abadi bertanggung jawab untuk melindungi tenda kerajaan yang ditempati oleh kaisar.Pasukan Abadi ikut berperang dalam penaklukan Koresh yang Agung di Kekaisaran Babilonia Baru pada 547 SM, kampanye Kambises melawan Mesir pada 525 SM dan invasi Darius yang Agung ke Punjab Barat dan Sindh di India serta ke Skithia pada 520 SM dan 513 SM.Dalam Pertempuran Gaugamela pada 331 SM, Pasukan Abadi melindungi gerak mundur kaisar Darius III. Kemungkinan Pasukan Abadi juga ikut serta dalam Pertempuran Gerbang Persia pada 330 SM.
Aleksander yang Agung berhasil mengalahkan Pasukan Abadi dalam Pertempuran Issos pada 333 SM. Setelah Kekaisaran Persia Akhemeniyah runtuh, Pasukan Abadi pun dibubarkan.

Perang Yunani-Persia

Dalam Perang Yunani-Persia, Pasukan Abadi berpartisipasi dalam Pengepungan Eretria dan Pertempuran Marathon pada 490 SM dalam invasi yang pertama, serta Pertempuran Thermopylae pada 480 SM dan Pertempuran Plataia pada 79 SM dalam invasi yang kedua. Di Thermopylae, Pasukan Yunani menghalangi jalan sempit di pesisir dan mencegah pasukan Persia memasuki kota-kota Yunani. Namun Pasukan Abadi mengambil jalan memutar dan berhasil mengepung pasukan Yunani sebelum kemudian mengalahkannya. Pasukan Abadi juga terlibat pada tahun kedua perang, pada 479 SM. Ketika itu pasukan Persia mengalami kekalahan di Salamis sehingga Xerxes memutuskan untuk pergi dari Yunani dan menugaskan Mardonios untuk meneruskan kampanye militer. Mardonios memilih untuk membawa seluruh Pasukan Abadi kecuali pemimpin mereka, Hydarnes, karena Hydarnes lebih suka mengikuti Xerxes untuk pulang. Maka Pasukan Abadi pun menjadi bagian dari pasukan pendudukan Persia di Yunani di bawah pimpinan Mardonios.Namun Pasukan Abadi tidak pernah disebutkan kaitannya dengan operasi pada tahun 479 SM sehingga ada kemungkinan bahwa mereka sebenarnya kembali ke Asia bersama Xerxes dan Hydarnes.

Pertempuran Thermopylae

Keterlibatan Pasukan Abadi dalam Pertempuran Thermopylae adalah yang paling terkenal.[24] Xerxes dan pasukannya yang berjumlah sangat banyak datang ke Yunani untuk menaklukan Athena dan kota-kota di sekitarnya. Bangsa Yunani memutuskan untuk bersekutu untuk menghadapi Persia.Persekutuan tersebut dipimpin oleh Sparta. Raja Sparta, Leonidas I, memutuskan untuk menghalangi Persia di "Gerbang Panas", sebuah celah sempit yang hanya bisa dilalui oleh sedikit prajurit. Pasukan Yunani terdiri dari sekitar 7,000 prajurit, di antaranya adalah 300 prajurit Sparta. Menurut sumber-sumber kuno, pasukan Persia berjumlah jutaan, suatu klaim yang sangat mungkin terlalu dilebih-lebihkan. Kalah jumlah, pasukan Yunani mampu menahan pasukan Persia selama tiga hari. Pasukan Yunani menjalani tiga pertempuran di Thermopylae sebelum akhirnya dikepung dan dikalahkan.
Kiri: Formasi Phalanx pasukan Yunani. Kanan: Pasukan Abadi Persia pada upacara di Iran memperingati 2500 tahun pendirian Kekaisaran Persia Akhemeniyah oleh Koresh yang Agung.
Kiri: Formasi Phalanx pasukan Yunani. Kanan: Pasukan Abadi Persia pada upacara di Iran memperingati 2500 tahun pendirian Kekaisaran Persia Akhemeniyah oleh Koresh yang Agung.
Kiri: Formasi Phalanx pasukan Yunani.
Kanan: Pasukan Abadi Persia pada upacara di Iran memperingati 2500 tahun pendirian Kekaisaran Persia Akhemeniyah oleh Koresh yang Agung.
Pada hari pertama pertempuran, Xerxes terkejut karena pasukan Yunani, yang berjumlah lebih sedikit, mau melawan pasukannya. Pasukan Yunani memakai formasi yang disebut "Formasi Phalanx." Para hoplites (infantri berat Yunani) merapatkan perisai mereka, dan beberapa barisan terdepan mengarahkan tombaknya ke depan. Formasi ini merupakan paduan dinding perisai dan tombak-tombak yang terarah ke musuh. Formasi ini sulit ditembus oleh pasukan Persia. Xerxes menawarkan Leonidas untuk menyerah. Leonidas menolak dan Xerxes pun mengirim pasukan Medes untuk menyerang pasukan Yunani. Pasukan Medes adalah infantri ringan yang mengenakan baju zirah kulit dan membawa tombak serta perisai. Pasukan Medes dibantai oleh pasukan Yunani. Karena serangan pertamanya gagal, Xerxes pun bersiap untuk mengirimkan Pasukan Abadinya. Xerxes merasa yakin bahwa Pasukan Abadi akan mampu mengalahkan pasukan Yunani.
Dengan perintah Xerxes, Pasukan abadi pun maju. Komandan Pasukan Abadi adalah Hydarnes (bahasa Persia Kuno: Vidarna ("penyobek”)). Pasukan Abadi bergerak menyerang pasukan Yunani dan barisan depan mereka berhasil dipatahkan oleh kumpulan tombak pasukan Yunani, formasi pasukan Yunani tetap tak tertembus.Ini karena kuatnya para prajurit Yunani dan Sparta, selain juga karena para prajurit Yunani mengenakan baju zirah perunggu dan helm Korinthos yang kuat. Senjata-senjata Pasukan Abadi, yang berhasil mengalahkan pasukan-pasukan di Asia, tidak mampu menembus pertahanan pasukan Yunani. Perlengkapan pelindung Yunani memberi perlindungan yang kuat dan sulit ditembus oleh Pasukan Abadi. Sebaliknya, tombak dory pasukan Yunani terbukti fatal bagi Pasukan Abadi. Bahkan perisai Pasukan Abadi dapat hancur jika diserang dengan sudut dan kecepatan yang tepat.
Pasukan Abadi tidak mampu mengalahkan pasukan Yunani karena perisai mereka lebih lemah, selain itu mereka tidak memakai helm dan pelindung kaki. Pasukan Abadi memiliki kelebihan karena membawa panah, namun panah-panah mereka juga tidak terlalu berguna terhadap pasukan Yunani yang memiliki pelindung kuat. Perlindungan Pasukan Abadi yang lebih sedikit ini disebabkan Kekaisaran Persia lebih mengutamakan penggunaan kavaleri dan pemanah dalam jumlah yang sangat banyak. Di kemudian hari, infantri Persia mulai mengadopsi perisai hoplon Yunani. Selain itu tempat pertempuran yang sempit lebih menguntungkan pasukan Yunani, dan karena mereka bertempur untuk membela tanah air, maka moral pasukan Yunani juga lebih tinggi.
Pada hari kedua, Xerxes kembali mengirimkan Pasukan Abadi untuk menyerang pasukan Yunani, namun seperti halnya pada hari pertama, serangan ini tidak banyak membuahkan hasil. Karena kegagalan ini, Xerxes mulai kebingungan memikirkan langkah selanjutnya dan mempertimbangkan tentang kekalahan. Pada hari kedua itu pula, Xerxes didatangi oeh seorang pengkhianat bangsa Yunani bernama Ephialtes dari Trakhis.[27] Dia memberi informasi mengenai jalan gunung di sekitar Thermopylae yang dapat digunakan untuk mengepung pasukan Yunani. Atas tindakannya, di kemudian hari nama "Ephialtes" di Yunani menjadi bermakna "mimpi buruk" dan disamakan dengan pengkhianat. Setelah mendapat informasi itu, pada petang hari Xerxes mengirim Hydarnes bersama 20.000 prajurit untuk mengepung pasukan Yunani melalui jalur tersebut. Kemungkinan dalam pasukan yang dipimpin oleh Hydarnes itu, dimasukkan pula sisa-sisa Pasukan Abadi yang belum terluka. Jalur itu dimulai dari arah timur kamp pasukan Persia dan terbentang di sepanjang punggung gunung Anopaia, yang berada di sisi celah yang dijaga oleh pasukan Yunani. Jalur itu bercabang, yang satu menuju Phokis dan yang lainnya menuju Teluk Malia tempat pasukan Yunani bersiaga.Dengan menggunakan jalur itu, pasukan Persia dapat menjepit pasukan Yunani.
Hari ketiga sekaligus terakhir dari pertempuran tersebut merupakan kehancuran bagi pasukan Yunani. Ketika sadar bahwa pasukan Persia akan berasil mengepung mereka, Leonidas memerintahkan sebagian pasukan Yunani untuk mundur dan menyelamatkan diri, sedangkan sebagian lainya, dengan dipimpin oleh Leonidas, tetap bertahan. Ketika pasukan Persia berdatangan, pasukan Yuani mencoba bertahan dan membunuh sebanyak mungkin serdadu Persia. Ketika Pasukan Abadi ikut maju, pasukan Yunani semakin terdesak. Sebagian prajurit Thebes menyerah dan dijadikan tawanan, sedangkan para prajurit Yunani lainnya terus melawan dan dibantai. Dalam baku hantam itu, korban juga berjatuhan di pihak Pasukan Abadi; dua orang adik Xerxes, yang menjadi prajurit Pasukan Abadi, gugur. Seusai pertempuran, Xerxes memerintahkan semua mayat prajurit Persia untuk dikubur supaya tidak mempengaruhi mental pasukan. Xerxes, yang sangat marah terhadap Leonidas, memerintahkan juga supaya mayat Leonidas untuk dipenggal, kepalanya ditancapkan pada sebuah galah, dan tubuhnya disalibkan.

Pelatihan

Prajurit Medes (kiri) dan prajurit Persia (kanan), Relief di Persepolis.
Hanya anak laki-laki keturunan Persia yang bisa masuk ke dalam pelatihan Pasukan Abadi. Di kemudian hari persyaratannya bertambah, yaitu seseorang harus setia pada ajaran Zoroaster jika ingin menjadi tentara Pasukan Abadi. Berdasarkan Strabo, para calon tentara Pasukan Abadi harus menjalani pelatihan sejak masa anak-anak. Pelatihan mereka sangat berat dan keras baik secara fisik maupun psikologis. Mereka barangkali sudah dilatih sejak usia 5 atau 7 tahun. Mereka harus belajar bertahan hidup dalam kondisi yang sulit, misalnya bertahan hidup dengan memakan buah-buahan liar semacam pistachio (kenari hijau), acorn (buah pohon ek), delima, dan pir liar. Mereka juga harus punya kemampuan untuk menjinakkan kuda liar. Anak-anak itu dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 50 orang dan mereka dilatih menunggang kuda, bertarung, menggunakan senjata, memanah, berenang, melempar tombak, berlari, dan berbaris. Mereka juga dilatih untuk dapat bertahan dalam kondisi cuaca yang tidak mendukung. Herodotos menyebutkan bahwa usia para prajurit yang termasuk Pasukan Abadi berkisar antara 15 tahun sampai 50 tahun. Ketika sudah berusia sekitar 50 tahun, seorang tentara Abadi boleh pensiun dan diberi semacam tunjangan pensiun.
Sebelum menjadi kaisar, Darius pernah bertugas sebagai prajurit Pasukan Abadi pada masa pemerintahan kaisar Kambises II, dan Darius pernah mengatakan bahwa berkat pelatihan yang diperolehnya, dia dapat menjadi seorang petarung yang sangat tangguh. Darius berkata dengan bangga:
Aku terlatih menggunakan tangan dan kaki. Sebagai penunggang kuda, aku adalah penunggang kuda yang hebat. Sebagai pemanah, aku adalah pemanah yang hebat, baik sambil berdiri maupun sambil menunggang kuda. Sebagai penombak, aku adalah penombak yang hebat, baik sambil berdiri maupun sambil menunggang kuda.

Perlengkapan

Ilustrasi buatan seniman yang menggambarkan tentara Pasukan Abadi yang mengenakan pakaian tempur.
Ilustrasi buatan seniman yang menggambarkan tentara Pasukan Abadi yang mengenakan pakaian tempur.
Ilustrasi buatan seniman yang menggambarkan tentara Pasukan Abadi yang mengenakan pakaian tempur.
Herodotos menggambarkan persenjataan tentara Abadi sebagai berikut: tombak pendek, pedang pendek atau belati besar yang bergantung di pinggang kanan, busur dan panah, serta perisai yang kecil dan ringan.Mereka mengenakan jubah yang penuh dengan hiasan dan sulaman, dan diwarnai dengan warna ungu, biru, kuning, dan putih.Di balik jubahnya mereka memakai baju zirah sisik, yaitu baju zirah berat yang bentuknya menyerupai sisik. Zirah sisik tersebut ternyata memberikan perlindungan yang kurang efektif melawan tentara Yunani yang memakai baju zirah linen dan perunggu. Pasukan Abadi juga memakai baju zirah kulit yang tebal dan dibuat dari kulit hewan yang direbus.
Perisai Pasukan Abadi disebut gerron, dibuat dari kayu yang dilapisi kulit atau kain, dan bentuknya mirip biola. Ada pula tentara Abadi yang membawa perisai berbetuk persegi panjang atau bulat.Mereka menggunakan perisainya untuk perlindungan dan penyerangan. Perisai ini cukup kuat menahan panah, namun tidak dapat menghentikan tusukan tombak dory tentara Yunani.Pada awalnya, perisai ini berbentuk oval.[31] Tombak mereka merupakan senjata jarak menengah dengan panjang sekitar 2 sampai 2,5 meter. Batang tombaknya dibuat dari kayu pohon abu dan ujungnya adalah belati yang tajam. Tombak tersebut digunakan dengan cara ditusukkan pada musuh. Tombak ini dapat dengan mudah dihentikan oleh perisai hoplon Yunani. Pada masa awal, Pasukan Abadi membawa tombak ganjur kavaleri yang pendek. Senjata jarak jauh mereka adalah busur panah yang panjang yang kuat. Busur ini panjangnya sekitar satu meter dan ujunga dihias dengan bentuk kepala binatang. Di pungungnya, para tentara Abadi membawa tempat panah yang berisi banyak anak panah. Anak panah mereka memiliki mata panah yang dibuat dari besi atau perunggu. Para tentara Abadi lihai dalam menggunakan panah, serdadu Pasukan Abadi yang sangat terampil bahkan mampu memanah musuh sambil bergerak. Ada kemungkinan bahwa panah mereka dicelup dalam racun kobra India supaya menjadi lebih mematikan, namun tak ada cukup bukti untuk hal ini. Untuk pertempuran jarak dekat, Pasukan Abadi mempergunakan pedang bermata ganda yang disebut akinaka. Pedang ini memiliki panjang sekitar 35–45 cm. Pegangannya mungkin dihiasi dengan ukiran kepala singa dari emas. Pedang ini digunakan untuk memotong, mencincang, dan menusuk musuh. Namun, pedang ini jarang digunakan terhadap musuh dan lebih sering dipakai untuk berduel dengan prajurit tingkat tinggi dan prajurit elit lain. Senjata lainnya adalah sagaris, yaitu kapak yang digunakan untuk menjatuhkan musuh yang menunggang kuda. Kapak ini juga berfungsi untuk menembus perlengkapan pelindung musuh dan digunakan melawan kavaleri Skithia dan hoplites Yunani yang memiliki baju pelindung tebal dan kuat. Kapak ini berguna untuk melawan pertahanan yang tidak dapat ditembus oleh tombak ataupun pedang.
Para perwira tinggi tidak membawa senjata yang berbeda dengan prajurit biasa, namun senjata mereka memiliki hiasan dan dekorasi yang lebih banyak dan rumit. Menurut beberapa sejarawan, Pasukan Abadi memakai rantai dan gelang emas, kemungkinan sebagai tanda status sosial atau pangkat militer. Penyeimbang tombak prajurit biasa dibuat dari perak, sedangkan perwiranya menggunakan penyeimbang tombak dari emas.Dari sepuluh ribu tentara Abadi, sembilan ribu di antaranya adalah prajurit biasa dan seribu lainnya adalah perwira. Menurut Herakleides dari Kyme, seribu orang perwira ini dipilih dari orang-orang kelahiran bangsawan (aristindên) dan harus orang Persia.
Hiasan kepala yang dipakai oleh Pasukan Abadi dipercaya sebagai tiara Persia. Bentuk pastinya tidak diketahui namun beberapa sumber menggambarkannya sebagai penutup kepala atau topi yang dapat ditarik menutupi wajah untuk melindungi dari angin dan debu di daratan Persia yang gersang dan juga untuk mengintimidasi musuh.Ada kemungkinan bahwa Pasukan Abadi memiliki semacam helm logam, mungkin dari perunggu, yang digunakan dalam pertempuran.
Seorang prajurit Pasukan Abadi yang mengenakan baju zirah bergaya Anatolia dengan hiasan bergaya Persia dan penutup kepala bergaya Skithia, serta membawa kapak sagaris dan perisai bundar yang berlukiskan lambang Kekaisaran Persia Akhemeniyah.
Jubah Pasukan Abadi berbeda-beda seiring waktu dan pangkat prajurit. Pada awalnya, Pasukan Abadi mengenakan jubah putih panjang dengan sisik besi dan emas, celana panjang yang longgar, penutup kepala berwarna ungu dan violet. Di kemudian hari, tipe pakainnya tidak berubah namun warnanya yang berubah. Jubahnya menjadi kuning terang dengan kerah ungu dan garis ungu yang memanjang di bagian depan jubah. Penutup kepalanya menjadi berwarna kuning terang juga, sedangkan celana panjangnya berwarna ungu. Mantel besar berwarna ungu juga menjadi bagian dari pakaian mereka. Untuk perwira tinggi, pakaiannya tidak banyak terdapat perbedaan namun memiliki lebih banyak hiasan. Pada masa awal, para perwira memang mengenakan pakaian yang berbeda dari prajurit biasa, termasuk memakai tiara emas. Di kemudian hari, hanya tiara para perwira yang tetap berbeda dari prajurit biasa.
Pasukan Abadi membuat para penulis Yunani terkesan dengan kemewahan mereka. Herodotos menyebut bahwa Pasukan Abadi "melampaui semua pasukan lainnya dalam hal keindahan," dan bahwa "mereka berkilau melalui banyak ornamen emas yang menghiasi mereka." Quintus Curtius juga menyebut, "Kalung emas mereka, pakaian mereka yang bersulam emas, dan jubah berlengan, juga dihiasi permata."[36] Aelianus menyebut bahwa Pasukan Abadi mengenakan pakaian berwarna "ungu dan kuning."
Sangat mungkin bahwa para penombak dan pemanah yang digambarkan pada relief berukir dan batu bata warna dari masa Akhemeniyah di istana Darius I di Susa adalah Pasukan Abadi. Relief itu menggambarkan prajurit yang mengenakan jubah yang rumit dan perhiasan emas, meskipun pakaian tersebut sangat mungkin dipakai hanya untuk keperluan ritual upacara.Sementara dalam pertempuran, mereka mengenakan pakaian yang lebih memudahkan untuk bergerak.

Organisasi

Pasukan Abadi terbagi ke dalam beberapa resimen berdasarkan kualitas dan status sosial. Pangkat tertinggi adalah "resimen ungu" dan bertugas paling dekat dengan kaisar. Mereka memakai warna ungu yang dikenal sebagai "ungu Tyre". Warna tersebut didapat dari siput laut dan amat sangat mahal. Resimen ini berjumlah 1.000 prajurit dan penyeimbang tombak mereka terbuat dari emas. Resimen lainnya adalah resimen kuning, biru, dan merah. Resimen Pasukan Abadi diiringi oleh karavan berupa kereta tertutup, unta, dan bagal yang membawa suplai, makanan, budak wanita, pelayan, dan juru masak untuk melayani pasukan.Kereta suplai tersebut membawa makanan khusus yang disediakan hanya untuk para tentara Abadi.Beberapa perwira pangkat tinggi biasanya membunuh singa, cheetah atau macan tutul untuk menunjukkan kemampuan dan keberanian mereka. Mereka kemudian akan mengenakan bulu dari hewan yang telah mereka bunuh.Komandan Pasukan Abadi disebut "hazarapat". Jabatan komandan Pasukan Abadi merupakan suatu jabatan yang cukup tinggi di Kekaisaran Persia Akhemeniyah, dan orang yang memegang jabatan ini selain mengatur Pasukan Abadi juga memperoleh kekuasaan politik yang cukup besar.Pada invasi kedua Persia ke Yunani, yang menjadi komandan Pasukan Abadi adalah Hydarnes.Orang lainnya yang pernah menjadi komandan Pasukan Abadi adalah seorang wanita bernama Pantea Arteshbod.
Mengenai kemewahan yang diperoleh Pasukan Abadi, Herodotos menulis:
Dari semua pasukan dalam angkatan perang Persia, penduduk asli Persia (Pasukan Abadi) bukan hanya yang terbaik tapi juga yang paling dilengkapi secara mewah; pakaian dan baju zirah mereka sudah aku sebutkan, tapi aku harus menambahkan bahwa setiap serdadu berkilau dengan emas yang di bawanya dalam jumlah yang sangat banyak. Mereka juga ditemani oleh kereta tertutup berisi pelayan dan budak wanita mereka, semuanya dihias secara rumit. Makanan spesial, dipisahkan dari pasukan lainnya, dibawakan untuk mereka dengan unta dan bagal.
Herodotos, Historia, 7.83

Penerus

Setelah masa Kekaisaran Persia Akhemeniyah berakhir, nama Pasukan Abadi pernah digunakan oleh beberapa pasukan lainnya.

Sassaniyah

Nama "Pasukan Abadi" dimunculkan kembali oleh Pasukan Sassaniyah. Unit Savaran yang paling terkenal adalah Zhayedan (Pasukan Abadi) dan berjumlah 10.000 prajurit, seperti halnya pendahulu Akhemeniyahnya. Bedanya adalah bahwa mereka adalah pasukan kavaleri. Tugas utama mereka adalah mengamankan penerobosan dalam pertempuran dan memasuki pertempuran pada saat yang krusial. Pasukan Zhayedan ini dipimpin oleh seorang komandan dengan gelar "Varthagh-Nighan Khvadhay." Pasukan ini adalah pasukan katafrakt dan sering dikerahkan untuk melawan pasukan Arab. Para serdadunya menunggangi kuda-kuda yang kuat dan tangguh, yang berasal daerah Iran barat.

Bizantium

Pada masa Kekaisaran Bizantium, nama Pasukan Abadi digunakan sebagai nama pasukan yang terdiri dari orang-orang bangsawan dan pada awalnya dibentuk oleh kaisar Yohanes I Tzimiskes untuk melawan bangsa Rus'.Para sedadunya disebutkan mengenakan baju zirah dari emas dan perak. Pasukan ini kemungkinan dibubarkan tidak lama setelah itu. Namun di kemudian hari, Pasukan Abadi dibentuk kembali di bawah kekuasaan kaisar Mikhael VII Doukas (1071–1081).Jenderalnya, Nikephoros, mereorganisir pasukan daerah tengah ("Tagmata") di Kekaisaran Bizantium seiring kekalahan di Manzikert oleh Turki pada 1071. Sisa-sisa pasukan provinsi di Themes (provinsi militer) dikumpulkan kembali dalam resimen Garda Imperial baru bernama Pasukan Abadi Persia dan dilaporkan berjumlah sekitar 10.000 prajurit. Kemungkinan Pasukan Abadi ini dibubarkan pada tahun 1200.[50]

Masa modern

Berabad-abad kemudian selama Perang Napoleon/Perang Koalisi, Napoleon memiliki kesatuan tentara elit yang disebut Garda Imperial. Pasukan ini dibagi menjadi tiga bagian (Garda Tua, Garda Tengah, dan Garda Muda) dan berisi tentara-tentara Prancis terbaik. Para tentara Prancis lainnya menyebut Garda Imperial ini sebagai "Pasukan Abadi".
Pasukan Iran modern di bawah pimpinan Shah terakhir meliputi semua sukarelawan Garda Javidan, juga dikenal sebagai "Pasukan Abadi." Pasukan Abadi yang ini bermarkas di Barak Lavizan di Teheran.[55] Pada tahun 1978, pasukan elit ini meliputi satu brigade yang terdiri dari 4,000–5,000 tentara, termasuk satu batalion tank Chieftain. Seiring penggulingan rezim Imperial pada 1979, Pasukan Abadi pun dibubarkan

Pertempuran Thermopylae

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pertempuran Thermopylae
Bagian dari Perang Yunani-Persia
Thermopylae ancient coastline large.jpg
Situs pertempuran pada masa kini:
jalan di sebelah kanan dibangun di atas tanah reklamasi
dan perkiraan garis pantai pada 480 SM













Pertempuran Thermopylae is located in Yunani
Lokasi Pertempuran Thermopylae
Pertempuran Thermopylae ( /θərˈmɒpɪl/ thər-MOP-i-lee; bahasa Yunani: μάχη τῶν Θερμοπυλῶν, machē tōn Thermopylōn) adalah pertempuran antara persekutuan negara kota Yunani, dipimpin oleh Raja Leonidas dari Sparta, melawan Kekaisaran Persia pimpinan Xerxes I selama tiga hari, pada invasi kedua Persia ke Yunani. Pertempuran ini terjadi berbarengan dengan pertempuran laut di Artemision, pada Agustus atau September 480 SM, di celah pesisir sempit Thermopylae ('Gerbang Panas'). Invasi Persia ini adalah tanggapan yang tertunda atas kekalahan pada invasi pertama Persia ke Yunani, yang berujung pada kemenangan Athena dalam Pertempuran Marathon pada 490 SM. Xerxes mengumpulkan pasukan darat dan angkatan laut yang besar untuk menaklukan seluruh Yunani. Jenderal Athena, Themistokles mengusulkan agar pasukan Yunani menghalangi gerak maju pasukan Persia di celah Thermopylae, dan pada saat yang sama menghalangi armada persia di Selat Artemision.
Pasukan Yunani sebanyak 7.000 orang berarak ke utara untuk menghalangi celah pada musim panas 480 SM. Pasukan Peria, yang oleh sumber-sumber kuno disebut berjumlah lebih dari jutaan namun kini diduga berjumlah jauh lebih sedikit (beragam angka diusulkan oleh para sejarawan antara 100,000 dan 150,000),[5][6] tiba di celah pada akhir Agustus atau awal September. Pasukan Yunani yang kalah jumlah menahan pasukan Persia selama tujuh hari (termasuk tiga hari pertempuran) sebelum barisan belakangnyanya dihancurleburkan dalam salah satu perjuangan terakhir paling terkenal dalam sejarah. Selama dua hari penuh pertempuran, pasukan kecil yang dipimpin Raja Leonidas I dari Sparta menghalangi satu-satunya jalan yang dapat dilalui oleh pasukan besar Persia. Setelah hari kedua pertempuan, seorang penduduk lokal bernama Ephialtes mengkhianati pasukan Yunani dengan memberitahu jalan kecil ke balik garis pertahanan Yunani. Leonidas, menyadari bahwa pasukannya akan terkepung, menyuruh sebagian besar tentaranya pergi sedangkan dirinya tetap bertahan bersama 300 tentara Sparta, 700 tentara Thespiai, 400 tentara Thebes dan mungkin beberapa ratus tentara lainnya. Pada akhirnya sebagian besar tentara Yunani terbunuh.
Setelah pertempuran ini, armada Yunani, di bawah komando politisi Athena Themistokles, di Artemision memperoleh kabar kekalahan di Thermopylae. Karena strategi Yunani membutuhkan pertahanan di Thermopylae dan Artemision, sedangkan Thermopylae tak dapat dipertahankan, maka armada Yunai pun memutuskan untuk mundur ke Salamis. Pasukan Persia menyerbu Boiotia lalu menaklukan Athena yang penduduknya sebelumnya telah dievakuasi. Armada Yunani, menginginkan kemenangan atas armada Persia, memutuskan untuk menyerang dan akhirnya berhasil mengalahkan armada Persia dalam Pertempuran Salamis pada akhir 480 SM. Takut terjebak di Eropa, Xerxes pun mundur bersama sebagian besar pasukannya ke Asia (banyak tentaranya yang kemudian tewas akibat kelaparan dan penyakit), meinggalkan Mardonios untuk tetap meneruskan penaklukan atas Yunani. Setahun kemudian, pasukan Yunani secara telak mengalahkan pasukan Persia pada Pertempuran Plataia, dengan demikian mengakhiri invasi Persia.
Pra penulis kuno dan modern menggunakan Pertempuran Thermopylae sebagai contoh kekuatan patriotik dalam mempertahankan tanah air. Keunggulan awal pasukan Yunani pada Pertempuran Thermopylae juga digunakan sebagai contoh keuntungan yang diperoleh melalui latihan, perlengkapan, dan pemanfaatan medan secara baik sebagai pengganda kekuatan dan telah menjadi simbol keberanian melawan sesuatu yang nampak lebih kuat.


Peta Perang Yunani-Persia.
Dua negara kota Yunani, Athena dan Eretria menyerukan Pemberontakan Ionia, yag berakhir dengan kegagalan, melawan Kekaisaran Persia pimpinan Darius I pada 499–494 SM. Kekaisaran Persia masih muda, dan rentan terhadap pemberontakan oleh rakyatnya. Apalagi Darius adalah seorang perebut kekuasaan, dan ia sendiri memang telah menghabiskan banyak waktu berusaha memadamkan berbagai pemberontakan melawan kekuasaannya.
Pemberontakan Ionia mengancam kesatuan kekasiarannya, sehingga Darius pun bersumpah menghukum mereka yang terlibat di dalamnya, terutama Athena, "karena ia yakin bahwa [bangsa Ionia] pasti akan diuhukum atas pemberontakan mereka." Darius juga melihat kesempatan untuk memperluas kekaisarannya ke ke dunia Yunani kuno yang terpecah-pecah. Ekspedisi awal di bawah Mardonios pada 492 SM untuk mengamankan wilayah yang dekat dengan Yunani berhasil membuat Persia menaklukan kembali Thrakia, dan memaksa Makedonia menjadi kerajaan klien Persia.
Darius mengirim utusan ke semua negara kota Yunani pada 491 SM, meminta hadiah 'tanah dan air' sebagai perlambang ketundukan mereka kepadanya. Setelah menyaksikan kehebatan militer Persia setahun sebelumnya, sebagian besar kota Yunani tunduk padanya. Akan tetapi, di Athena, utusan Darius disidang dan dihukum mati dengan cara dilempar ke lubang; di Sparta, utusan Persia langsung saja dilempar ke dalam sumur. Ini artinya Sparta juga secara efektif berperang dengan Persia.
Darius pun mengirimkan pasukan amfibi di bawah Datis dan Artaphernes pada 490 SM, yang menyerang Naxos, sebelum kemudian memperoleh pernyataan ketundukan dari pulau-pulau Kykdales lainnya. Pasukan ini lalu bergerak ke Eretria, yang dikepung dan dihancurkan.Akhirnya, mereka bergerak untuk menyerang Athena, berlabuh di teluk Marathon, di mana mereka dihadapi oleh pasukan Athena yang kalah jumlah. Pada Pertempuran Marathon yang terjadi kemudian, Athena memperoleh kemenangan yang luar biasa, yang berujung pada penarikan mundur pasukan Persia ke Asia.

Korban Jiwa Selama Pertempuran

  • 300 Sparta
  • 900 Helot
  • 700 Thespiae
  • 400 Theban
  • 20000 persian
Jumlah menurut Herodotus. Lainnya tak diketahui.

Beberapa pasukan di pihak Yunani harusnya terluka parah pada hari-hari pertama pertempuran karena tidak satu pihakpun dapat memenangi suatu pertempuran tanpa adanya kerugian.

Herodotus juga tak menyatakan berapa banyak pihak Theban yang tewas sebelum penyerahan mereka diterima.

Walaupun jumlah yang dinyatakan Herodotus tak tepat seperti standar sekarang, ia menampilkan angka-angka tersebut tanpa apologi yang umumnya digunakannya jika ia mendengar sesuatu dari orang lain, yang menandakan bahwa ia cukup mempercayai angka-angka tersebut.

Pertempuran Perang Persia diberi nama untuk lokasi mereka. Timeline berikut menunjukkan pertempuran besar dari Persia Wars (Perang Yunani-Persia) dalam urutan kronologis.

1. 502 SM - Naxos pemberontakan Ionia.

2. 500 SM - Pemberontakan Ionia di Asia minor.

3. 498 SM - Sardis. Persia dipimpin oleh Athena dan Aristagoras dengan sekutu menduduki Eretrian Sardis. Kota itu dibakar oleh orang-orang Yunani dan Persia dikalahkan. Ini adalah akhir dari keterlibatan Athena dalam pemberontakan Ionia.

4. 492 SM - Naxos. Persia menginvasi, penduduk melarikan diri, Persia membakar kota, tapi Delos diselamatkan.

5. 490 SM - Eretria. Persia di bawah Datis (kemudian dikalahkan di Marathon) menguasai kota dalam seminggu yang dibantu oleh pengkhianat. Penduduk diperbudak.

Asal Marathon : Konon, seorang Pheidippides berlari sekitar 25 kilometer, dari Marathon ke Athena, untuk mengumumkan kekalahan Persia. Pada akhir perjalanan ia meninggal karena kelelahan.

6. 481 SM - Liga Yunani melawan Persia, dengan Sparta yang bertanggung jawab atas tentara dan Athena dengan Angkatan Lautnya.

7. 480 SM - Pertempuran di Thermopylae.

8. 479 SM - Pertempuran di Salamis.

 
Peta pertempuran Salamis

Perang Persia (492-449 SM) yang bertempur di darat dan laut. Pertempuran Salamis adalah pertempuran laut yang menentukan. Ini Perang Persia yang mengikuti Pertempuran Thermopylae.

300 Spartan dan sekutu bertahan dengan gagah berani, tetapi sia-sia melawan pasukan yang jauh lebih unggul dari Persia. Setelah Thermopylae, pasukan Persia berhasil menghancurkan  Athena.

Tapi saat Persia tiba, penduduk Athena telah diungsikan dan Yunani pemimpin pasukan militer untuk bersiap-siap mengepung Persia di Salamis.
Di antara komandan angkatan laut pasukan sekutu Persia adalah salah satu ratu yang terkenal dari sejarah kuno, Artemisia dari Halicarnassus.

Pada tahun 479 SM, Themistocles (sekitar 514-449 SM), seorang negarawan Athena, Athena armada yang ditempatkan di Salamis, pura-pura mundur, dan menarik angkatan laut Persia ke selat sempit di Salamis.

Disana, kapal Persia dan sekutu saling berhadapan dengan kapal Yunani. Persia digempur habis-habisan pada peretempuran laut ini yang kemudian dikenal sebagai Pertempuran Salamis.Akhirnya Persia dipaksa mundur.

Pertempuran Salamis adalah titik balik dalam Perang Persia dan menunjukkan supremasi angkatan laut Athena.

Pertempuran Plataea

 
Peta pertempuran Plataea

Sebuah peta topografi, sungai, kota, dan jalan di sekitar Plataea, Yunani, menunjukkan rencana pertempuran Plataea, 479 SM, di antara orang-orang Yunani dan Persia di bawah Xerxes I selama invasi kedua Yunani oleh Persia. Yang menentukan kemenangan Yunani mengakibatkan hilangnya kontrol teritorial oleh Persia di Attica dan Boeotia.

Akhir Invasi Persia Daratan Yunani.

Athena, yang bertanggung jawab atas Delian Liga, melanjutkan peneyrangannya untuk membebaskan kota-kota Ionia.

9. 478 SM
Sestus. Diambil oleh orang Athena. Awal Kekaisaran Athena.

Bizantium. Pausanias Spartan Siprus disampaikan sebagian besar dari kekuasaan Persia. Dia kemudian pergi ke Bizantium di mana ia melakukan hal yang sama.

Namun, ia menindas orang-orang Yunani di sana yang memimpin orang-orang Yunani timur untuk mencari perlindungan dari Athena.

10. 477 SM -  Aristides bentuk Delian Liga.

11. 476-475 SM
Eion. Cimon ditangkap Persia.

Doriskos. Armada Athena berusaha untuk mengambil Doriscus. Kita tidak tahu hasilnya.

12. 468 SM - Eurymedon (Sungai). Cimon menelusuri Caria kota-kota pesisir dari kekuasaan Persia. Melawan Persia darat dan laut. Made selatan Asia Kecil, dari Caria ke Pamfilia, bagian dari federasi Athena.

13. 456 SM - Prosopitis. Yunani terdesak oleh Persia di Mesir. Mereka menyerah dan diizinkan untuk pergi.

14. 450/449 SM - Siprus, Salamis. Fenisia mendirikan otoritas Artahsasta di Siprus ketika Cimon dikirim untuk menangani mereka. Meskipun Cimon meninggal, orang-orang Yunani mencapai kemenangan ganda.

15. 449 SM - Ketenangan Callias.

Persia dan Athena menandatangani perjanjian damai.

SOURCES:
- http://www.apakabardunia.com/2010/12/sejarah-pertempuran-kuno-thermopylae.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pasukan_Abadi_%28Kekaisaran_Persia%29
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Thermopylae
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pasukan_Sparta

About

mein_liebe.inc. Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Translate