WE ARE SHARE WHO WE ARE KNOW

PASUKAN KAMIKAZE

Share on :

Kamikaze (神風 kamikaze; secara harafiah berarti "angin dewa") adalah sebuah istilah bahasa Jepang yang berasal dari nama angin topan dalam legenda yang disebut-sebut telah menyelamatkan Jepang dari invasi Mongol pada tahun 1281.
"Kamikaze" dalam bahasa Inggris umumnya merujuk kepada serangan bunuh diri yang dilakukan awak pesawat Jepang pada akhir kampanye Pasifik Perang Dunia II terhadap kapal-kapal laut Sekutu sementara "kamikaze" dalam bahasa Jepang hanya merujuk kepada angin topan tersebut.
Dalam bahasa Jepang, istilah yang digunakan untuk memanggil unit-unit pelaku serangan-serangan bunuh diri tersebut adalah tokubetsu kōgeki tai (特別攻撃隊), yang secara harafiah berarti "unit serangan khusus." Ini biasanya disingkat menjadi tokkōtai (特攻隊). Pada Perang Dunia II, skuadron-skuadron bunuh diri yang berasal dari Angkatan Laut Kekaisaran Jepang disebut shinpū tokubetsu kōgeki tai (神風特別攻撃隊), di mana shinpū adalah bacaan on-yomi untuk karakter kanji yang sama yang membentuk perkataan kamikaze.
Sejak akhir Perang Dunia II, kata kamikaze sudah dipakai untuk jenis serangan bunuh diri yang lebih luas[rujukan?]. Contoh serangan kamikaze adalah serangan teroris ke gedung WTC di New York, Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2001.

Latar belakang

Bangsa Jepang, setelah kekalahan mereka di Pertempuran Pulau Midway pada Tahun 1942,mereka mempunyai momentum Untuk memulai Perang Pasifik (dikenal secara resmi sebagai Perang luar biasa Asia Timur di Jepang). Selama Tahun 1943-1944, angkatan perang Sekutu, didukung Oleh sektor industri yang maju dan sumber penghasilan yang cukup Kaya Mulai mengintai gerak gerik pasukan jepang. Pesawat pesawat tempur Jepang banyak yang kalah kelas dengan pesawat -pesawat tempur AS, terutama F4U Corsair dan P-51 Mustang.Karena kekalahan di pertempuran dan banyaknya pilot - pilot yang mati, jepang pun jadi kekurangan pilot - pilot trampil untuk dijadikan pilot kamikaze.
Pada 15 Juli tahun 1944, Saipan, pangkalan militer penting milik jepang Jepang, jatuh ketangan pasukan Sekutu.Penguasaan atas pangkalan militer Saipan Memungkinkan pasukan sekutu untuk menggunakan pesawat pembom Jarak Jauh Superfortress B-29 Untuk membumi hanguskan pulau utama jepang.Setelah Jatuhnya Pangkalan Militer Saipan, komando tertinggi Jepang meramalkan bahwa Sekutu akan mencoba Untuk segera menduduki Filipina, yang lokasinya strategis dan karena berada di ladang minyak antara Asia Tenggara dan Jepang.
Jepang mulai menggunakan taktik Kamikaze waktu itu karena merasa sudah tidak mampu lagi menerobos barisan armada tempur Amerika Serikat, dimana Angkatan Laut Jepang sendiri hampir habis dan Angkatan Daratnya kewalahan. Ide penggunaan pasukan khusus ini dicetuskan oleh Vice Admiral Kimpei Teraoka yang merupakan kepala staf komandan angkatan laut di Filipina yang mengeluh jika taktik biasa tidak mungkin dilakukan, mereka (Pasukan Jepang) haruslah menjadi manusia super. Ide ini kemudian direalisasikan oleh Vice Admiral Takejiro Onishi yang menggantikan Teraoka pada Oktober 1944 yang kemudian dikenal sebagai Bapak Kamikaze itu karena Onishi lah yang dianggap bertanggung jawab dalam pembentukannya. dalam waktu yang sama ditahun 1944, Lt Tanaka menekankan pukulan telak pada sasaran lawan ditekankan hanya bisa berhasil bila pilot ikut serta dalam pesawat roket itu sampai ke sasaran, bahkan dia bersedia menjadi orang yang pertama untuk melakukan itu.
Pasukan Serangan Khusus ini, demikian sebutan unit Kamikaze udara maupun laut itu (di Indonesia dikenal sebagai Jibaku-tai) ini sebenarnya bukanlah pertama kali dibentuk. Pada perang-perang sebelumnya, baik Perang Tiongkok-Jepang (1894-1895) dan Perang Rusia-Jepang (1905-1906), pasukan jepang membentuk unit kapal torpedo bunih diri (kaiten) untuk menyerang kapal perang Tiongkok dan Rusia.
Ramalan menjadi kenyataan pada 17 Oktober tahun 1944, ketika Pasukan Sekutu menyerang Pulau Suluan,Untuk memulai Pertempuran Leyte Gulf. Armada Udara ke1 Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, yang berpangkalan di Manila diberi tugas membantu kapal Jepang yang akan mencoba menghancurkan pasukan Sekutu di Leyte Gulf. Akan tetapi karena Armada Udara ke-1 Jepang pada waktu itu hanya mempunyai 40 pesawat : 34 Mitsubishi Zero Pesawat tempur. tiga Nakajima B6N Yaitu Pesawat Torpedo Bomber, satu Mitsubishi G4M dan dua Yokosuka P1Y pesawat pembom yang berpangkalan di daratan, dan satu pesawat pengintai.Misi Yang Di Hadapi Oleh angkatan perang udara Jepang jadi terlihat mustahil untuk dilalukan.Oleh karena Itu Seorang Komandan Armada Udara ke-1Yaitu Vice Admiral Takijiro Onishi memutuskan membentuk Suatu kesatuan serangan bunuh diri yaitu Special Attack Air Force kamikaze yang terdiri dari pilot-pilot berani mati.

Unit kamikaze yang pertama kali

Komander Asaiki Tamai Menyatakan bahwa sekelompok pilot muda berbakat sebanyak 23 orang yang sudah dilatihnya Akan segera bergabung dengan Special Attack Air Force kamikaze.Semua pilot mengangkat kedua tangan mereka, sebagai tanda bahwa mereka setuju untuk melaksanakan misi tersebut. Kemudian Tamai meminta Letnan Yukio Seki untuk memimpin special attack air force kamikaze.Seki Menutup matanya dan menunduk untuk berpikir selama sepuluh detik sebelum menjawab" biar aku yang melakukan hal itu". Yukio Seki terpilih menjadi pilot kamikaze yang ke 24 dalam unit kamikaze pertama ini.ada empat kesatuan unit serangan kamikaze yang pertama ini yaitu Unit Shikishima,Unit Yamato, Unit Asahi, dan Unit Yamazakura.
Nama-nama ini di ambil dari sebuah puisi patriotik yang di buat oleh sarjana klasik Jepang, Motoori Norinaga.yang bunyinya:
Jika seseorang bertanya tentang Yamato orang Jepang jiwa Shikishima kota di Jepang , Itu adalah bunga yamazakura bunga buah ceri gunung bahwa ialah fragrantdi Asahi Matahari Terbit.

Latihan

Para penerbang Kamikaze dilatih lebih keras dan berat. Segala sesuatunya harus lebih dari biasanya dan dipaksakan dalam waktu enam bulan untuk memperisapkan serangan yang diyakini menentukan nasib Jepang itu dimana para instruktur harus mempersiapkan ratusan pilot tanpa pengalaman menjadi pilot kamikaze. Banyak kasus trainee yang dipukul tongkat babu atau pemukul baseball bahkan hajaran dari instruktur. Mereka berlatih di tengah musim dingin, terbang di tengah badai salju berketinggian 1500 kaki. Tak sedikit pilot yang mengalami gangguan psikologis walau akhirnya bisa diatasi. Belum lagi latihan dengan Ohka yang cukup berbahaya. Saat latihan keras itu, Kepala Staf Komandan Angkatan Laut Kekaisaran, Admiral Noritake Toyoda sempat melakukan kunjungan pada bulan Desembernya untuk memberikan semangat dan terakhir, membuat foto bersama serta memberi hadiah berupa sebilah pedang pendek dan hachimaki berupa ikat kepala tradisional berwarna putih bertuliskan Jinrai Butai.
Saat untuk berangkat ke pangkalan Kyushu, para pilot berdoa dahulu di Kuil Yasukuni, Kuil Meiji dan pelataran Istana Kekaisaran Jepang, memohon kesuksesan misi mereka. Kebanyakan para orang tua diizinkan menungunjungi putra mereka saat misi mereka sudah dekat. Umumnya, sebelum mengucapkan perpisahan, sayonara, para orang tua menerima berbagai macam tanda mata dari putranya.
Pada tanggal 28 Juni 1945, Skadron Divine Thunderbolts atau Jinrai Butai bergerak ke arah paling selatan di pulau Kyushu. Disana mereka berpencar. Sebagian ke markas Pangkalan udara Angkatan Laut Izumi dan yang lain ada yang ke pangkalan Myakonojo .
Dari sini mereka ke Tomitaka, Usa, Oita dan ke pangkalan udara pusat Angkatan Laut di Kanoya. latihan tetap berjalan meski sorti pertama sudah dilakukan. Bila tidak berlatih, merka berlatih kendo, yudo, renang bahkan tenis.

Serangan yang pertama

Sedikitnya satu orang sumber menyebutkan pesawat Jepang yang menabrak USS Indiana dan USS Reno di pertempuran pulau midwaypada tahun 1944 adalah sebagai serangan kamikaze yang pertama Pada Perang Dunia II. akan Tetapi, ada sedikit bukti bahwa serangan ini adalah bukan sekedar dari tabarakan biasa tapi kemungkinan adalah sesuatu yang umum terjadi pada pertempuran laut dan udara. Kapten Masafumi Arima, panglima Armada Kecil Udara ke-26 Orang Yang kadang kadang di akui keberadaannya karena taktik kamikaze ciptaanya.
Arima yang secara pribadi memimpin sekitar 100 Yokosuka D4Y Suisei yaitu pesawat tempur jenis dive bomber milik jepang pada kapal induk USS Franklin di dekat Leyte Gulf pada tanggal 13 oktober tahun 1944.Walaupun Arima tewas dalam serangan itu, dan sebagian pesawat yang di kendarainya berhasil menabarak USS Franklin, tidak dijelaskan bahwa serangan ini adalah serangan bunuh diri terencana.
Menurut salah seorang saksi mata dari pasukan sekutu , kamikaze yang pertama menyerang dilakukan oleh seorang pilot yang tak dikenal, yang mungkin dari Angkatan Udara Tentara Kekaisaran Jepang, pada tanggal 21 Oktober tahun 1944.
Kapal Angkatan Laut australia, yaitu kapal penjelajah HMAS Australia, diserang oleh pesawat tak dikenal milik jepang Jepang yang tidak jauh dari Leyte Island.
Sedikitnya 30 orang Awak kapal meninggal akibat serangan ini termasuk seorang komandan, Kapten Emile Dechaineuxdan melukai Komodor John Collins yaitu panglima angkatan perang Australia.
Pada 25 Oktober, Australia kemabli diserang dan terpaksa mundur ke Hebrides Baru (sekarang Vanuatu) untuk memperbaiki kapal - kapal yang kerusakaannya tidak terlalu berat. Di Hari sama Kamikaze Special Attack Force melakukan misi pertamanya. Lima buah pesawat zero, yang dipimpin oleh Yukio Seki Berhasil menghancurkan Kapal penghancur( destroyer ) AS, USS St. Lo, walaupun hanya Sebuah pesawat yang berhasil menabrak kapal, Bom yang dibawa oleh peswat itu meledak dan menyebabkan gudang bom kapal meledak menenggelamkan kapal.
Karena banyak kapal perang pengangkut pesawat AS yang deknya terbuat dari kayu kapal - kapal perang AS Menjadi Rentan terhadap serangan kamikaze dari pada kapal - kapal perang milik inggris yang deknya terbuat dari baja.
HMAS Australia kembali Beroperasi pada Januari 1945; menjelang akhir perang dunia II kapal yang baru saja diperbaiki kembali di serang oleh kamikazes dan Menewaskan sebanyak 86 Awak kapal. Kapal lain yang selamat dalam Serangan ulang kamikazes selama Perang Dunia II Ternasuk USS Franklin dan USS Intrepid.

Gelombang serangan utama kamikaze

Puncak Serangan terjadi pada 6 April tahun 1945 di kepulauan Okinawa.Serangan kamikaze di kepulauan okinawa ini Dipusatkan untuk menghancurkan kapal kapal perusak(Destroyer) milik pasukan sekutu Serangan ini, Melibatkan sekitar 1.465 pesawat, Menciptakan kekacauan yang cukup besar tetapi menjelang akhir pertempuran, sedikitnya 21 kapal AS berhasil ditenggelamkan oleh kamikaze.
Karena waktu itu jepang masih kalah jauh dalam hal teknologi perang dari Pasukan Sekutu Jepang melatih pilot- pilot dari armada tempur udaranya untuk dijadikan pilot - pilot kamikaze yang cenderung lebih mudah bagi jepang Untuk menghancurkan pesawat -pesawat atau kapal -kapal milik pasukan sekutu.Pasukan angkatan laut sekutu juga sudah mulai mengembangkan teknik untuk menangkal serangan -serangan pilot - pilot kamikaze jepang seperti menembakki pesawat-pesawat kamikaze dengan senapan AA Gun Yang Ada di kapal- kapal perang ke arah pesawat - pesawat kamikaze yang terbang mwendekat ke arah kapal sebelum pesawat - pesawat kamikaze jepang menabrak kapal - kapal perang milik pasukan sekutu.Walaupun taktik seperti itu tidak bisa dipakai untuk melawan serangan - serangan pesawat kamikaze jepang yang menyerang dari sudut tinggi yaitu serangan khas pilot kamikaze yang menggunakan pesawat buatan jepang yang bernama ohka Selama tahun 1945, militer Jepang mulai menyimpan ratusan pesawat - pesawatnya untuk dipakai pada misi - misi kamikaze dan kapal bunuh diri untuk menghadapi aramada laut pasukan sekutu.

Penggunaan taktik bertahan untuk menangkal serangan udara

Ketika wilayah -wilayah Jepang yang strategis mulai menjadi sasaran pesawat pembom tipe B-29 milik pasukan sekutu apalagi setelah jatuhnya iwo jima ke tangan pasukan sekutu jepang mulai menggunakan taktik ini ( Taktik kamikaze ) Untuk Menangkal serangan - serangan yang dilakukan oleh pesawat - pesawat pembom tipe B-29 Milik pasukan sekutu. Tetapi taktik kamikaze yang dipakai untuk menghancurkan pesawat - pesawat pembom jenis B-29 milik pasukan sekutu tidak begitu sukses karena sudah terbukti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pesawat - pesawat kamikaze yang berhasil menghancurkan pesawat - pesawat pembom jenis B-29 milik pasukan sekutu daripada taktik kamikaze yang dipakai untuk menghancurkan kapal - kapal perang milik pasukan sekutu.faktanya dikarenakan pesawat pembom jenis B-29 milik pasukan sekutu juga mempunyai model persenjataan defensif yang hebat untuk melawan pesawat - pesawat kamikaze milik jepang akan tetapi pesawat macam meminta cukup banyak keterampilan dalam hal mengemudikan/menerbangkan pesawat.

Efek

Menjelang akhirPerang Dunia II, industri pesawat - pesawat terbang jepang yang saat itu berlokasi di pulau jawa wilayah RI telah mengorbankan 2.525 Buah pesawat terbang yang digunakan dalam misi - misi kamikaze dan angkatan udara jepang telah mengorbankan 1.387 pilot - pilot terbaiknya untuk digunakan dalam misi - misi yang sama pula ( Misi kamikaze-Red ) Menurut pengumuman resmi pihak militer jepang untuk melakukan misi menengelamkan 81 kapal dan merusakkan 195 buah kapal perusak ( Destroyer ) milik pasukan sekutu pihak militer jepang kehilangan hampir 80% dari kekuatan armada tempurnya.akan tetapi Pihak sekutu menyatakan bahwa Jepang memgerahkan Sekitar 2.800 Pilot Kamikaze yang menengelamkan 34 kapal Angkatan Laut, merusakkan 368 orang lain, membunuh 4.900 awak kapal, dan melukai di atas 4.800 orang pasukan sekutu. sekitar 20% dari jumlah kapal yang dimiliki pasukan sekutu tenggelam oleh serangan - serangan yang dilancarkan pilot - pilot kamikaze milik armada perang jepang saat itu.

Tradisi dan cerita rakyat

Militer Jepang tidak pernah mempunyai masalah dalam hal perekrutan sukarelawan untuk misi- misi kamikaze Akibatnya banyak pilot - pilot berpengalaman yang ditolak karena pertimabangan mereka terlalu berharga untuk dikorbankan karena masih banyak tugas yang lain yang harus diemban oleh pilot - pilot berpengalaman itu dri pada tugas sebagai pilot kamikaze. Rata-rata pelatih pilot - pilot kamikaze mencari mahasiswa di suatu universitas di jepang saat itu untuk dilatih menjadi sukarelawan dalam misi - misi kamikaze.Motivasi yang mendorong para sukarelawan itu bersedia untuk dilatih menjadi sukarelawan dalam misi - misi kamikaze cukup berbeda - beda dari yang terdorong oleh rasa patriotisme,hasrat untuk membawa kehormatan keluarga dan ajang untuk membuktikan kemampuan diri dengan cara yang ekstrem.Upacara istimewa yang sering diadakan sebelum misi kamikaze dilakukan/dilaksanakan yaitu pilot - pilot kamikaze memohon doa dari keluarga mereka dan diberi tanda jasa oleh petinggi militer jepang saat itu.hal - hal seperti itu dilakukan untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme terhadap bangsa dan untuk menarik lebih banyak lagi sukarelawan untuk bergabung dalam misi itu.
Penduduk di pulau Kikaijima yaitu pulau di sebelah timur Amami Oshima, mengatakan bahwa pilot - pilot dari kesatuan-kesatuan misi kamikaze sebelum mereka para pilot - pilot kamikze itu tiba ditujuan mereka terlebih dahulu menjatuhkan bunga sakura dari udara sewaktu mereka berangkat atas misi terakhir mereka.

Dewa dan Orang Suci

Bila seorang pilot Pesawat Ohka dan Kamikaze lainnya selesai melakukan misinya, Kementerian Angkatan Laut akan mengirimkan surat kepada orang tua pilot tersebut mengenai kematian yang berani demi kehormatan negara. Bukan itu saja, radio dan koran yang menjadi suara pemerintah dalam hal ini. Segala macam serangan Kamikaze dianggap sebagai Divine Heroes. Orang Jepang cenderung menganggap kematian selama masa perang merupakan bunga sakura yang berguguran. Dimana setelah pilot dan pelaut itu meninggal mereka akan bertemu kembali di Altar Kuil Yasukuni di Tokyo. Pilot Kamikaze juga diperlakukan sebagai dewa dan orang suci. Mereka disebut sebagai washi-kami (dewa elang) dan kaminari-kami (dewa guntur). Admiral Onishi sendiri mengatakan sukarelawan kamikaze pertama juga dianggap dewa.
Semua pilot Kamikaze sama seperti anggota lain yang gugur, menerima promosi anumerta dan dekorasi.

Akhir Peperangan

Saat perang berakhir tanggal 15 Agustus tinggal 54 dari 200 pilot Ohka dan Kembu yang masih hidup. Secara keseluruhan, sekitar 4500 pilot kamikaze (2500 pilot Angkatan Laut dan 2000 pilot Angkatan Darat) yang menabrakkan diri sampai mati dalam waktu sekitar 10 bulan puncak penyerangan mereka.
Penerbangan Kamikaze terakhir dilakukan pada hari terakhir perang ketika sebuah penerbangan dari 11 Pembom Judy, masing-masing membawa bom seberat 880 kg berangkat dari Pangkalan Udara Angkatan Laun Oita di Kyushu menuju Okinawa. Misi jam ke-11 itu dipimpin sendiri oleh Vice Admiral Matome Ugaki, komandan Armada Udara ke-5 yang ingin mati sebagai seorang samurai karena merasa, "Saya sudah mengirim begitu banyak pilot untuk mati".
Kalahnya Jepang juga memukul organisator unit Kamikaze pertama Vice Admiral Tekijiro Ohnishi. Pada hari itu dia memanggil padar staf perwiranya di kediaman resminya. Saat pertemuan terakhir Ohnishi menuliskan pesan terakhir "Untuk jiwa-jiwa tentaraku saya menghaturkan penghargaan setinggi-tingginya untuk keberanian yang telah dilakukan. Dalam kematian aku minta maaf kepada jiwa-jiwa para pemberani ini dan juga kepada keluarganya".
Melengkapi testamennya yang terakhir, pada pagi harinya tanggal 16 Agustus, Ohnishi menghunjamkan pedang samurainya ke bagian perutnya. Ia melakukan upacara bunuh diri tradisional, hara-kiri (seppuku).
SEDIKIT TAMBAHAN,MUNGKIN AGAK PANJANG...

Kamikaze Sebagai Sebuah Kehormatan


3 Votes

“Jika dilakukan sekali, dua kali, atau tiga kali, kamikaze bisa menjadi serangan pengejut. Tetapi, jika dilakukan sampai sepuluh bulan, Kaisar Hirohito harus menghentikannya…”
Tidak ada pengorbanan yang lebih tinggi dari seseorang yang menyerahkan nyawanya untuk sebuah perjuangan. Apakah itu perjuangan untuk keluarga, sahabat, atau negaranya. Dalam sejarah peperangan di sejumlah negara, kita tentu sering mendengar tentang pengorbanan jenis ini. Namun, sepanjang sejarah peradaban manusia, tampaknya tak ada yang seradikal seperti yang dilakukan pilot-pilot muda Jepang.
Jika pengorbanan nyawa yang terjadi di sejumlah negara hanya dilakukan seorang atau sekelompok pejuang dalam keadaan terdesak; dalam sejarah peperangan Jepang di Pasifik (1944), mereka siap mengorbankan nyawa dalam unit-unit khusus yang telah dipersiapkan dengan taktik menabrakkan pesawat yang mereka kemudikan ke kapal-kapal perang Amerika. Jepang menjuluki serangan yang tak biasa ini sebagai kamikaze atau yang dalam bahasa mereka berarti Angin Dewa.
Pasukan kamikaze bernama Tokkotai ini sejatinya dibentuk oleh Laksamana Madya Tokijiro Ohnisi, Panglima Armada Udara Pertama yang membawahi seluruh kekuatan udara Jepang di Filipina. Ia mengaku mendapat perintah dan kepercayaan dari Markas Besar Kekaisaran Jepang
untuk mendukung Armada Kedua Jepang yang akan memukul mundur kekuatan Amerika. Kekuatan Amerika harus diberi “perlakuan khusus” karena telah menjebol garis pertahanan utama Jepang di Pasifik, yakni di Nugini dan Kepulauan Mariana.
Kesatuan udara kamikaze ,bentukan Ohnisi akan lebih dulu menghantam armada kapal induk Amerika agar kekuatan udara AL AS tak mengganggu serangan armada laut Jepang. Pertempuran yang akan menentukan posisi Jepang di Asia Pasifik ini akan digelar di Formosa (kini Taiwan), Kepulauan Ryukyu dan tanah Jepang. Operasi militer yang dimulai 18 Oktober 1944 ini sendiri diberi nama Sho, yang artinya adalah kemenangan.
Sho benar-benar memukau. Tentara AS amat terkesima menyaksikan serangan nekad yang sulit dinalar ini. Bagaimana tidak? Para pilot muda kamikaze itu dengan beraninya menukik untuk kemudian menabrakkan pesawat-pesawat mereka ke kapal-kapal perang AS. Setiap pesawat rata-rata membawa bom seberat 250 kg. Pasukan kamikaze juga “men- girim” bom-bom terbang yang dikendalikan pilot. Menurut Ohnisi, hanya dengan cara inilah efektivitas kekuatan udara negerinya akan ada pada tingkat maksimal.
Kondisi kapal perang Bunker Hill (CV-17) yang dalam 30 menit dihajar kamikaze Zero sampai dua kali. Akibat kerusakan parah yang dialami, Bunker Hill akhirnya tidak bisa lagi turun ke medan perang.
Kamikaze pertama dilakukan oleh Laksamana Madya Masafumi Arima, komandan Armada Udara ke-26 pada 15 Oktober 1944. Tatkala memimpin 100 pembom tukik Yokosuka D4Y, is tiba-tiba menukikkan pesawatnya ke arah kapal induk USS Franklin. Kapal itu pun hancur. Pangkat Arima kemudian dinaikkan setingkat menjadi Laksamana.
Hingga kini, seberapa besar jumlah kapal perang yang berhasil dihancurkan pasukan kamikaze masih menjadi perdebatan sejumlah pihak. Menurut catatan AU AS, Jepang setidaknya telah melancarkan 2.800 serangan kamikaze dan menenggelamkan 34 kapal perang. Kamikaze juga telah merusak 368 kapal, membunuh 4.900 pelaut, serta melukai 4.800 orang lainnya.
Meski sudah melawan matimatian, Jepang toh tak bisa menepis kekalahan. Born atom yang dijatuhkan AS di Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945 benar-benar mengandaskan ambisi Jepang yang ngin menguasai Asia Pasifik. Rakyat Indonesia sendiri tak akan pernah melupakan kekejaman Jepang yang selalu ingin disebut Pemimpin Asia, Pelindung Asia dan Cahaya Asia itu.
Sukar dinalar Kekalahan, dalam tradisi dan kebudayaan Jepang, ternyata merupakan fakta yang amat memalukan. Secara turun temurun orang Jepang seperti sudah mewarisi watak untuk pantang menerima kekalahan. Dalam pekerjaan dan cita-cita, mereka akan berusaha merengkuhnya dengan gigih. Sementara dalam bertempur, mereka akan berusaha menundukkan musuh-musuhnya hingga titik darah terakhir.
Pada saat yang sangat kritikal, tentara Jepang kerap dirasuki semangat Bushido: loyal dan menjunjung tinggi kehormatan sampai mati. Inilah yang luar biasa dan tak dimiliki bangsa-bangsa lain. Semangat ini merupakan warisan utama dari tradisi Samurai – para pejuang yang menjadi pendahulu mereka. Mereka berjuang demi kehormatan bangsa dan Kaisar, kalau perlu sampai menyerahkan nyawa.
Bushido adalah buah keyakinan, dan yang namanya keyakinan memang sukar dinalar. Itu sebab, hanya kesima dan guman tak masuk akal saja yang muncul jika kita ingin memahami keyakinan yang mendasari keberanian untuk mengorbankan nyawa itu. Ketika semangat kamikaze sudah merasuk ke dalam jiwa, tindakan mereka seolah tak lagi masuk akal.
Foto ini diambil pada 26 Mei 1945. Terlihat Corporal Yukio Araki, memegang anak anjing, diabadikan bersama empat pilot lainnya dari 72nd Shinbu Squadron di Bansei, Kagoshima. Araki gugur sehari kemudian padausia 17 tahun dalam misi bunuh diri diatas kapal perang Sekutu di dekat Okinawa
Semangat bushido tumbuh, hidup dan dipelihara di lingkungan Samurai – kelompok pejuang kelas menengah-atas yang rela mengorbankankan nyawa demi mempertahankan budaya dan kekuasaan Kaisar. Bagi mereka, Kaisar adalah titisan Dewa Matahari yang harus dijaga keberadaannya. Mereka akan berjuang habis-habisan dengan seluruh skill dalam berlaga. Meski kaum Samurai hanya hidup antara tahun 905 hingga pengujung abad ke-12, semangatnya masih tertanam dalam sanubari kebanyakan orang Jepang, hingga sekarang.
Selain didasari semangat Bushido, keberanian mengorbankan nyawa juga dilandasi sentimen nasionalisme akibat ketaatan yang amat tinggi terhadap Shinto – agama yang dianut hampir seluruh orang Jepang. Shinto juga menanamkan pegangan hidup agar menaruh hormat kepada negara dan Kaisar. Lewat Shinto mereka menyakini, bahwa dengan mengorbankan nyawa, roh akan menjadi “eirei” atau penjaga negara.
Nama pasukan kamikaze yang gugur di medan tugas akan diabadikan di Kuil Yasukuni. Penganut Shinto yang fanatik akan merasa terhormat jika namanya diabadikan di kuil ini. to karena Yasukuni merupakan satu-satunya kuil di Jepang yang tin dikunjungi Kaisar. Kaisar an mengunjunginya dua kali lam setahun. Penderitaan an pengorbanan mereka akan seta-merta terbayar setelah Sang n,Dewa Matahari menyamarldpa dan penghargaan khu,atau tidak, keyakinan tertanam sejak dini, dalam benak orang-orang Jepang.
Meski begitu, toh ada juga sekolompok orang Jepang yang memandang keyakinan itu amat berlebihan atau mengada-ada. Tsuneo Watanabe Redaksi harian Yomiuri Shimbun, misalnya, menganggap bahwa cerita tentang pilot-pilot muda yang mau melakukan serangan kamikaze dengan gagah be rani dan bahagia melakukannya sebagai bohong belaka. Mereka lebih meyakini semua itu dilakukan dengan keterpaksaan. Mereka adalah pemuda Jepang yang tersesat di “rumah pembantaian”.
“Mereka tertunduk, sebagian tak sanggup berdiri, sehingga harus dipaksa masuk ke dalam kokpit,” ungkap Watanabe, mengisahkan penderitaan pilot-pilot muda yang direkrut masuk ke dalam kesatuan udara kamikaze.
Saburo Sakai, salah satu aces kenamaan Jepang dari masa Perang Pasifik, bahkan termasuk orang yang memandang miris pasukan ini. Terlebih karena sebagian dari pilot-pilot muda itu adalah murid-muridnya sendiri. Ia tak habis pikir, mengapa pimpinan Tentara Jepang sampai membentuk pasukan bunuh diri.
Di mata Saburo Sakai yang tutup usia pada tahun 2000 akibat serangan jantung, kamikaze adalah blunder tentara Jepang. Hingga di pungujung usianya, dia mengaku kecewa dan masih sering membayangkan wajah murid-muridnya yang gugur dengan cara yang konyol itu. “Pimpinan Tentara Jepang telah berbohong bahwa para pilot kamikaze telah menyerahkan diri secara sukarela. Mereka berbohong.” Menurutnya, kamikaze memang bisa digunakan sebagai serangan kejut, dan ini memang merupakan salah satu taktik perang. Namun taktik seperti ini hanya efektifjika dilakukan sekali, dua kali, atau tiga kali. Tetapi jika dilakukan sampai sepuluh bulan, kamikaze sudah sangat berlebihan. Tak akan ada artinya lagi. Kaisar Hirohito sebenarnya hams menghentikan serangan ini.
Apa pun itu, meski akhirnya ditentang sekali pun, kamikaze tetap menjadi legenda yang selalu hidup. Yang tak pernah terlupakan, meski lawan yang diahadapi adalah negara superhebat yang memiliki berbagai keunggulan dan tak pernah habis diceritakan.
SOURCE:
  • http://sejarahperang.wordpress.com/2011/01/08/kamikaze-sebagai-sebuah-kehormatan/
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Kamikaze

0 komentar on PASUKAN KAMIKAZE :

About

mein_liebe.inc. Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Translate