WE ARE SHARE WHO WE ARE KNOW

ALIRAN LEGALISME

Thanks To:Das Bumorix (Byoma G.)

Aliran legalisme merupakan salah satu dari aliran filsafat di Cina yang lahir pada periode yang disebut “Masa Seratus Aliran Filsafat”. Periode tersebut disebut sebagai “Masa Seratus Aliran Filsafat” dikarenakan pada masa itu banyak bermunculan ide-ide filsafat di tanah Cina yang menyebar ke berbagai penjuru negara-negara kecil yang terdapat di tanah Cina. Aliran Legalisme merupakan salah satu diantaranya dan menjadi salah satu aliran filsfat terbesar dan berpengaruh dalam sejarah Cina selain aliran Daoisme, Confusianisme, Mohisme, dsb.

Aliran Legalisme merupakan aliran yang lahir tanpa adanya pendiri utama dari aliran tersebut. Aliran Legalisme hanya mencatat tokoh-tokoh besar penganut aliran tersebut yang berkontribusi besar pada sejarah Cina khususnya sejarah penyatuan pertama Cina ditahun 221 SM. Tokoh-tokoh tersebut seperti Wei Yang yang kemudian dikenal sebagai Shang Yang,Han Fei dan Li Si. Pemikiran tokoh-tokoh Legalis tersebut menjadi dasar bagi terbentuknya Cina bersatu yang utuh dan kuat dibawah Dinasti Qin.

Aliran Legalisme merupakan aliran filsafat yang percaya kepada supermasi hukum dimana hukum dinyatakan sebagai produk utama dari sebuah negara yang menentukan arah jalannya negara serta kestabilan pemerintahan dan keamanan masyarakat. Selain hukum, aliran legalisme juga menolak konsep-konsep tradisonalis yang dianggap terlalu mengekang terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Sebagai contoh, aliran legalisme menolak konsep tradisionalis pada masa itu yang menganggap bahwa jabatan pemerintahan atau jabatan dalam kemiliteran harus didasarkan pada keturunan atau diwariskan secara turun-temurun tidak peduli apakah keturunannya memiliki bakat yang sama dengan pendahulunya. Aliran legalisme menolak konsep tersebut dan justru menawarkan konsep lain dimana setiap jabatan baik dalam pemerintahan maupun militer harus didasarkan kepada keahlian bukan pada keturunan. Dengan demikian aliran legalisme mendorong terjadinya suatu mobilitas sosial dalam masyarakat dan memungkinkan seseorang memiliki kedudukan berdasarkan keahlian mereka masing-masing. Aliran Legalisme juga mendorong setiap orang untuk terus menerus berusaha memperoleh keberhasilan dalam berbagai bidang dimana usaha dan keberhasilan tersebut akan mendapat penghargaan dari negara. Para tokoh legalis seperti Shang Yang percaya bahwa kedudukan diperoleh berdasarkan keahlian dan usaha mereka untuk memperolehnya. Sebagai contoh dalam militer, seseorang tidak dapat begitu saja menjadi seorang pemimpin militer hanya karena dirinya adalah anak dari pemimpin militer sebelumnya namun keahlian dan usahanyalah yang menjadi tolok ukur kedudukan yang akan diperolehnya. Semakin besar usahanya, semakin cepat pula dirinya mendapat kenaikan jabatan dan pada akhirnya seorang rakyat biasa yang merintis kedudukannya dari prajurit biasa hanya dengan menunjukkan usaha dan kemampuannya dapat menduduki jabatan pemimpin militer dan memimpin pasukan di medan perang. Hal tersebut dibuktikan oleh Qin dimana mereka memiliki jendral-jendral yang berlatar belakang rakyat biasa seperti Jendral Bai Qi, seorang jendral utama dari pasukan Qin yang hidup pada masa pemerintahan Raja Zhaoxiang dari Qin. Menurut Shang Yang yang menjadi Mentri Pertama dan penasihat Qin pada masa pemerintahan Adipati Xiao dari Qin, praktek semacam itulah yang akan memacu semangat para prajurit di medan perang dimana mereka terpacu untuk terus berjuang sebab mereka tahu bahwa perjuangan mereka akan dihargai oleh negara. Hal tersebut juga berlaku bagi jabatan dalam pemerintahan dimana keahlian dan usaha menjadi tolok ukur bagi seseorang untuk menduduki jabatan dalam pemerintahan. Shang Yang bahkan mempertegas hal tersebut dengan mencopot seluruh gelar-gelar yang hanya memakan gaji buta dan mengumumkan bahwa siapapun yang mampu menunjukkan keahlian dan usaha mereka akan mendapat kedudukan yang sepantasnya dalam bidang militer maupun pemerintahan. Hal tersebut memungkinkan adanya semangat dari masyarakat untuk terus berusaha memberikan yang terbaik bagi negara karena mereka tahu usaha mereka dan keahlian mereka akan dihargai oleh negara.

Mengenai hukum seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa hukum merupakan inti dasar dari Aliran Legalisme. Aliran Legalisme tidak pernah melakukan kompromi terkait dengan persoalan hukum. Shang Yang menegaskan bahwa hanya dengan hukum, semua keteraturan dan harmoni di dalam dunia dapat tercapai. Hal tersebut jelas diungkapnya dalam bukunya yang berjudul “Pengembangan Kekuasaan”, “Jika Penguasa dan pejabat mengabaikan hukum dan mementingkan kepentingan pribadi, kekacauan pasti akan terjadi; oleh karenanyanya jika kejelasan hukum ditegakkan dan kepentingan pribadi tidak dapat merusak hukum, pemerintahan akan berjalan dengan baik”. Jelas dimaksudkan dalam tulisannya bahwa Shang Yang sebagai seorang Legalis sangat menunjung tinggi hukum dan kejelasannya. Hukum yang kuat dan jelas merupakan pilar dari sebuah negara. Tidak ada kompromi bagi siapapun yang berani menentang hukum karena menentang hukum sama saja artinya dengan menentang negara dan melawan atau menentang negara hukumannya sangatlah berat. Shang Yang sebagai seorang Legalis bahkan tidak peduli kedudukan apapun yang dimiliki oleh seseorang jika melawan hukum maka jelas harus menerima hukuman karena artinya sama saja dengan melawan negara. Hal tersebut dibuktikan olehnya dengan menghukum Pangeran Si (kelak dikenal sebagai Raja Huiwen dari Qin) putra mahkota dari Adipati Xiao dari Qin yang melanggar hukum negara. Bahkan Shang Yang juga memerintahkan hukuman bagi para guru-guru dari pangeran Si yang dianggap gagal mengajarinya menjadi seorang pribadi yang taat dan patuh kepada hukum.

Selain hukum, Aliran Legalisme juga menerapkan sistem yang terpusat dalam menjalankan pemerintahan. Pemerintahan menurut Aliran Legalisme haruslah terpusat ditangan satu orang yang kuat sebagai penguasa negara yang dibantu oleh para penasihat-penasihatnya. Konsep ini memungkinkan sebuah negara menjadi kuat dan bersatu serta meredam kemungkinan timbulnya kekuasaan-kekuasaan kecil tandingan di daerah-daerah yang mampu menandingi kekuasaan pemerintah pusat. Hal tersebut dibuktikan oleh Kaisar Qin Shi Huangdi yang memerintah dengan “Tangan Besi” dibantu oleh para penasihat-penasihat kepercayaannya serta para jendral-jendral setianya dan mampu mempersatukan dan mempertahankan kesatuan dan keutuhan Kekaisaran Cina sebagai Kaisar Pertama dari Cina bersatu.

Aliran Legalisme juga menekankan bahwa orientasi terpenting dalam kehidupan bersama dalam bernegara adalah untuk kepentingan negara. Kepentingan negara merupakan kepentingan bersama yang harus diperjuangkan secara bersama-sama. Aliran Legalisme menolak konsep Individualis dan justru membangun suatu konsep yang bersifat Sosialis dengan negara sebagai perantara dan pengontrol Sosialisme Kebersamaan dalam bernegara.

Melihat dari sisi dimana Aliran Legalisme menerapkan hukum yang sangat kuat, pemerintahan negara yang kuat dan kepentingan negara menjadi hal yang terutama dalam kehidupan bersama dalam bernegara jelas terlihat bahwa Aliran Legalisme merupakan aliran yang menganut sistem Kediktatoran Totalitarian. Sistem Totalitarian memungkinkan negara menerapkan aturan yang sangat kuat, pemerintahan negara sangatlah kuat, kontrol negara yang besar dan  kepentingan negara merupakan kepentingan yang utama dalam kehiduapan bersama dalam bernegara. Han Fei, seorang filsuf Legalis
bahkan menyatakan bahwa penguatkuasaan undang-undang yang ketat dan hukuman yang berat  perlu untuk mengawal manusia yang bertindak liar sekaligus melahirkan keamanan dan kesejahteran rakyat. Namun meski banyak penentangnya menyatakan bahwa Aliran Legalisme merupakan aliran yang tidak manusiawi, namun sesungguhnya Aliran Legalisme sangatlah bagus dan berperan penting dalam menciptakan kestabilan politik/pemerintahan negara dan juga keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Qin Shi Huangdi sendiri menerapkan aturan yang tegas dan ketat bahkan rela menghukum putranya sendiri yang sudah melanggar hukum Kekaisaran Cina namun hasilnya, Qin Shi Huangdi berhasil menciptakan Cina yang utuh, kuat, bersatu, aman dan makmur.

Intinya Aliran Legalisme mengedepankan bahwa negara yang kuat dan kepercayaan rakyat merupakan bentuk yang ideal dari sebuah negara. Kaum Legalis seperti Shang Yang dan Han Fei tidak mengabaikan kepercayaan rakyat sebagai fondasi utama pemerintahan, namun mereka percaya bahwa kepercayaan rakyat dapat diperoleh melalui hukum yang tegas dan negara yang kuat dari segi pemerintahan, ekonomi maupun militer. Hukum yang tegas akan menghapuskan segala tindakan kriminal dan negara yang kuat dari segi pemerintahan, ekonomi dan militer akan membuat negara-negara lain takut untuk menyerang atau mengganggu kedaulatan suatu negara. Apabila hal tersebut sudah dipenuhi maka rakyat dengan sendirinya akan memberikan kepercayaan kepada negara karena rakyat tahu dan sadar bahwa negara telah memberikan yang terbaik untuk menjaga keamanan dan ketentraman serta menciptakan kemakmuran bagi rakyatnya. Pemikiran tokoh-tokoh Legalis tersebut menjadi dasar bagi terbentuknya Cina bersatu yang utuh dan kuat dibawah Dinasti Qin.


Shang Yang/Wei YangShang Yang/Wei Yang
Han FeiHan Fei
Li SiLi Si

Source:  Buku Qin “Kaisar Terakota”, karya Michael Wicaksono dan http://fastnote.wordpress.com/legalisme-confusianisme/

About

mein_liebe.inc. Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Translate